Penumpang Pesawat Didenda Maskapai Setelah Menyontek Tips Packing yang Viral di TikTok

Ketika tahu bagasinya berlebih, penumpang pesawat ini menumpuk 15 pakaian, mengikuti tips packing yang viral di TikTok untuk menghindari biaya tambahan.

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Mei 2023, 08:01 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 08:01 WIB
Ilustrasi packing koper
Ilustrasi packing koper. (Dok. Jdltmaxson/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penumpang mencoba menggunakan tips packing yang viral di Tiktok guna menambah barang bawannya ke dalam pesawat. Tapi, aksi penumpang pesawat itu akhirnya ketahuan pihak maskapai penerbangan.

Dengan penumpang yang dibebankan biaya tambahan jika membawa barang melebihi ketentutan ke dalam penerbangan, sudah banyak orang mencoba menggunakan metode kreatif untuk "menipu sistem." Di antara orang itu adalah Adriana Ocampo.

Ia mencoba menghindari biaya bagasi maskapai penerbangan dengan mengenakan hampir enam kilogram pakaian. Melansir The Sun, Kamis, 18 Mei 2023, Ocampo menumpuk 15 pakaian, termasuk kaus, jaket, jumper, dan celana panjang setelah menyadari barang bawaannya melebihi batas berat maksimum tujuh kilogram.

Perempuan berusia 19 tahun itu bepergian dengan maskapai penerbangan Jetstar dari Melbourne ke rumahnya di Adelaide, Australia, setelah melakukan perjalanan bersama temannya Emily Altamura pada Maret 2023. Ia menyadari bagasinya, yang beratnya 12,5 kg, hampir dua kali lipat dari batas, tapi berharap awak kabin tidak punya waktu untuk memeriksanya.

Ketika tiba waktunya untuk naik ke pesawat, mereka melihat staf menimbang barang bawaan penumpang. Jadi, Ocampo membuka kopernya dan menumpuk pakaian sebanyak mungkin untuk menghindari denda kelebihan bagasi. Altamura juga mengikuti, karena bawaannya pun melewati batas maksimal.

Sebuah video menunjukkan Ocampo dan temannya melapisi diri mereka dengan beberapa atasan dan jaket. Keduanya bahkan menjejalkan pakaian, bahkan iPad di bawah celana baggy mereka demi menghindari biaya bagasi.

Bayar Denda

Ilustrasi Travel
Ilustrasi penumpang pesawat ogah bayar biaya bagasi. (dok. Pixabay.com/congerdesign)

Duo itu kemudian mencoba naik ke pesawat, berharap tas mereka cukup ringan untuk menghindari biaya tambahan tersebut. Tapi, tas Ocampo ternyata masih melebihi batas maksimal, lebih sekitar satu kilogram.

Meski menumpuk lebih banyak pakaian lagi, dengan Ocampo mengenakan pakaian seberat lima setengah kilo, keduanya kewalahan, dan mengakui kekalahan, mengklaim masing-masing membayar denda 65 dolar Australia (sekitar Rp640 ribu).

Ocampo mengatakan, ia dipaksa duduk dalam satu penerbangan pulang selama 80 menit "tampak seperti Augustus Gloop dari Charlie and the Chocolate Factory" sambil dibungkus dengan 15 potong pakaian. Ia berkata, "Saya berada di kamar hotel saya dan hampir tidak bisa menutup bagasi saya dan saya tahu tas saya agak melebihi batas."

"Ketika kami naik ke pesawat, kami melihat mereka mengeluarkan troli dengan timbangan," imbuhnya. "Kami pikir, satu-satunya cara kami dapat mengurangi beban tas kami adalah jika kami mengenakannya sendiri. Jadi, kami mulai mengenakan jaket dan mantel kami, tapi (bagasi) kami masih melewati batas."

 

Kata Pihak Maskapai

Ilustrasi wisatawan di bandara (pixabay)
Ilustrasi penumpang pesawat ogah bayar biaya bagasi tambahan. (pixabay)

Ocampo berkata, "Saya terlihat seperti beruang. Saya kecil dan mungil dan saya terlihat sangat bertolak belakang (dengan memakai baju berlapis-lapis). Mereka mengatakan kami harus melepas barang-barang (berlebihan) di tubuh kami dan kami harus membayar (denda)."

"Semua orang dalam antrean menatap kami dan menertawakan kami, itu agak memalukan. Orang-orang kesal karena kami menahan pesawat," sambungnya.

Ia mengklaim bahwa ia bepergian dengan bus dalam perjalanan pergi, sehingga tidak perlu mempertimbangkan kasusnya dan kesalahannya membuatnya "berkeringat" ketika penerbangan pulang. Ia melanjutkan, "Saya naik bus ke Melbourne dan tahu tas saya agak melebihi batas."

"Saya pernah bepergian dengan maskapai ini sebelumnya dan tidak terlalu bermasalah dengan beratnya (bagasi)," katanya lagi.

Seorang juru bicara Jetstar Airways mengatakan, "Meski kami tentu saja melihat sisi lucunya, kami memiliki batasan untuk membuatnya adil bagi semua orang."

"Melacak seberapa berat bagasi yang dibawa penumpang berarti setiap orang memiliki ruang untuk barang-barang mereka dan kami memenuhi persyaratan keselamatan kami," ia melanjutkan.

 

Permintaan Tiket Pesawat Naik hingga 70 Persen

Ilustrasi
Ilustrasi pesawat lepas landas. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Pasca pembatasan akibat pandemi COVID-19, Traveloka melaporkan bahwa permintaan tiket pesawat pada kuartal I 2023, naik hingga 70 persen.

"Ada peningkatan permintaan di kuartal pertama 2023, 60 sampai 70 persen. Lalu, pada periode angkutan Lebaran juga terjadi peningkatan," ujar Iko Putera, CEO Traveloka, saat menjadi pembicara dalam Garuda Indonesia Online Travel Fair (GOTF), Senin, 15 Mei 2023, rangkum kanal Bisnis Liputan6.com.

Selaras dengan itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebelumnya menyebut bahwa perputaran roda ekonomi selama Lebaran 2023 "meningkat luar biasa." Secara angka, perputaran uang selama arus mudik dan balik Lebaran 2023 tembus Rp240 triliun.

"Setelah kami survei, perputaran ekonomi Lebaran 2023 sangat besar. Waktu libur Lebaran, perputaran ekonomi saat masyarakat mudik dari sebelumnya Rp150 triliun di 2022 ternyata jadi Rp240 triliun di 2023," kata Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Triono Junoasmono di Kementerian PUPR, Jakarta, 10 Meu 2023.

Triono menilai, perputaran uang ini terjadi lantaran masyarakat bukan hanya mudik saat pulang kampung, namun juga liburan.

Infografis Titik-Titik Keramaian Wisata di Musim Mudik Lebaran 2023
Infografis Titik-Titik Keramaian Wisata di Musim Mudik Lebaran 2023. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya