Apa Manfaat Indonesia Raih Peringkat 2 se-ASEAN dalam Travel and Tourism Development Index 2021?

Indonesia berhasil menempati posisi ke-32 di Travel and Tourism Development Index 2021, yang berarti naik 12 peringkat dari sebelumnya.

oleh Putu Elmira diperbarui 30 Mei 2022, 21:01 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2022, 21:01 WIB
Keindahan Pantai Pasut Tabanan yang Sepi dari Wisatawan
Warga menikmati suasana Pantai Pasut, Tabanan, Bali, Sabtu (4/9/2021). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut okupansi di berbagai destinasi wisata di Bali masih mengalami kontraksi signifikan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Perlahan-lahan geliat dan optimisme bangkitnya pariwisata Indonesia kian terasa. Berdasarkan World Economic Forum Travel and Tourism Development Index 2021 dengan tema "Rebuilding for a Sustainable and Resilient Future" yang baru saja dirilis pada Mei 2022, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-32.

"(Indonesia) Naik 12 posisi dari 117 negara di seluruh dunia. 12 peringkat ini kita capai jika dibanding dengan backdrop dari pada pandemi Covid-19 yang harus kita lalui dan begitu banyak kendala, tapi ternyata ada beberapa poin yang kita berhasil lakukan secara substantif," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin (30/5/2022).

Sandiaga Uno melanjutkan, di kawasan Asia Pasifik, sektor pariwisata Tanah Air juga berhasil masuk deretan 10 besar, yakni menempati peringkat ke-2. Di atas Indonesia masih ada beberapa negara unggul. Sementara di ASEAN, Indonesia berada di posisi 2, di bawah Singapura, karena berhasil melampaui capaian dari negara-negara tetangga.

"Jadi di Asia Pasifik ini adalah kawasan dengan kinerja di sektor pariwisata tertinggi kedua di dunia dan Indonesia ada di posisi yang sangat bisa dikategorikan luar biasa," tambah Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno mengaku sudah menyampaikan kabar tersebut kepada Presiden Joko Widodo. Dikatakan Sandiaga, Jokowi meminta Kemenparekraf untuk kian luas menyuarakan prestasi Indonesia di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini.

"Bahwa di tengah badai pandemi, di tengah kesulitan yang kita hadapi, di tengah anggaran yang terus dikurangi, tapi kita mampu meningkatkan indeks kita 12 peringkat dan secara mantap dan signifikan ada dijajaran atas dari sektor pariwisata kita," tambah Sandiaga Uno.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Upaya Peningkatan

Pantai Kuta, Bali
Potret Jumat, 1 Januari 2021 di Pantai Kuta, Bali, yang biasanya dipadati pelancong sepanjang tahun, kini tampak sepi karena dampak pandemi corona Covid-19. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Selanjutnya, jajarannya akan kembali mempelajari indikator-indikator dalam TTDI 2022 sebagai langkah awal untuk semakin meningkatkan pencapaian Indonesia di tahun-tahun yang akan datang.

"Karena ada 112 indikator dan kita akan melibatkan kementerian lembaga yang lain terkait dengan pemutakhiran data karena kita tidak bisa kerja sendiri," terang Sandiaga Uno.

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya juga akan meningkatkan koordinasi lintas sektor kementerian lembaga, termasuk akan merangkul pemerintah daerah. Pihaknya juga akan menerbitkan versi Indonesia dari Travel and Tourism Index atau Indeks Pariwisata dan Perjalanan Indonesia.

"Untuk membangkitkan semangat mulai dari teman-teman di provinsi, kabupaten, kota, sampai ke tingkat desa wisata," lanjutnya.

Melesatnya Indonesia 12 peringkat di Travel and Tourism Develompment Index 2021 diklaim membawa keuntungan bagi sektor parekraf Tanah Air. Dikatakan Sandiaga Uno, pencapaian ini membawa reputasi Indonesia kian apik di mata dunia.

"Keuntungannya sangat riil, reputasi Indonesia di mata dunia, terutama berkaitan dengan kebangkitan ekonomi, kebangkitan pariwisata, terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja akan semakin baik," ungkap Sandiaga Uno.


Citra Baik Indonesia di Mata Dunia

Ilustrasi pariwisata Bali
Ilustrasi pariwisata Bali (dok. Unsplash.com/Jeremy Bioshop)

 

Capaian yang membuat Indonesia mengungguli Thailand dan Malaysia juga menunjukkan Tanah Air sebagai destinasi yang prioritas untuk berinteraksi. Hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki beberapa keunggulan yang sudah ditransformasikan.

"Dan sudah dicapai untuk digunakan sebagai potensi menggaet para investor, membuka peluang usaha, membangun hotel, membangun restoran, membangun kafe, membangun juga kegiatan-kegiatan berbasis pariwisata yang berkelanjutan dan pariwisata yang berkualitas, harapanya kita akan terus bisa menjaga reputasi ini," jelasnya.

Di sisi lain, pencapaian itu tidak akan disertai peningkatan anggaran untuk kementerian yang dipimpinnya. Ia menyatakan sinyal pengetatan anggaran sudah disampaikan Kementerian Keuangan, mengingat bujet yang tersedia akan diprioritaskan untuk sektor pangan dan energi yang terdampak gejolak geopolitik global.

Dkutip dari situs webnya, Senin (30/5/2022), laporan TTDI 2021 menyoroti penanaman inklusivitas, keberlanjutan, dan ketahanan pada sektor perjalanan dan pariwisata agar terus jadi pendorong konektivitas global, perdamaian, serta kemajuan ekonomi dan sosial. Tertulis bahwa TTDI 2021 adalah bagian dari evolusi seri Competitiveness Index (TTCI) berusia 15 tahun.

"Ini berfungsi sebagai alat benchmarking strategis untuk pembuat kebijakan, perusahaan, serta pelengkap sektor perjalanan dan pariwisata untuk memajukan pembangunan masa depan," demikian bunyi keterangan tersebut.


Skor Indonesia

Melihat Interaksi Komodo dengan Manusia di Pulau Rinca
Komodo berkeliaran di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Pulau Rinca dapat dijangkau selama dua jam dari Labuan Bajo dengan menggunakan perahu kayu. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Tema publikasi laporan tahun ini adalah "membangun kembali masa depan yang berkelanjutan dan tangguh." Indikator TTDI 2021 adalah kumpulan faktor dan kebijakan yang memungkinkan keberlanjutan, serta pengembangan sektor perjalanan dan pariwisata yang tangguh, sehingga akhirnya bisa berkontribusi pada pengembangan negara.

Sebagian besar perbedaan kerangka kerja dan metodologi yang menonjol antara TTCI dan TTDI, termasuk penambahan pilar baru, seperti sumber daya non-kenyamanan, ketahanan dan kondisi sosial ekonomi, serta tekanan dan dampak permintaan. Indeks ini terdiri dari lima sub-indeks, 17 pilar, dan 112 indikator individu dalam pilar berbeda.

Dari penilaian secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat ke-32 dengan skor 4,4, setara dengan Estonia, Polandia, dan Siprus. Posisi ini membuat Negeri Khatulistiwa melompat 12 peringkat dari laporan indeks sebelumnya pada 2019. Pada indeks pilar "Sumber Daya Alam" Indonesia berada di peringkat ke-8, mengungguli Prancis dan Kolombia.

Indonesia juga masuk 10 besar, tepatnya pada peringat ke-4, dalam kategori "Kebijakan Perjalanan dan Pariwisata, serta Kinerja yang Memungkinkan." Hasil TTDI yang relatif stagnan memperkuat asumsi situasi sulit yang dihadapi sektor perjalanan dan pariwisata selama pandemi COVID-19.

Rata-rata, skor TTDI meningkat sekitar 0,1 persen antara 2019 dan 2021. Tercatat hanya 39 dari 117 ekonomi yang tercakup oleh indeks meningkat lebih dari satu persen, 51 meningkat atau menurun dalam kisaran satu persen, dan 27 menurun lebih dari satu persen.

Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya