3 Budaya Barat Kini Boleh Dirayakan di Arab Saudi, Halloween yang Terbaru

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah budaya barat seperti Halloween kini boleh dirayakan secara terang-terangan oleh warga di Arab Saudi.

oleh Henry diperbarui 03 Nov 2022, 09:02 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2022, 09:02 WIB
Aktivitas Warga Arab Saudi Pasca Pelonggaran Lockdown
Pelayan mengenakan sarung dan masker melayani pelanggan di sebuah kafe di ibu kota Arab Saudi, Riyadh (21/6/2020). (AFP Photo/Fayez Nureldine)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragam Islam, ada beberapa budaya barat yang dianggap tabu dan tidak boleh dirayakan di Arab Saudi. Namun, situasi itu sudah jauh berbeda setelah Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) berkuasa dan meluncurkan kebijakan yang disebutnya sebagai reformasi sosial.

Dalam riwayatnya, Arab Saudi dikenal sebagai negara yang tidak terlalu terbuka bagi kebudayaan atau hal-hal baru. Dengan statusnya yang memiliki beberapa situs suci umat Islam, mereka mencoba mempertahankan pemerintahan dan kebijakan yang telah ada sebelumnya. 

Melansir NDTV, Rabu, 2 November 2022, Arab Saudi kini bahkan telah banyak melonggarkan aturan terhadap warga negaranya. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah budaya barat yang dianggap tidak Islami kini boleh dirayakan secara terang-terangan oleh warga di Arab Saudi. Setidaknya ada tiga budaya barat yang kini boleh dirayakan secara terbuka di Arab Saudi.

1. Halloween

Dengan tujuan ingin menerapkan reformasi sosial guna memodernisasi negara, MBS melakukan berbagai langkah mengejutkan. Salah satu yang terbaru adalah diperbolehkannya perayaan Halloween yang notabene terkait dengan paganisme. Pada tahun ini, sejumlah warga Arab Saudi merayakannya. Dijuluki “Akhir Pekan Menakutkan”, kegiatan ini dipusatkan di Boulevard Riyadh.

Pada perayaan tersebut, orang-orang bersuka ria mengenakan kostum menakutkan dan membagikannya di akun sosial media masing-masing. Setelah pelaksanaannya, muncul banyak kritikan terhadap pemerintah Arab Saudi. Sebagian pengguna media sosial menyoroti tentang izin perayaan non-muslim yang sebelumnya pernah dilarang ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hanya Bersenang-Senang

Pesta Halloween di Kerajaan Arab Saudi.
Pesta Halloween di Kerajaan Arab Saudi. Dok: Twitter Turki AlalShikh/@turkialashikh

New York Times melaporkan perayaan memakai kostum seram yang disponsori pemerintah ini dilakukan tepat sebelum Halloween. Adapun tujuannya agar tidak terlihat secara resmi mengikuti budaya barat tersebut. "Ini adalah perayaan besar dan ada semangat kegembiraan. Terkait hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu. Kami hanya bersenang-senang saja," ujar salah satu pengunjung.

Di sisi lain, pihak kerajaan disebut tidak mengizinkan perayaan Maulid Nabi Muhammad yang dikenal sebagai Al Maulid. Namun hal itu ternyata tidak tepat.  Dilansir MiddleEastEye, sebagian besar umat Muslim di Arab Saudi dan Qatar tidak merayakan Maulid Nabi karena dianggap tidak ada basis ajarannya. Tapi, perayaan tetap boleh dilakukan bagi mereka yang tak mempermasalahkannya. Pihak pemerintah juga tidak pernah mengeluarkan larangan untuk merayakan Maulid Nabi.

2. Perayaan Tahun Baru Masehi

Sama halnya dengan Halloween, perayaan tahun baru Masehi di Arab Saudi sebelumnya juga dilarang. Dikutip dari laman Alarabiya News, negara ini diketahui telah merayakan malam tahun baru pertama kalinya di Boulevard Riyadh City pada penghujung 2021 lalu.

"Di layar Boulevard Riyadh City, kami menghitung dari 10 hingga mencapai 2022 bersama-sama. Kami merayakan awal baru di mana kami lebih menghidupkan imajinasi," tulis keterangan video di akun Riyadh Seasons.

Dalam perayaan tersebut, cukup banyak pengunjung yang hadir untuk bersenang-senang. Gelaran tersebut merupakan perayaan malam tahun baru pertama Arab Saudi yang digelar di tempat terbuka.


3. Hari Valentine

Warga Saudi Bebas Bepergian ke Luar Negeri
Penumpang memasuki Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi, Senin (177/5/2021). Warga Saudi yang telah menerima vaksinasi Covid-19 diizinkan bepergian ke luar negeri untuk pertama kalinya sejak Maret 2020 menyusul dicabutnya larangan perjalanan. (AP Photo/Amr Nabil)

Berikutnya adalah Hari Valentine. Beberapa tahun lalu, merayakan hari kasih sayang atau Valentine’s Day dianggap ilegal karena berstatus hari libur Kristen dan tidak Islami. Melihat sejarahnya, hal tersebut mulai berubah ketika kabinet mengeluarkan dekrit yang membatasi kewenangan pihak terkait pada 2016.

Setelah aturan pemerintah dilonggarkan, Hari Valentine menjadi populer bagi warga Arab Saudi. Kalangan bisnis, khususnya restoran, menawarkan hal menarik khusus di hari tersebut.

Salah satunya adalah menu spesial bertemakan Hari Valentine yang bisa dikombinasikan untuk kejutan bagi pasangan. Tak hanya soal perayaan, ada sejumlah kebiasaan yang semula dilarang kini justru diperbolehkan di Arab Saudi.

Di pantai biasanya masih dipisahkan antara pria dan wanita. Namun mulai tahun lalu, dengan membayar 300 riyal Saudi atau sekitar Rp1,1 juta per orang, pria dan wanita bisa masuk ke Pure Beach dekat Jeddah, dengan musik, dansa, dan taman air yang bertuliskan "Arab Saudi" dalam bahasa Inggris jika dilihat dari atas.


Bikini di Pantai

Aturan Baru di Pantai Arab Saudi, Wanita Boleh Pakai Bikini dan Peluk Pasangan
Aturan Baru di Pantai Arab Saudi, Wanita Boleh Pakai Bikini dan Peluk Pasangan. (dok.Instagram @bytmtma/https://www.instagram.com/p/CS8-rspDbPT/Henry)

"Saya senang saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya," kata Asma, seorang warga Saudi pada AFP, Oktober 2021, "Ini adalah simbol kebahagiaan, ini adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah," tambahnya.

Para pengunjung wanita yang ingin berenang dibolehkan memakai bikini. Beberapa di antaranya bersantai sambil menghisap shisha. Saat matahari terbenam, penari mengikuti musik Barat di atas panggung, dan banyak pasangan berpelukan di dekatnya.

Di banyak negara situasi ini bukan pemandangan yang aneh, tetapi berbeda untuk Arab Saudi, yang menjadi rumah situs-situs paling suci Islam. Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City, mengatakan pantai itu terbuka untuk turis lokal maupun asing.

"Saya merasa bahwa saya tidak lagi harus bepergian (ke luar negeri) untuk bersenang-senang, karena semuanya ada di sini," kata Dima, seorang pengusaha muda lokal sambil bergoyang mengikuti musik.

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu
Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya