Liputan6.com, Jakarta - Seorang aktivis pro muslim bernama Raquel Evita Saraswati dilaporkan telah memalsukan identitas ras 'Arab dan Latin' sejak 2004. Aktivis tersebut diduga berpura-pura menjadi orang keturunan Arab dan Latin selama hampir 20 tahun.
Raquel Evita Saraswati (39), yang penipuannya dibongkar oleh The Intercept karena berpura-pura menjadi keturunan Latin, Asia Selatan dan Arab, berbicara kepada Boston.com pada 2004 tentang pernikahannya. Ia sempat mengatakan bahwa ingin melakukan sesuatu untuk menghormati budaya Arab dan Latinnya.
Advertisement
Baca Juga
"Kami ingin itu menjadi sesuatu yang istimewa, bukan tentang hype dan bukan tentang media," katanya kepada outlet, dikutip dari New York Post, Rabu (22/2/2023).
Saraswati lahir dengan nama Rachel Elizabeth Seidel dan disebut sebagai "Raquel Evita Seidel" dalam artikel tersebut. Ibunya, Carole Perone, membantah klaimnya tentang asal-usulnya dengan mengatakan bahwa keluarganya keturunan kulit putih.
"Aku memanggilnya Rachel. Aku tidak tahu mengapa dia melakukan apa yang dia lakukan," kata Perone kepada Intercept. "Aku seputih salju dan begitu juga dia."
"Aku orang Jerman dan Inggris, dan ayahnya orang Italia Calabrese. Dia memilih untuk hidup dalam kebohongan, dan menurut saya itu sangat, sangat menyedihkan," kata sang ibu.
Saraswati adalah aktivis dengan jabatan kepala ekuitas, inklusi, dan petugas budaya dari American Friends Service Committee (AFSC) yang berbasis di Philadelphia. Organnisasi ini adalah sebuah kelompok Quaker progresif yang memerangi "kekerasan, ketidaksetaraan, dan penindasan."
Berbohong Tentang Ras
Aktivis, yang telah dikenal secara online sebagai "Rahel Dolezal baru" merujuk pada wanita kulit putih yang pada 2015 terungkap telah berbohong tentang rasnya selama bertahun-tahun dan bahkan naik pangkat NAACP. Ia sempat mengunggah serangkaian tweet yang tidak jelas, menyebut tuduhan itu sebagai "serangan", tetapi kemudian menghapusnya dan menjadikan akunnya privat.
"Saya meyakinkan orang-orang bahwa segera setelah saya mampu, saya akan memberikan jawaban atas diskusi dan serangan baru-baru ini terhadap saya. Saya mengerti semua reaksi yang Anda alami. Saya saat ini meluangkan waktu untuk sampai ke tempat saya dapat menjawab dengan cara yang paling membantu dan menyeluruh," tulisnya, menambahkan dalam tweet selanjutnya bahwa akan ada penjelasan lebih banyak.
Pejabat sumber daya manusia Oskar Pierre Castro yang membantu mempekerjakan Saraswati untuk peran kepemimpinan keragamannya di AFSC mengatakan dia merasa "ditipu" oleh pengungkapan tersebut. Castro percaya dia adalah Muslim dan berasal dari multietnis karena itulah yang dia katakan.
Advertisement
Tanggapan Organisasi
Organisasi tersebut, bagaimana pun, berdiri di samping Saraswati untuk saat ini. Juru bicara AFSC Layne Mullett mengatakan kepada Intercept bahwa organisasi tersebut telah menerima "dokumentasi yang menyatakan bahwa Chief Equity, Inclusion, dan Culture Officer kami, Raquel Saraswati, telah salah mengartikan identitasnya."
Pihak perwakilan Saraswati mengatakan "Tetap dengan identitasnya itu. Raquel juga meyakinkan kami bahwa dia tetap setia pada misi AFSC, yang sangat kami yakini," kata Mullett.
Sampai berita ditulis, Saraswati dan ibunya tidak bisa dihubungi oleh The New York Post. Sementara itu isu ras dan asal seseorang selama ini masih jadi perhatian publik, termasuk saat salah satu juri Miss Universe yang seorang aktivis berasal dari Israel.
Di kontes kecantikan Miss Universe 2022 belum lama digelar di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat (AS) saat malam penobatan yang berlangsung pada Sabtu, 14 Januari 2023 waktu AS, R'Bonney Gabriel dari AS terpilih jadi pemenang.
Kemenangan R'Bonney tentunya berkat pilihan para juri yang salah satu anggotanya Emily Austin dari Israel. Wanita berusia 21 tahun ini dikenal sebagai jurnalis olahraga serta brand ambassador Puma.
Aktivis Jadi Juri Miss Universe
Emily Austin terbiasa membawakan acara olahraga di televisi, tapi juga kerap tampil sebagai model. Bukan itu saja, putri dari seorang ekspatriat Israel yang tinggal di AS ini mengikuti program magang di kantor pewakilan Israel untuk PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang dikepalai oleh Gilad Erdan. Gilad pernah menjadi Duta Besar Israel untuk AS yang sekarang menjadi kepala perwakilan Israel untuk PBB sejak 2020.
Selain itu, Emily juga tercatat sebagai mahasiswi di Hostra University di New York. Ia pun dikenal seagai aktivis pro-Israel dan kabarnya ingin menjadi utusan diplomatic Israel di PBB maupun badan internasional lainnya.
"Itu adalah sesuatu yang belum pernah aku pertimbangkan sebelumnya, tapi juga bukan sesuatu yang saya tentang," ujarnya pada The Times of Israel, Kamis, 19 Januari 2023. Semenjak berkiprah di PBB Emily terbiasa mengurusi unggahan di media sosial, menghadiri berbagai sesi pidato di PBB dan membahas strategi untuk media.
Sebagai aktivis ia pun disorot. Diketahui selama pandemi, Emily meluncurkan web series wawancara dengan sejumlah atlet terkenal yang membuat program tersebut dikenal luas. Kesuksesan tersebut membawa Emily tampil dan menjadi undangan di sejumlah acara olahraga, termasuk menghadiri Super Bowl di tahun lalu.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)