Menyambangi Mandira's Garden, Perut Kenyang Hati Tenang dari Hasil Kebun Restoran

Makanan organik menjadi pilihan yang semakin populer karena ditanam tanpa bahan kimia sintetis dan pestisida yang berbahaya bagi kesehatan. Konsep ini juga mulai ditawarkan oleh beberapa restoran yang menekankan konsep garden to table, salah satunya adalah Mandira’s Garden.

oleh Dyra Daniera diperbarui 02 Mei 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2023, 07:00 WIB
Mandira's Garden
Mandira's Garden, restoran dengan konsep "Garden to Table". (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyak orang yang menyadari pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat dan aman bagi kesehatan. Makanan organik menjadi pilihan yang semakin populer karena ditanam tanpa bahan kimia sintetis dan pestisida yang berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, banyak yang mulai tertarik menanam sendiri tumbuhan yang biasa mereka konsumsi di pekarangan rumah atau di pot-pot di balkon. 

Konsep ini juga mulai ditawarkan oleh beberapa restoran yang menekankan konsep garden to table, yakni makanan yang disajikan kepada pengunjung diambil langsung dari kebun mereka sendiri. Salah satunya adalah Mandira’s Garden, restoran yang terletak di Kemang Timur Raya No. 55, Jakarta Selatan.

Restoran ini hanya menyajikan menu makanan yang bahannya sebagian besar diambil dari kebun mereka sendiri. "Konsep restoran ini, apa yang kita tanam, itulah yang kita petik, itulah yang kita jual, itulah yang kita masak, itulah yang kita makan," jelas Lisa Mandira, founder Mandira’s Garden pada kegiatan Wisata Rendah Karbon yang diselenggarakan Disparekraf DKI Jakarta, CarbonEthics, Bumi Journey, dan Jakarta Good Guide pada Sabtu, 29 April 2023. 

Sudah berdiri selama tujuh tahun, restoran ini memiliki gaya bangunan yang sangat homey dan instagrammable. Di pekarangannya, terdapat kebun dengan aneka tumbuhan mulai dari jagung, daun bawang, kenikir, kangkung hingga tanaman herbal organik seperti oregano, mint, rosemary, dan thyme. Di samping itu, terdapat kandang ayam dan kelinci. 

Lebih dari 100 Jenis Tanaman

Lisa Mandira
Founder Mandira's Garden, Lisa Mandira, menjelaskan tumbuhan yang ada di kebun. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera))

Lisa berinisiatif membuka restoran dengan konsep ini lantaran semakin banyak masalah kesehatan yang muncul akibat diet modern saat ini dan praktik pertanian yang tidak organik. "Kita harus aware dengan apa yang kita makan. Itu salah satu cara kita untuk prevensi sakit penyakit yang zaman sekarang mungkin sudah semakin banyak dan sudah gak ada obatnya, terutama autoimun."

Dilansir dari World Economic Forum, autoimun semakin banyak terjadi, terutama di daerah seperti Timur Tengah dan Asia Timur, padahal jumlah kasus sebelumnya sangat sedikit. Penyebabnya adalah makanan cepat saji Barat, yang semakin populer dan menyebar di seluruh dunia, menurut peneliti Carola Vinuesa.

"Diet makanan cepat saji tidak memiliki beberapa nutrisi penting, seperti serat, dan bukti menunjukkan bahwa perubahan ini memengaruhi mikrobiom seseorang," ujarnya. 

Untuk itu, Lisa Mandira merasa perlu melakukan gerakan dari diri sendiri, dimulai dengan menanam makanannya sendiri. Saat ini, sudah ada lebih dari 100 jenis tanaman yang ditanam di kebun Mandira’s Garden. 

Menu Bervariatif dan Musiman

Mandira's garden
Interior Mandira's Garden. (Dok. LIputan6.com/Dyra Daniera)

Menu makanan yang dijual di Mandira’s Garden sangat bervariatif. Sebuah papan tulis kapur menunjukkan menu spesial pada hari itu, yaitu sup berisi labu, edamame, dan tomat dengan roti garlic, telur orak-arik keju, dan spaghetti bolognese. 

Di samping itu, makanan lain yang ditawarkan adalah basil chicken nugget, sukun goreng, spring salad, fresh fettucine dengan pesto basil, mie ayam, nasi bakar, hingga nasi rames “blue rice” karena nasinya menggunakan bunga telang. Ada pula hidangan penutup seperti avocado cake, donat tape, dan croffles.

Tak lupa, terdapat menu minuman di antaranya aneka jus, seperti pineapple mint juice dan kale smoothies, kalamansi, matcha berry, teh bunga telang, teh lavender, dan aneka kopi. Seluruhnya menggunakan bahan-bahan yang ditanam di kebun sendiri, yang bukan hanya terletak di Jakarta.

"Sebagian kecil kita ambil dari sini, sebagian besar kita ambil dari farm kita. Kita nanem sendiri sayurannya di Gunungputri, tapi kita juga bekerja sama dengan beberapa farmers ya, ada di Bandung, ada di Puncak juga," jelas Lisa. 

Perubahan Iklim Jadi Tantangan

Mandira's Garden
Hasil panen kebun di Mandira's Garden. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Menu makanan di Mandira’s Garden juga fleksibel dan dapat berubah sewaktu-waktu, mengikuti musim panen buah dan sayur yang ditanam. Lisa juga berpendapat bahwa perubahan iklim yang terjadi membuat proses bercocok tanam semakin sulit. 

"Jadi kalau hari ini kalian bisa makan ubi-ubian yang beraneka warna dan enak, belum tentu minggu depan ubi ini masih ada lagi, karena balik lagi, climates," ujarnya. Ia melanjutkan, "Kalau alamnya lagi nggak bersahabat, kita juga PR banget." 

Selain karena peduli dengan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan, bercocok tanam juga merupakan salah satu hobi Lisa Mandira. Menurutnya, hobi yang ia ciptakan ini tidak mudah, tetapi ia terus berusaha.

Ia berkata, "Tanaman itu dia tergantung kita. Kita harus punya rasa suka dulu. Kalo kita nggak punya rasa suka, kita akan merasa itu sebagai beban. Tapi kalau kita suka, kita akan cari jalan supaya tanaman itu tetap hidup."

Terdapat beberapa produk yang juga dijual Mandira’s Garden yang terlihat di etalase-etalase, misalnya mixed nutes, peanut butter, keripik pisang, pesto basil, crispy chili garlic, jamu, benih microgreens, hingga deodoran organik. Mandira's Garden buka setiap hari, kecuali Minggu, mulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB.

Infografis Journal_ Sisa Makanan Jadi Sampah Dominan di Indonesia
Infografis Journal_ Sisa Makanan Jadi Sampah Dominan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya