6 Fakta Menarik Bangkalan, Kota Zikir dan Selawat di Madura

Kabupaten Bangkalan di Madura sudah punya modal infrastruktur pendukung untuk konsep wisata halal.

oleh Henry diperbarui 12 Jul 2022, 08:05 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2022, 08:04 WIB
[Bintang] Madura
Bukit Jaddih, Bangkalan, Madura. (anandaputrilaras/Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Bangkalan adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang beribu kota di Bangkalan. Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila. Kabupaten ini terletak di ujung paling barat Pulau Madura; berbatasan dengan Laut Jawa di utara; Kabupaten Sampang di timur; serta Selat Madura di selatan dan barat.

Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa, yang menyediakan layanan kapal feri yang menghubungkan Madura dengan Surabaya (Pelabuhan Ujung). Akses ke Pulau Madura juga bisa ditempuh via darat lewt Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia.

Kabupaten Bangkalan terdiri atas 18 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 273 desa dan delapan kelurahan dengan jumlah penduduk 1.065.620 pada 2017.Sejak diresmikannya Jembatan Suramadu, Kabupaten Bangkalan menjadi gerbang utama Pulau Madura serta menjadi salah satu destinasi wisata pilihan di Jawa Timur.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Bangkalan. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Bangkalan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Kota Zikir dan Selawat

Kabupaten Bangkalan mendeklarasikan sebagai Kota Zikir dan Selawat pada 28 Agustus 2015. Mohammad Makmub Ibnu Fuad yang menjadi Bupati Bangkalan saat itu memimpin deklarasi Kota Zikir dan Shalawat yang digelar di Alun-alun Bangkalan. Deklarasi tersebut dihadiri oleh santri, pengasuh pondok pesantren, ulama, hingga perwakilan dari organisasi massa Islam di Kabupaten Bangkalan Madura.

Deklarasi menjadi Kota Zikir dan Selawat sebagai langkah menjadikan Kabupaten Bangkalan yang lebih baik. Diharapkan dengan julukan itu, masyarakatnya dapat berkomitmen untuk menjadi pribadi muslim yang berkhlak mulia, berhati lembut, hingga bersih dari penyakit batin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Pelabuhan Kamal

madura
Sejumlah pengendara sepeda motor, menunggu kapal bersandar di Dermaga Pelabuhan Kamal, kabupaten Bangkalan. sebelum ada jembatan Suramadu, pelabuhan ini merupakan jalur mudik utama ke Madura saat lebaran dan pernah menjadi pelabuhan tersibuk di Asia Tenggara. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Kabupaten Bangkalan tidak terlepas dari Pelabuhan Kamal yang menghubungkan Madura dengan Surabaya. Pelabuhan ini sebagai alternatif untuk menyeberang selain memanfaatkan Jembatan Suramadu (Surabaya Madura). Pelabuhan Kamal disebut sebagai pintu gerbang Madura dari Jawa.

Pelabuhan ini mempunyai beberapa kapal yang terkenal kecil. Kapal yang beroperasi di sini pun namanya cukup unik, contohnya KMP Jokotole, KMP Trunojoyo, KMP Potre Koneng, bahkan KMP selat madura 1 dan 2.

Kebanyakan nama dari kapal tersebut berasal dari nama tokoh terkemuka di Pulau Madura. Sejak beroperasinya Jembatan Suramadu, pengguna pelabuhan ini mengalami penurunan. Dari beberapa kapal besar, kini hanya tinggal belasan kapal yang berukuran kecil yang masih beroperasi. 

3. Mangrove dan Terumbu Karang

Taman Pendidikan Mangrove Labuhan
Suasana di Taman Pendidikan Mangrove Desa Labuhan, Tanjungbumi, Bangkalan, Jawa Timur.

Rehabilitasi Mangrove dan terumbu karang, tak hanya membuat lingkungan lestari tapi juga mendatangkan manfaat ekonomi. Kelompok Tani Cemara Sejahtera Desa Labuhan, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur membuktikannya. Berkat merehabilitasi mangrove dan terumbu karang, perekonomian di desa pesisir itu kini menggeliat.

Hutan mangrove yang pada 2014 hanya tersisa 0,6 hektare karena dijadikan tambah ikan, kini kembali hijau dengan bentang luas mencapai 17,5 hektare dalam waktu tujuh tahun. Setelah berhasil merehabilitasi mangrove, warga Labuhan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang diberi nama Payung Kuning. Kelompok ini berfokus pada konservasi dan tranplantasi terumbu karang yang rusak parah akibat maraknya penggunaan alat tangkap jenis cantrang yang tidak ramah lingkungan bawah laut.

Dimulai sejak 2017, hingga tahun ini mereka telah berhasil membuat 877 fragmen terumbu karang. Konservasi ini berfokus di dua lokasi yaitu di Pulau Ajaib dan kawasan yang diplot menjadi Taman Wisata Terumbu Karang. Melihat sukses konservasi di Desa Labuhan itu, PHE WMO dan Pemerintah Kabupaten Bangkalan merancang program one belt one road (Obor) Pariwisata.

Lewat OBOR, desa-desa lain yang masuk dalam tanggung jawab perusahaan, digali potensinya untuk kemudian dikembangkan .Pada 2019, Pantai Desa Tlangoh yang kotor oleh sampah dibersihkan dengan melibatkan masyarakat. Mereka kemudian dilatih cara menanam cemara udang. Kini pantai Tlangoh menjadi destinasi wisata andalah di Bangkalan.

4. Kopi Mengkudu

Ilustrasi buah mengkudu
Ilustrasi buah mengkudu. (Sumber: Pixabay)

Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menyulap buah mengkudu menjadi minuman serbuk. "Mengkudu itu kan kaya gula, jadi kasih gula dikit sudah manis. Kopi mengkudu hemat gula. Teksturnya seperti ada rasa susunya, padahal tak diberi susu," ucap Ketua PAC GP Ansor Labang, Ahmat, dilansir dari kanal Regional Liputan6.com.

Temuan ini berawal saat Ahmat dipercaya jadi Ketua Ansor Labang, dua tahun lalu. Dia ingin, sebagai Banom NU, GP Ansor tidak hanya mengurusi masalah kepemudaan, keagamaan, dan umat saja. Dia ingin pengurus Ansor punya bisnis yang bisa dikelola bersama agar bisa menghidupi organisasi. "Awalnya tercetus tanam pohon jati, tapi banyak yang menolak karena masa panennya lama," Ahmat mengenang.

Kemudian ada pengurus mengusulkan untuk mengolah sari buah mengkudu. Pasalnya, banyak pohon mengkudu tumbuh di pekarangan dan lahan warga yang kerap dibiarkan membusuk di tanah atau hancur dilindas kendaraan.

Setelah uji coba sari mengkudu sukses, seorang pengurus bernama Muhammad Syafi' asal Desa Bringin, mengusulkan agar mengkudu tidak hanya diambil sarinya, tetapi juga diolah menjadi kopi. Setelah usul itu, dalam rapat-rapat berikutnya Syafi' sudah membawa contoh bubuk kopi mengkudu hasil eksperimennya untuk diseduh dan dihidangkan pada pengurus sebagai tester.

Setelah banyak temuan soal mengkudu, baik sari dan kopi mengkudu belum diproduksi massal meski banyak peminatnya. Kendala utamanya adalah minimnya ketersediaan bahan baku mengkudu. Mengkudu yang tersedia di Kecamatan Labang hanya cukup untuk sekali produksi, tapi tidak untuk diproduksi secara terus-menerus dalam jumlah besar.

5. Wisata Halal

Info Mudik dan Wisata di Bangkalan
Sejumlah wisata dan kuliner di Bangkalan patut dikunjungi saat libur lebaran nanti. (Liputan6.com/Musthofa Aldo).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendukung usaha pengembangan wisata halal di Bangkalan, Madura. Hal itu sebagai upaya untuk membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha pascapandemi.

Sandiaga Uno menyampaikan itu saat berdiskusi dengan civitas akademika dan pelaku parekraf di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, 1 April 2022. Ia menjelaskan, konsep wisata halal berfokus pada extension of service dengan mengusung tiga prinsip, yaitu Need to have, Good to have, dan Nice to Have.

"Wisata halal adalah tambahan layanan atau extended services. Ada tiga kategori layanan yang pertama yang harus ada adalah makanan halal, tempat ibadah, water friendly washroom, dan no islamaphobia. Kemudian, Good to have dan Nice to Have," ucap Sandiaga.

Kata Menparekraf, konsep tersebut dijabarkan pada lima komponen, yakni hotel halal, transportasi halal, makanan halal, paket tur halal, dan keuangan halal. Semuanya, kata dia, bisa ditemui di Bangkalan."Bangkalan sendiri sudah punya modal infrastruktur pendukung secara holistik, seperti akan dibangun Islamic Science Park," terang Sandiaga.

6. Kuliner khas Bangkalan

Bebek Sinjay. (Sumber: Instagram/mardellas_)
Bebek Sinjay. (Sumber: Instagram/mardellas_)

Kabupaten Bangkalan mempunyai kuliner khas yang tak dapat ditemukan di dareah lain. Sangat disayangkan bila bertandang ke Bangkalan tidak mencicipi kuliner-kuliner khasnya. Sebut saja Bebek Sinjay. Kuliner khas Bangkalan ini merupakan olahan bebek goreng dengan bumbu rempah khas Madura. Pasarnya sudah meluas hingga Surabaya dan Yogyakarta.

Bukan sekadar khas, kuliner di Bangkalan juga cukup unik. Salah satunya adalah Soto Mata Sapi. Ini benar-benar mata asli sungguhan, bukan telur mata sapi.

Cita rasa Soto Mata Sapi tak akan diragukan lagi. Rasanya maknyus dan enak membuat kuliner ini sering dicicipi oleh wisatawan. Selain dua kuliner khas itu, Bangkalan juga punya kuliner khas lainnya seperti Nasi Serpang, Kaldu Kokot, Tajin Sobih, Bebek Songkem, hingga Topak Ladeh.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya