Turis Singapura Peringatkan Bahaya Liburan di Bali Setelah Temannya Diduga Terjangkit Rabies

Setelah digigit monyet di Bali, turis Singapura itu tidak langsung mencari perawatan medis untuk mencegah potensi rabies.

oleh Asnida Riani diperbarui 04 Apr 2023, 09:30 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2023, 09:30 WIB
Perkampungan Monyet di Ubud
Monyet ekor panjang berkeliaran di Sacred Monkey Forest atau lebih dikenal Monkey Forest di Ubud, Bali pada 16 November 2018. Kawasan ini merupakan tempat tinggal dari ratusan kera bali yang dipelihara dan dijaga kelangsungan hidupnya. (GABRIEL BOUYS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kreator konten asal Singapura, Nicole Chen, atau lebih dikenal sebagai Nicole Liel, memperingatkan potensi bahaya berinteraksi dengan hewan liar di Bali setelah temannya mengalami insiden saat liburan di Pulau Dewata. Melalui konten TikTok pada Kamis, 30 Maret 2023, Chen bercerita, ia baru-baru ini liburan di Bali bersama tiga teman lainnya.

Dua di antaranya, yang terbang ke sana lebih awal, mengunjungi Sacred Monkey Forest di Ubud. "Ketika mereka sedang bermain (dan) membelai mereka (monyet di tempat itu), salah satu dari mereka menggigitnya," katanya, dikutip dari AsiaOne, Selasa (4/4/2023).

Rabies, penyakit yang ditularkan melalui gigitan hewan, adalah "hal serius di Bali," kata si TikToker. Tapi, teman-temannya "tidak mempedulikannya" dan melanjutkan perjalanan tanpa mencari perawatan medis. Mimpi buruk baru mereka sadari ketika kembali ke Singapura.

Chen berkata, "(Teman saya) harus mendapatkan 10 suntikan rabies dan kakinya membengkak seperti 10 kali (dari ukuran normal)." Meski tidak jelas apakah temannya tertular dari gigitan monyet, rabies adalah penyakit yang tidak boleh dianggap enteng.

Ada dua wabah rabies terpisah di Bali pada 2008 dan 2011. Dua turis digigit anjing rabies pada Desember 2022, menimbulkan kekhawatiran baru tentang penyakit tersebut. Seperti Chen, beberapa warganet di kolom komentar memperingatkan bahaya berinteraksi dengan monyet di Bali.

"Kalian tidak bisa berinteraksi dengan monyet-monyet itu. Mereka bahkan memberi tahu pengunjung sebelum memasuki Sacred Monkey Forest untuk tidak menatap langsung mata monyet-monyet di sana," komentar seorang warganet.

Disarankan Berkonsultasi dengan Dokter

Perkampungan Monyet di Ubud
Monyet ekor panjang tidur di Sacred Monkey Forest atau yang lebih dikenal dengan Monkey Forest di Ubud, Bali pada 16 November 2018. Keunikan hutan ini adalah terdapatnya ratusan Kera Bali ekor panjang yang bebas berkeliaran di alam. (GABRIEL BOUYS/AFP)

Pelancong yang mengunjungi negara-negara dengan risiko rabies harus berkonsultasi dengan dokter mereka dan mencari nasihat tentang vaksinasi rabies, menurut Animal & Veterinary Service Singapura (AVS). Gejala rabies termasuk sakit kepala, merasa lemah dan tidak nyaman pada atau di sekitar tempat gigitan hewan. Penyakit ini berkembang pesat begitu gejala muncul dan kematian sering terjadi dalam 10 hari.

Mereka yang digigit binatang harus mencuci semua luka dan goresan dengan sabun dan air setidaknya selama 15 menit, kata AVS. Mereka juga harus segera mencari perawatan medis, tambah agensi itu.

Sayangnya, ini bukan kali pertama turis Singapura menceritakan pengalaman kurang mengenakkan selama liburan di Bali. Pada Oktober 2022, sepasang turis Singapura dirampok di Bali pada malam pertama perjalanan bulan madu mereka. Keduanya dilaporkan menginap di sebuah vila di Canggu, melansir Says, 8 Oktober 2022.

Korban membagikan video di akun TikTok-nya, @fatinsealsthedhil, dan menunjukkan vila tempat perampokan terjadi. "Kejadiannya pada malam pertama kami menginap di vila. Kami baru menyadari bahwa perampokan terjadi keesokan harinya ketika kami bangun untuk mandi," katanya.

Barang-Barang yang Dicuri dari Vila Turis

[Fimela] Hotel
Ilustrasi vila di Bali | unsplash.com/@taylorgsimpson

Ketika pasangan itu memasuki kamar mandi vila pada hari kedua masa inap, mereka menyadari bahwa beberapa barang mereka, termasuk Apple Watch, produk rias, dan perlengkapan mandi, telah hilang. Setelah memberi tahu staf vila tentang perampokan, manajer dan staf segera memeriksa rekaman CCTV.

Kendati demikian, mereka tidak dapat menemukan rekaman persis di mana pelaku memasuki vila. Tidak puas, si suami memutuskan memeriksa rekaman itu sendiri.

Dari situ, ia mendapati pencuri memasuki vila mereka dengan memanjat gerbang pukul 5 pagi. "Selain Apple Watch saya dan peralatan mandi kami, pelaku juga mencuri speaker Bluetooth JBL vila. Untungnya pelaku tidak mengambil dompet, telepon, dan paspor kami," kata korban.

Manajer hotel dan staf kemudian membantu pasangan itu dan mengantar mereka ke kantor polisi untuk mengajukan laporan. Pada hari terakhir mereka menginap di vila, manajer akomodasi memberi tahu pasangan itu bahwa polisi telah menangkap pelakunya, dan barang-barang yang dirampok berhasil diamankan.

Mereka kembali ke kantor polisi untuk memverifikasi barang-barang mereka. Pasangan itu merasa lega setelah melihat semua barang mereka lagi. Saat bertemu dengan maling, korban mengaku melihat pelaku memakai riasan dan lensa kontak.

Pengakuan Turis Merasa Jadi Korban Rasisme

Ilustrasi pariwisata Bali
Brand hand sanitizer Antis bersama tiket.com berkolaborasi mendukung program pemerintah pulihkan industri pariwisata. (dok. Unsplash.com/Jeremy Bioshop)

Sebelumnya, seorang turis Singapura mengaku jadi korban rasisme saat berlibur di Bali. Perempuan itu bercerita bahwa dirinya telah dipojokkan dan secara verbal "diserang" seorang wanita caucasian di toilet sebuah restoran di Pulau Dewata.

Dalam video TikTok yang diunggah pada 1 Oktober 2022, akun bernama Fuwari mengindikasikan bahwa kejadian tidak menyenangkan itu dialaminya di hari pertama berlibur ke Bali. Tidak sendiri, perjalanan itu dilakoninya bersama sekelompok teman.

Berbicara pada AsiaOne, perempuan berusia 24 tahun itu menyebut bahwa ketika tindak rasisme terjadi, ia hanya sedang bersama seorang temannya. Peristiwa itu terjadi pada 30 September 2022 di Penny Lane, sebuah restoran populer di Canggu yang terkenal dengan dekorasinya yang "sangat Instagramable."

Ia berbagi bahwa ini bukan pertama kali ia bersentuhan dengan rasisme di luar negeri, tapi menolak untuk menjelaskan semuanya karena "ini bukan kompetisi." Dalam video berikutnya yang diunggah pada hari yang sama, ia berbagi, "Saya akan mengatakan untuk terakhir kalinya (bahwa) apa yang terjadi pada Anda tidak berarti mengecilkan apa yang saya alami."

Infografis Ragam Ulah Turis Asing Sewa Sepeda Motor di Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Ulah Turis Asing Sewa Sepeda Motor di Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya