Liputan6.com, Jakarta - Sepuluh awak kabin Philippine Airlines (PAL) sedang diselidiki karena diduga menyelundupkan hampir 40 kilogram (kg) bawang dan buah-buahan dari Riyadh, Arab Saudi, dan Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) menurut The Philippine Star, dikutip dari Mothership, Rabu (18/1/2023).
Staf dari dua penerbangan terpisah, PR655 dan PR659, ditangkap dengan barang bukti 27 kg bawang dan 11,5 kg bahan pangan lain, seperti lemon, menurut sebuah memorandum dari Biro Bea Cukai Filipina (BOC). Total nilai pasar bawang merah dan buah-buahan yang disita adalah 250 dolar AS (sekitar Rp3,8 juta).
Advertisement
Baca Juga
Juru bicara BOC mengatakan pada 16 Januari 2023 bahwa staf maskapai dapat dikenai tuntutan pidana karena membawa masuk barang tanpa deklarasi dan sertifikasi yang tepat.
Pada Desember 2022, BOC menyita lebih dari dua kontainer seberat 50 ribu kg, yang berisi bawang merah yang disembunyikan di dalam kue dan roti. Perkiraan nilai pasar dari produk yang disita adalah 20 juta peso (sekitar Rp5,5 miliar).
Di bulan yang sama, 20 kontainer produk pertanian selundupan dari China, yang berisi bawang merah dan putih, juga disita, menurut Rappler. Produk tersebut diduga bernilai lebih dari 171 juta peso (sekitar Rp47,2 miliar).
Seorang Komisaris Bea Cukai Filipina mengatakan bahwa mereka telah mengawasi penyelundupan produk pertanian karena "harga bawang yang tinggi di pasar." Ia menyambung, operasi penyelundupan akan berdampak lebih jauh pada "petani, rakyat, dan sektor pertanian" negara itu.
Harga Bawang Naik
Menurut laporan CNN Filipina, harga bawang merah di negara tersebut telah meningkat tajam karena pasokan yang rendah dan inflasi global. Kenaikan harga itu diawasi Departemen Pertanian Filipina (DA).
Harga satu kg bawang merah naik dua atau tiga kali lebih mahal dari harga daging babi atau ayam. Selain itu, operasi kartel dan pedagang gelap juga mendorong harga karena mereka tampaknya menjual barang secara ilegal dengan harga yang jauh lebih tinggi.
DA juga menduga ada sindikat yang menimbun bawang sehingga harganya meroket. Pada akhir Desember 2022, harga bawang dilaporkan mencapai 720 peso (sekitar Rp199 ribu) per kg, menyebabkan DA menerapkan harga eceran yang disarankan sebesar 250 peso (sekitar Rp69 ribu) per kg.
Pihak berwenang Filipina telah berupaya mengimpor bawang merah untuk meningkatkan pasokan dan menekan harga. Awalnya, DA berencana mengimpor sekitar 22 ribu ton bawang merah, menurut Philippine Daily Inquirer.
Namun, izin yang dikeluarkan hanya untuk impor 27 persen dari jumlah yang direncanakan semula, yaitu hanya 5.775 ton bawang, Bloomberg melaporkan. Bawang impor itu dijadwalkan tiba pada 27 Januari 2023, tapi kemungkinan tidak cukup untuk meningkatkan pasokan lokal.
Advertisement
Insiden di Filipina
Filipina telah jadi berita utama sejumlah publikasi sejak awal Januari 2023. Sebelum urusan bawang, mati listrik di Bandara Internasional Manila sudah lebih dulu menarik perhatian publik.
Insiden tersebut menyebabkan gangguan lalu lintas udara dan memaksa otoritas Filipina menutup sementara wilayah udara mereka. Sekretaris Departemen Transportasi Filipina, Jaime Bautista, menyebutkan pemadaman listrik membuat hilangnya komunikasi radio, radar dan internet, serta pusat manajemen lalu lintas udara
"Masalah sekunder adalah lonjakan listrik akibat pemadaman listrik yang berdampak pada peralatan," katanya, dikutip dari news.com.au, 3 Januari 2023.
Penutupan wilayah udara terjadi selama lima jam yang menyebabkan pembatalan penerbangan atau pengalihan mendarat ke Bandara Hong Kong atau Bangkok. Hal tersebut berdampak pada lebih dari 360 penerbangan dengan sedikitnya 56 ribu penumpang yang terjebak dalam kekacauan penerbangan ke Manila.
Hal ini menyebabkan puluhan ribu turis asing kecewa. Bautista pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para penumpang pesawat dari maupun menuju Manila.
Kata Otoritas Filipina
Bautista menjelaskan insiden tersebut terjadi akibat sistem yang sudah usang. Peralatan ini harus segera diperbaharuhi, katanya. Juga, diperlukan cadangan untuk menunjang sistem tersebut jika dihadapkan dengan situasi mendadak. "Ini adalah masalah sistem manajemen lalu lintas udara," katanya dikutip dari The Guardian.
Ia menambahkan, "Jika Anda membandingkan kami dengan Singapura, misalnya, ada perbedaan besar, mereka setidaknya 10 tahun di depan kami."
Di waktu kejadian, akun Twitter @flightradar24 menunjukkan gambar ramainya pesawat yang ingin mendarat di Bandara Internasional Manila. "53 persen penerbangan di Bandara Filipina dibatalkan hari ini (1 Januari 2023)," jelas akun tersebut. Pihaknya juga menjelaskan bahwa terdapat penambahan jarak antarpesawat dan pengurangan tingkat kedatangan di Manila.
Mereka bahkan sempat mencatat tidak ada pesawat yang melintas di kawasan Filipina pada Minggu sore, 1 Januari 2023. "Tidak ada pesawat komersial di Filipina (Manila FIR)," tulis akun @flightradar24. Namun, menjelang Minggu malam, 1 Januari 2023, Bandara Manila telah beroperasi normal.
Advertisement