Prestasi Batavia Madrigal Singers Mendunia, Kemenparekraf Akui Sektor Musik Punya Potensi Besar

Kemenangan Batavia Madrigal Singers menambah deretan panjang prestasi para musisi dalam negeri yang berhasil mengharumkan Indonesia di mata dunia.

oleh Henry diperbarui 12 Jul 2022, 07:03 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2022, 07:03 WIB
Batavia Madrigal Singers Raih Juara Umum di Kompetisi Paduan Suara Tingkat Dunia
Batavia Madrigal Singers.  Doc: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi prestasi internasional yang diraih Batavia Madrigal Singers (BMS) di European Grand Prix (EGP) for Choral Singing. Hal itu menunjukkan bahwa paduan suara Indonesia sudah diperhitungkan di tingkat dunia.

Berkat pencapaian membanggakan itu, Batavia Madrigal Singers syukuran atas keberhasilan meraih juara pertama dalam kompetisi 32nd European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 yang digelar di Grand Theatre kota Tours, Prancis. Kejuaraan European Grand Prix for Choral Singing (EGP) hanya dapat diikuti oleh paduan suara yang menjadi juara umum dari 6 (enam) kompetisi paling bergengsi di Eropa.

BMS bisa mengikuti kejuaraan EGP2022 karena pada 2019 berhasil menjadi juara umum dalam kompetisi Certamen Coral de Tolosa (Tolosa Choral Competition) di Spanyol.

Acara syukuran ikut dihadiri oleh Sandiaga Uno beserta para jajarannya di Kemenparekraf. Dalam kata sambutannya, Sandiaga Uno mengatakan kemenangan itu menambah deretan panjang prestasi para musisi dalam negeri yang berhasil membawa nama harum Indonesia di mata dunia.

"Saya atas nama pemerintah Republik Indonesia dan Kemenparekraf mengucapkan selamat atas kemenangan yang diraih BMS. Sub sektor musik punyai potensi yang luar biasa. Sektor ini menyumbang sekitar Rp6 triliun atau sekitar 0,53% dari PDB tahun 2020," ucap Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Ternyata tak hanya musik, tapi ada beberapa sub sektor ekonomi kreatif yang terpotret oleh penampilan BMS ini, menurut Sandiaga. Pertama adalah dari fashion, baju yang digunakan sangat bagus sekali. Kedua adalah kriya, yaitu ornamen yang dipakai para penyanyi sangat distinctive dan ini merupakan kebanggaan ekonomi kreatif Indonesia juga.

"Perlu diketahui tahun lalu kita memecahkan rekor dalam ekspor ekonomi kreatif yang melebihi 21,8 miliar dolar AS yang didominasi oleh fashion dan kriya. Terakhir adalah seni pertunjukkan dengan menggabungkan nyanyi, tarian dan hentakan yang menjadi kekhasan dari budaya Indonesia. Saya doakan BMS terus membawa nama harum bangsa Indonesia dengan prestasi-prestasinya," harap pria yang biasa disapa Sandi ini.

Kedepannya pemerintah akan berkolaborasi dalam hal pemasaran ekonomi kreatif termasuk musik akan mendapat bantuan dalam hal distribusi pada channel yang dimiliki dan diketahui pemerintah.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Keunggulan Budaya

Jumpa Pers Mesut Ozil
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno memberikan sambutan saat saat jumpa pers di Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Rabu (25/05/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

"Sub sektor musik, film dan animasi, kami punya beberapa program dari pelatihan hingga pendampingan. Makna kemenangan BMS untuk pemerintah ini menjadi kebanggaan tentunya karena ini membuktikan Indonesia sudah diperhitungkan di tingkat dunia bahkan bisa dibilang menjadi tatanan teratas khususnya untuk paduan suara," pungkas Sandi.

Menparekraf juga mengunggah acara syukuran kemenangan BMS di akun Instagram pribadinya pada Senin, 11 Juli 2022. "Juara di Eropa, paduan suara asal Indonesia @bataviamadrigalsingers sukses pukau dunia! 👏👏," tulis Sandi di awal keterangan video unggahannya.

"BMS juga sukses menampilkan beberapa keunggulan budaya kita, seperti busana yang dipadupadankan dengan kain lurik dan batik, serta aneka perhiasan khas daerah di Nusantara. Kereeen!" lanjutnya.

Bukan kali ini saja, BMS mengukir kemenangan dan membawa harum nama Indonesia di luar negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, BMS telah memenangkan beberapa kompetisi seperti tahun 2014 meraih 3 gelar di Florilège Vocal de Tours, Prancis. Pada 2015 BMS berhasil meraih Juara III dan termasuk salah satu dari 10 paduan suara terbaik yang lolos seleksi untuk berpartisipasi di Marktoberdorf, Jerman, kategori Mixed Choir.

Di tahun 2016, BMS meraih 3 gelar pada 48th Tolosa Choral Contest di Spanyol dan tahun 2018 meraih Juara I pada kompetisi “50th Tolosa Choral Contest”. Pada 2019 kembali meraih 3 gelar pada Florilege Vocal de Tours di kota Tours, Perancis dan di tahun yang sama juga meraih 2 gelar dan juara umum pada 51st Tolosa Choral Contest yang mengantarkan BMS dapat berkompetisi di ajang 32nd European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 ini.

Peran Avip Priatna

Puji Prestasi Mendunia Batavia Madrigal Singers, Kemenparekraf Akui Sektor Musik Punya Potensi Besar
Puji Prestasi Mendunia Batavia Madrigal Singers, Kemenparekraf Akui Sektor Musik Punya Potensi Besar.  foto:  dok. Batavia Madrigal Singers

Kemenangan ini, tak lepas dari kepemimpinan Avip Priatna selaku Direktur The Resonanz Music untuk terus melatih BMS yang merupakan salah satu kelompok musik yang bernaung di bawah The Resonanz Music.

"Saya bersama teman-teman BMS tentunya sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemenangan ini. Tentunya pencapaian ini tidak luput dari dukungan dan doa dari berbagai pihak. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung. Semoga kedepannya pemerintah Indonesia juga dapat mendukung BMS dan the Resonanz Music dalam mewujudkan misinya, membawa harum bangsa Indonesia melalui musik," tutur Avip Priatna.

Sebelumnya, pada 19 Juni 2022, Batavia Madrigal Singers mengikuti kompetisi 32nd European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 dan menjadi juara. Pada kompetisi ini, BMS diperkuat dengan 44 orang penyanyi dan 1 pianis yang dikonduktori oleh maestro Avip Priatna.

Mereka membawakan enam buah karya, yaitu Paroles Contre L’oubli karya Thierry Machuel, Deus in Auditorium Meum Intende karya Juan Gutiérrez de Padilla, Love’s Tempest karya Edward Elgar, Stabat Mater karya József Karai, Der Frühlingswind karya Toyotaka Tsuchida, dan Hentakan Jiwa karya Ken Steven.

Selain BMS, turut berlaga pada ajang EGP kali ini adalah Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjajaran dari Indonesia (juara umum Concorso Polifónico Guido d'Arezzo 2019), Jāzeps Vitols Latvian Music Academy Mixed Choir dari Latvia (juara umum International Choir Competition Gallus) dan Choir SŌLA of the Latvian Academy of Culture yang juga dari Latvia (juara umum Florilège Vocal de Tours).

Penghargaan dari Austria

[Bintang] Avip Priatna Tribute To Michael Jackson
Avip Priatna Tribute To Michael Jackson

Ada tujuh orang juri yang menilai penampilan-penampilan dari para kandidat, yaitu Brady Allred, konduktor dari Salt Lake City, Amerika Serikat, Martina Batič konduktor dari Slovenia, Roland Hayrabedian konduktor dari Perancis, Simon Kim Phipps, konduktor dari Inggris, Mikael Wedar, konduktor dari Swedia, dan Adrian Pop, seorang komposer dari Rumania.

Prestasi membanggakan juga diraih Avip di tahun lalu. Mag.Art, salah satu konduktor paduan suara dan orkestra terkemuka di Indonesia berhasil meraih penghargaan tertinggi dari Pemerintah Republik Austria.

Avip mendapatkan Medali Emas The Decoration of Honour in Gold for Services to the Republic of Austria atau Order of Merit of the Austrian Republic (Ehrenzeichen für Verdienste um die Republik Österreich). Penghargaan ini diperolehnya karena aktif dalam membina kerja sama dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Austria.

Ia juga mempromosikan Austria sebagai negara musik dan budaya, termasuk membantu para artis dan musisi Austria untuk tampil di Indonesia dan juga sebaliknya. Avip juga dinilai konsisten menyelenggarakan sejumlah konser musik di Indonesia.

"Ini jadi kebanggaan sekaligus kejutan bagi saya diberi kepercayaan oleh Pemerintah Republik Austria untuk menerima penghargaan ini. Saya jadi makin bersemangat mengembangkan musik klasik dan paduan suara yang bisa dinikmati banyak orang, terutama generasi muda agar lebih dekat musik simfoni, baik orkestra maupun lokal," kata Avip.

Infografis Pro dan Kontra RUU Permusikan
Infografis Pro dan Kontra RUU Permusikan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya