Liputan6.com, Jakarta - Memoar terbaru Pangeran Harry yang bertajuk 'Spare' diyakini tidak hanya akan membuat hubungannya dengan ayahnya, Raja Charles III akan semakin memburuk. Menurut seseorang yang telah membaca buku tersebut, ia mempediksi konflik antara Harry dan kakaknya, Pangeran William bakal lebih meruncing bahkan hancur lebur.
Spare akan dirilis pada 10 Januari 2023 dan kemungkinan akan membuat keluarga kerajaan Inggris semakin syok dan mungkin tak pernah mereka duga sebelumnya, menurut pembaca tersebut pada The Sunday Times of London.
Advertisement
Baca Juga
"Secara umum, aku pikir (buku) ini akan membuat situasinya semakin buruk dari dugaan pihak kerajaan. Semua akan diungkap di memoar ini," ungkap sumber tersebut.
"Aku pikir Charles akan bisa menanggapinya dengan lebih tenang, tapi tidak dengan William, bahkan Kate juga bisa tersinggung. Di memoar ini juga akan memuat dengan lebih detail konflik antar dua bersaudara ini. Menurut aku pribadi, memoar ini membuatku tidak bisa membayangkan bagaimana Harry dan William bisa berbaikan kembali," lanjutnya.
Dalam buku itu, kabarnya Harry menceritakan kalau Pangeran William ‘berteriak dan memaki’ dirinya pada Januari 2020 ketika dia mengatakan rencananya untuk meninggalkan Inggris. Namun sebagian besar isi buku tersebut menceritakan seputar trauma yang dialami Harry menghadapi tragedi kematian ibunya, Putri Diana.
Impresi yang akan didapatkan dari buku itu adalah tentang seorang pria yang tak pernah pulih dari trauma yang dialaminya yaitu karena ibunya meninggal saat usianya masih sangat muda.
Masih Dirahasiakan
Setelah itu Meghan Markle datang dan mengalami sejumlah kejadian yang pernah dialani Putri Diana. Spare ditulis oleh JR Moehringer, seorang jurnalis pemenang Pulitzer dan pernah menjadi penulis autobiografi para figur publik ternama.
Autobiografi ini akan dirilis secara bersamaan dalam format cetak dan digital. Memoar ini awalnya akan diluncurkan pada musim gugur 2022, tetapi tanggal rilisnya didorong mundur karena kekhawatiran mengenai kepatutan materi tertentu.
Menurut The Sun, Harry telah bekerja di menit-menit terakhir untuk mengedit bagian-bagian tertentu dan mengkhawatirkan sensitivitas materi tertentu, terutama setelah kematian neneknya, Ratu Elizabeth II. Pada saat itu, penulis kerajaan Tom Bower mengatakan memoar itu akan dijadwalkan untuk dirilis pada Paskah 2023.
Memoar itu baru-baru ini diedit dengan bab baru yang didedikasikan untuk mendiang Ratu Elizabeth II, di samping materi tentang bagaimana Harry dan Meghan "dihina", menurut Bower. Rincian lebih lanjut seputar materi spesifik sebagian besar masih dirahasiakan.
Advertisement
Kehilangan Simpati Publik
Harry sendiri akan kembali mempromosikan 'Spare' dengan menjalani wawancara bersama jurnalis senior AS, Anderson Cooper yang akan ditayangkan di CNN pada 8 Januari 2022 mendatang.
Sementara itu, Meghan Markle sekali lagi berada di tengah lampu sorot atensi publik. Yang terbaru, ia disebut kehilangan simpati warga Amerika Serikat (AS).
Mengutip News Week, Kamis (29/12/2022), The Duchess of Sussex disamakan oleh Politico dengan sosok seperti Donald Trump, Elon Musk, Kanye West, Elizabeth Holmes, dan Sam Bankman-Fried dalam daftar "narcissists" yang telah kehilangan simpati publik. Kontributor yang berbasis di Boston, Joanna Weiss, menulis artikel tersebut, dan memicu reaksi luas, dengan banyak warganet memprotes narasi tersebut.
Faktanya, Politico bukanlah publikasi AS pertama yang mengkritik film dokumenter Netflix Harry & Meghan, mencatat sambutan berbeda dengan wawancara Oprah Winfrey pada Maret 2021. Intervensi signifikan lain datang dari Variety beberapa hari setelah Bagian II dari Harry & Meghan dirilis pada 15 Desember 2022. Sebagaimana diketahui, tayangan tersebut berisi tuduhan bahwa Pangeran William meneriaki Harry selama negosiasi kerajaan.
Jadi Korban
Penulis artikel itu, Andrew Wallenstein, yang merupakan presiden dan kepala analis media di Variety Intelligence Platform, menulis, "Bukannya Harry dan Meghan tidak memiliki cerita yang layak diceritakan, prasangka yang mereka hadapi dari keluarga kerajaan dan pers Inggris sangat buruk. Tapi, menceritakan kisah itu justru membuat simpati publik semakin berkurang."
Meghan dan Harry disebut memainkan kartu sebagai korban berulang kali. Dalam waktu dekat, keduanya disarankan untuk beralih ke sesuatu, selain menceritakan kembali penderitaan lama mereka.
Terlepas dari wawancara ekstensif dengan pasangan itu, baik bersama-sama maupun secara terpisah, Harry dan Meghan menawarkan terlalu sedikit hal baru untuk menghasilkan enam episode. Lalu, bagaimana bisa reaksi tayangan Netflix berbeda dengan wawancara Oprah Winfrey?
Pada Maret 2021, terungkap untuk pertama kalinya bahwa Meghan pernah mempunyai pikiran untuk bunuh diri saat jadi anggota kerajaan yang bekerja. Dia juga menuduh seorang bangsawan yang tidak disebutkan namanya terkait "kekhawatiran dan percakapan tentang seberapa gelap" warna kulit bayinya, merujuk pada Archie. Wawancara dengan Winfrey juga sebenarnya dilaporkan mulai memunculkan kritik pada pasangan Sussex dari "masyarakat Amerika yang lebih luas."
Advertisement