Liputan6.com, Jakarta - Acara liburan sepasang turis di Hawaii berubah menjadi dramatis ketika mereka mengikuti petunjuk arah GPS. Mobil yang ditumpangi keduanya langsung terjun ke laut setelah mereka mengikuti petunjuk tersebut.
Kedua turis itu sebenarnya sedang dalam perjalanan mengikuti tur manta di Kailua-Kona pada Sabtu, 6 Mei 2023. Namun, menurut The Washington Post, mobil Dodge Caravan mereka justru diarahkan ke Pelabuhan Kapal Kecil Honokohau.
Baca Juga
"Aku pikir pandangan mereka tak terpaku ke jalan selama beberapa detik," kata seorang saksi, Christie Hutchinson kepada Hawaii News Now, dikutip dari People, Senin (8/5/2023).
Advertisement
Hutchinson saat itu hendak menyenderkan kapalnya ke pelabuhan setelah pagi itu ia berlayar bersama suaminya dan teman-teman mereka. Saat itulah, dia melihat mobil itu tiba-tiba menuruni jalur kapal dan langsung masuk ke air.
"Saya hanya duduk di sana mencoba mencari perlindungan dari hujan, dan hal berikutnya, saya melihat sebuah mobil melaju melewati kapal kami langsung ke pelabuhan dengan kecepatan yang lumayan," kata Hutchinson kepada The Washington Post.
Menurut Hawaii News Now, pasangan itu terikat di kursi mereka. Hutchinson merekam momen van menuruni jalur kapal lewat ponselnya. Dalam video (yang kemudian dia unggah di media sosial), pengemudi yang tersenyum tampak bingung tetapi tidak terlalu khawatir dengan apa yang terjadi.
"Cukup yakin itu tidak seharusnya terjadi," terdengar Hutchinson berkata dalam video sementara orang-orang di sekitarnya meneriaki para wanita untuk keluar dari kendaraan.
Penumpang Mobil Van Terlihat Santai
"Saya pikir semua orang sedikit terkejut," kata Hutchinson saat berbicara dengan Hawaii News Now, menambahkan bahwa "kami membutuhkan waktu sejenak untuk mengetahui apa yang sedang terjadi karena mereka tampaknya tidak panik atau memiliki rasa urgensi untuk keluar dari mobil".
Beruntung, kedua perempuan yang disebutnya sebagai saudari itu tidak terluka, menurut Washington Post. Sejumlah saksi mata di lokasi kejadian segera membantu mereka terbebas dari kendaraan yang tenggelam. Penumpang bisa membebaskan diri lewat jendela, sementara suami Hutchinson membantu si sopir keluar dari mobil dan air.
Hawaii News Now melaporkan bahwa kendaraan itu sepenuhnya tenggelam di dalam air saat kru penyelamat tiba untuk menariknya keluar.Â
Samantha Tavares, spesialis informasi untuk Departemen Perhubungan Hawaii, mengatakan kepada The Washington Post bahwa jenis kecelakaan GPS ini pernah terjadi di sana sebelumnya, namun jarang. "Biasanya GPS cukup akurat di Hawaii," katanya kepada surat kabar itu. "Ini tidak benar-benar normal untuk itu terjadi."
Advertisement
Kasus Emak-Emak Disasarkan GPS ke Jalan Tol
Kasus disasarkan oleh GPS juga pernah menimpa seorang emak-emak yang masuk jalan tol saat mengendarai sepeda motor. Emak-emak yang belakangan diketahui berinisial B mengaku kurang memahami rambu-rambu lalu lintas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, B berasal dari Riau. Ia tidak menguasai jalan di DKI Jakarta, sehingga memanfaatkan Global Positioning System (GPS) sebagai petunjuk arah. Saat itu, B diarahkan ke pintu tol Angke 1 di Jakarta Utara. Yusri curiga, B menggunakan GPS yang dikhususkan untuk pengendara roda empat.
"B alamat sesuai e-KTP di Riau, pengakuan dia tidak terlalu hapal dengan Jakarta makanya pakai GPS bahkan dia punya E-toll card. Tapi dia sepertinya pakai GPS untuk mobil," kata di Polda Metro Jaya, Selasa, 27 April 2021, dikutip dari kanal News Liputan6.com.
Aksi si emak-emak viral di media sosial saat dia dengan santai membayar dan masuk tol dengan mengendarai sepeda motor berbarengan dengan mobil yang melintas. Padahal, jalur tol hanya diperuntukkan kendaraan roda empat atau lebih. Aksi emak-emak terekam kamera penggendara dan diunggah oleh akun @harry_affandy di media sosial.
Pakai GPS Keseringan Ganggu Kemampuan Otak
Sebuah studi pada 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports mengamati 50 pengemudi. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang lebih sering menggunakan GPS memiliki memori spasial yang lebih buruk, ini merupakan kemampuan untuk mengingat posisi objek dan tempat, ketika mencoba bernavigasi tanpa teknologi pemetaan.
Ketika 13 peserta diuji ulang tiga tahun kemudian, penggunaan GPS yang lebih sering dikaitkan dengan memori spasial yang lebih buruk. "Kami melakukan tes memori spasial dan menemukan bahwa degradasi berkorelasi dengan frekuensi GPS," kata Véronique Bohbot, rekan penulis studi dan profesor psikiatri di McGill University, di Toronto Star, dikutip dari kanal Citizen Liputan6.com.
"Ada perbedaan antara orang yang menggunakan GPS setiap hari untuk setiap perjalanan dan orang yang tidak menggunakan GPS sama sekali atau hanya sesekali, katakanlah sebulan sekali."
"Apa yang kami temukan adalah ketika orang memiliki memori spasial yang baik, mereka memiliki lebih banyak aktivitas dan lebih banyak materi abu-abu di hipokampus," kata Bohbot. "Kami juga menemukan bahwa orang yang memiliki memori spasial yang lebih baik memiliki kognisi yang lebih baik dan lebih sedikit risiko penyakit Alzheimer."
Para peneliti telah lama percaya bahwa hippocampus yang kuat—yang tidak mengalami atrofi (atau menyusut)—melindungi dari perkembangan demensia seperti Alzheimer. Itu sebabnya mereka menganjurkan untuk tetap aktif secara mental seiring bertambahnya usia. Mereka meringkasnya menjadi sebuah kebenaran: Anda harus menggunakan otak Anda, atau Anda akan kehilangannya.
Advertisement