Liputan6.com, Jakarta - Lagi, turis Rusia berulah di Bali. Kali ini, dalam video terekam momen dramatis seorang pemangku adat Bali berkelahi dengan turis di jalanan Ubud, akhir pekan kemarin. Saking heboh, berita ini sampai disorot media asing asal Australia, news.com.au.
Melansir situs webnya, Jumat (28/4/2023), media itu menulis, "Dalam klip yang beredar di media sosial, terlihat dua pria berdiri di jalan yang dikepung lalu lintas. Pria yang tampaknya seorang pemangku adat melepas penutup kepala tradisionalnya dan terlihat mencoba meraih pria lain dengan kemejanya yang berwarna-warni."
"Setelah beberapa kata lagi di antara keduanya, pria berkemeja warna-warni itu kemudian terlihat mendorong pemangku adat tersebut," imbuh outlet itu. "Video tersebut menunjukkan seorang pria lain kemudian mencoba menahan pemangku adat itu, tapi ia berhasil mendekati pria berkemeja warna-warni itu lagi dan perkelahian pun terjadi."'
Advertisement
Kasus perkelahian itu menambah daftar panjang turis Rusia yang bikin onar di Pulau Dewata. Masih di bulan ini, seorang warga negara asing (WNA) asal Rusia, yang diidentifikasi sebagai Luiza Kosykh, dideportasi dari Bali. Keputusan ini menyusul foto bugilnya di antara akar pohon keramat berusia 700 tahun agar "menyatu dengan alam."
Wanita berusia 40 tahun itu dipulangkan ke Moskow, Rusia, dari ibu kota Bali, Denpasar, Minggu, 16 April 2023, menurut pejabat badan hukum dan hak asasi manusia Bali I Nengah Sukadana, lapor AFP, seperti dikutip dari Says, 19 April 2023. Deportasinya terjadi beberapa hari setelah ia ditangkap petugas imigrasi.
Pengakuan WNA Rusia yang Foto Bugil di Pohon Keramat Bali
Wanita Rusia itu tampak telanjang di beberapa foto dan tubuhnya ditutupi kain putih di di sejumlah potret lain saat berpose di sebuah pohon keramat di objek wisata Kayu Putih Desa Tua, Tabanan, Bali. Sementara Kosykh mengunggah foto-foto itu di akun Instagram-nya pada 11 April 2021, deretan gambar tersebut baru heboh dua tahun kemudian setelah desainer Bali, Ni Luh Djelantik, mengkritik aksi WNA Rusia tersebut.
WNA Rusia itu menggambarkan dirinya sebagai "pecinta spiritual, pemberi energi, dan penyembuh," serta mengaku sebagai investor properti. Ia telah menggunakan visa tinggal sementara yang berlaku hingga Desember 2024.
Kosykh mengklaim bahwa ketika berpose untuk foto-foto itu, ia tidak sepenuhnya telanjang karena mengenakan pakaian dalam, yang kemudian diedit seorang teman untuk membuatnya tampak telanjang. Ia juga mengklaim bahwa saat itu, penduduk setempat tidak menghentikannya atau memberi tahu dirinya bahwa pohon itu suci.
Ia disebut sebagai warga negara Rusia yang memegang izin tinggal penanaman modal asing. Luiza Kosykh kini jadi orang Rusia ke-59 yang dideportasi dari Bali sejak tahun lalu.
Advertisement
Turis Rusia Pose Tidak Senonoh di Puncak Gunung Agung
Bulan lalu, publik dihebohkan oleh turis Rusia yang berpose tidak senonoh di puncak Gunung Agung. Turis yang diketahui bernama Yuri itu sengaja memelorotkan celananya hingga hanya menyisakan busana atasnya saat mengambil gambar di puncak Gunung Agung yang disakralkan umat Hindu Bali.
Foto dan videonya yang diambil pada 19 Maret 2023 itu kemudian viral. Beberapa hari berselang, turis Rusia itu menghapus foto tersebut dan membuat video permintaan maaf lewat akun Instagram pribadinya @chila_brazila.
Setelah meminta maaf secara terbuka, ia pun menemui Ni Luh Djelantik, desainer sepatu dan aktivis sosial Bali, untuk melakukan mediasi. Lewat akun Instagram-nya, Ni Luh menyebut bahwa Yuri sudah sangat menyesali perbuatannya dan siap bertanggung jawab secara adat melalui upacara Mecaru yang dilaksanakan pihak pemangku adat Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Karangasem.
"Selain itu, Yuri juga siap dideportasi atas pelanggarannya berdasarkan aturan keimigrasian," sambung Ni Luh. Dia juga menyatakan bahwa Yuri dan Jinn, rekannya, akan jadi perpanjangan tangan untuk menyampaikan pesan pada rekan-rekan senegaranya terkait aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Indonesia, khususnya di Bali.
Kabar Adanya Kampung Rusia
Di tengah kelakuan tidak terpuji sebagian dari turis Rusia, kabar adanya kampung Rusia di Bali meluas. Terkait itu, dilansir dari Merdeka.com, 23 Maret 2023, Konsul Kehormatan Rusia di Bali, Gede Dharma Wijaya, membenarkan adanya kampung Rusia di wilayah Canggu dan Ubud, Bali.
Namun, ia masih merahasiakan lokasi persis kampung tersebut. Menurutnya, kampung berisi Warga Negara Asing (WNA) biasanya muncul karena ketika berlibur ke suatu tempat, mereka senang berkumpul dan mengontrak vila atau rumah, dan itu dilakukan terus-menerus.
"Mereka senang berkumpul, terutama sesama mereka. Jadi orang Rusia itu kalau ke sini atau ke negara lain, mereka pasti mencari orang Rusia. Lalu, mereka mengontrak vila, menyewa vila, tinggal di apartemen, atau mengontrak rumah, nah dia pasti menginformasikan pada temannya. Mereka (akhirnya) ajak-ajakan," kata Wijaya.
Di Bali, wisatawan Rusia biasanya memilih menyewa vila di daerah Ubud dan Canggu. Dari situlah kemudian mereka menyematkan nama kampung Rusia untuk mempermudah rekannya ketika tiba di Pulau Dewata.
"Mereka sendiri yang menyebut kampung Rusia, bukan kita yang menamakan. Mereka yang menyebut bahwa saya tinggal di (kampung Rusia) karena ada orang-orang Rusia di sana, ngumpul di sana, seolah-olah ada kampung Rusia di sana," tuturnya.
Advertisement