Sejarah Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang Diperingati Setiap 21 Februari

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) untuk mengenang insiden yang menimbulkan korban jiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.

oleh Putu Elmira diperbarui 21 Feb 2022, 08:34 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2022, 08:08 WIB
Hari Peduli Sampah Nasional
Petugas polisi melakukan aksi bersih-bersih Pantai Cipta Semarang, Kamis (21/2). Mereka yang mengikuti aksi ini terdiri dari anggota Direktorat Polairud Polda Jateng, Polresbes Semarang, Bhayangkari Polda Jateng, TNI Angkatan Laut,. (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh setiap 21 Februari dicanangkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Peringatan ini guna mengenang peristiwa yang terjadi di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005.

Dikutip dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup Kendal, Senin (21/2/2022), gunung sampah di TPA itu telah merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa pada tanggal tersebut terjadi peristiwa Leuwigajah. Insiden itu terjadi karena curah hujan tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah.

Sebanyak 157 jiwa meninggal dunia dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta. Hal tersebut akibat desa-desa tersebut tergulung longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.

Berdasarkan siaran pers yang dikutip dari laman resmi PPID KLHK, Senin (21/2/2022), HPSN kembali mengingatkan bahwa persoalan sampah harus jadi perhatian utama. Hal ini merujuk pada penanganan dan pengelolaannya yang membutuhkan peran serta seluruh komponen masyarakat.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (B3), Rosa Vivien Ratnawati menyebut tema HPSN 2022 ini adalah menyinergikan tiga program utama KLHK. Fokus utama tersebut merupakan pengelolaan sampah, pengendalian perubahan iklim dalam hal pengurangan emisi di program kampung iklim (Proklim), serta Perhutanan Sosial.

HPSN 2022 mengusung tema "Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim". Peringatan di tahun ini diharapkan menjadi platform memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong untuk mengendalikan dampak perubahan iklim yang timbul dari sektor sampah di tingkat masyarakat terkecil.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Target

FOTO: Musim Hujan, Volume Sampah Sungai di Jakarta Meningkat
Petugas UPK Badan Air DLH Provinsi DKI Jakarta mengangkut sampah sungai memakai alat berat di TPSS Perintis Kemerdekaan, Jakarta, Selasa (16/2/2021). TPSS Perintis Kemerdekaan jadi penampungan sementara sampah sungai di Jakarta Timur, Selatan, Pusat, dan Kelapa Gading. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

"Targetnya seluruh Proklim di Indonesia akan didampingi untuk pengelolaan dan pengurangan sampah hingga dapat berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagai upaya pengendalian perubahan iklim," kata Vivien.

Ia melanjutkan bahwa jika pada tahun lalu pihaknya mengampanyekan pengelolaan sampah, di 2022 ini lebih bergerak agar pengelolaan sampah juga turut berkontribusi dalam pengurangan emisi GRK. Pihaknya mengemas mulai dari Proklim.

"Jika semua sudah bergerak, maka akan berkontribusi dalam pengurangan emisi. Kami bekerja sama dengan Direktorat Jenderal lain di KLHK yang memiliki stakeholder masyarakat," tambahnya.

Pendekatan 3R

Ilustrasi daur ulang
Ilustrasi daur ulang (sumber: Pixabay)

HPSN menjadi salah satu pendorong membangun kesadaran publik dalam upaya-upaya pengurangan sampah. Kini, platform HPSN ditingkatkan peranannya pada aktualisasi produktivitas masyarakat.

Hal tersebut tercermin dari upaya-upaya pencegahan dan pengendalian penanganan sampah yang dapat berkontribusi nyata dalam mengembangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan berdampak positif terhadap upaya pengendalian perubahan iklim. Pemerintah telah menetapkan strategi dan pelaksanaan pengelolaan sampah dalam bentuk kebijakan dan kapasitas kelembagaan di tingkat lokal, pengelolaan air limbah perkotaan, pengurangan sampah di TPA.

Langkah itu terwujud dalam mempromosikan pendekatan "Reduce, Reuse, Recycle" dan pemanfaatan sampah menjadi bahan baku energi. Masyarakat pun dilibatkan dalam beragam upaya, dimulai dari penanganan sampah di rumah tangga, kelompok masyarakat kecil mulai dari tingkat RT, RW, Lingkungan Pedukuhan, hingga Kelurahan dan yang lebih luas lagi, dalam satu entitas pemukiman.

Pelibatan Masyarakat

Ilustrasi sampah plastik
Ilustrasi sampah plastik (dok.unsplash/ Nick Fewings)

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga masyarakat pada lokasi ProKlim, termasuk pengelolaan sampahnya, dapat menjadi contoh nyata pelaksanaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Upaya ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi risiko bencana akibat perubahan iklim.

Isu perubahan iklim juga menjadi salah satu bahasan utama dalam pertemuan G20 yang akan berlangsung di Indonesia pada tahun ini. Pengelolaan sampah akan menjadi pendukung pengendalian perubahan iklim yang akan dilakukan Indonesia dan akan menjadi salah satu isu utama yang akan disampaikan dalam pertemuan tersebut, dan Indonesia berperan besar sebagai Presidensi Pertemuan G20 kali ini.

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi
Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya