Liputan6.com, Jakarta - Gerai Filosofi Kopi yang berlokasi di Melawai Blok M terbakar. Para staf dan manajemen berupaya mengatasi kebakaran.
"Manajemen Filosofi Kopi lakukan langkah cepat atasi insiden kebakaran Filosofi Kopi Melawai Blok M," tulis Instagram resmi kedai kopi tersebut di unggahan terbaru, dikutip Jumat (14/7/2023).Â
Baca Juga
Melalui rilis dijelaskan bahwa kebakaran pertama kali dilaporkan pada Kamis, 13 Juli 2023, pukul 08.30 WIB, saat asap mulai terlihat di dapur. Karyawan kedai yang sedang bertugas langsung berupaya memadamkan api dibantu orang-orang di sekitar kedai pertama Filosofi Kopi itu.
Advertisement
Api berhasil dipadamkan pada 09.00 WIB. Mereka menjelaskan kebakaran itu disebabkan oleh kesalahan teknis pada deep fryer yang digunakan. Adapun dampak dari kebakaran lebih banyak mengenai area dapur, sedangkan area bar dan indoor tidak berdampak signifikan.
Handoko Hendroyono, CEO Filosofi Kopi, mengatakan pihak manajemen bergerak cepat untuk memperbaiki kedai Filosofi Kopi sejak kejadian. Sejak kemarin, kedai tersebut ditutup sampai proses renovasi selesai. "Kami akan secepatnya kembali melayani kawan Fikop untuk bisa ngopi bersama lagi," ujarnya seperti dalam keterangan rilis di akun resminya.
Kabar kebakaran yang terjadi di kedai Filosofi Kopi Melawai Blok M mendapat respons warganet. Di antaranya menyemangati pihak manajemen agar kembali bisa membuka kedainya seperti semula.
"Tetap semangat Team Filkop, semoga bisa kembali beroperasi dan melayani kawan setia Filkop Melawai. Comeback Stronger," tulis warganet.
"Tetap semangat," kata yang lain.
"Lekas pulih," sambung yang lain.
Awal Mula Filosofi Kopi
Mengutip dari laman resmi Filosofi Kopi, Jumat (14/7/2023), kedai kopi ini didirikan bersamaan dengan munculnya film Filosofi Kopi yang diadaptasi dari novel karya Dewi Lestari. Filosofi Kopi didirikan oleh Angga Sasongko, Anggia Kharisma, Handoko Hendroyono, Chicco Jerikho serta Rio Dewanto.
Pada 2015, Filosofi Kopi Kedai direncanakan dari awal, bukan efek dari kesuksesan film tapi sebuah upaya pengembangan ekosistem secara bersamaan sehingga jadi sebuah pengalaman luar biasa saat imajinasi di film layar lebar menjadi kenyataan. Seiring proses pembuatan film Filosofi Kopi pertama, ekosistem Filosofi Kopi dibangun dengan semangat "User Generated Content".Â
Kedekatan yang kuat dibangun berbarengan semangat komunitas kreatif terutama komunitas kopi. Filosofi Kopi jadi sebuah gerakan untuk memberdayakan kopi Nusantara. Dengan kekayaan kopi Indonesia yang luar biasa, agak ironis karena kedai-kedai kopi mancanegara lah yang banyak dibuka di mana-mana. Begitu pula dengan biji kopi Indonesia yang saat itu dinilai kalah pamor dari biji kopi luar negeri.
"Filosofi Kopi tumbuh kembang sebagai sebuah ekosistem yang dekat dengan dunia kopi. Ekosistem berkembang dari kedai, produk kopi, seni, fesyen, musik hingga acara yang dekat dengan anak muda," demikian pernyataan pihak kedai.
Advertisement
Film Filosofi Kopi
Kepopuleran Filosofi Kopi tak terlepas dari publikasi filmnya yang pertama, kemudian dilanjutkan perilisan film keduanya yang berjudul "Ben & Jody" yang tayang di bioskop pada 27 Januari 2022 lalu. Mengutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, film kembali dibintangi Chico Jerrico dan Rio Dewanto.
Film masih menceritakan kisah persahabatan dua barista di film Filosofi Kopi rilisan 2015, yakni Ben dan Jody. Kali itu, film beralih genre menjadi action, dengan latar belakang cerita yang menarik. Dilansir dari laman 21cineplex.com, film Ben & Jody menceritakan tentang Ben (Chicco Jerikho) sejak keluar dari Filosofi Kopi yang kini aktif membela kelompok petani untuk melawan perusahaan.
Namun, ia dikabarkan menghilang dalam misinya tersebut. Karena itu, Jody (Rio Dewanto) sebagai sahabat setianya mencoba menemukan keberadaan Ben. Perjalanan ini menghadapkan mereka berdua dengan petualangan yang mempertaruhkan hidup dan mati melawan gerombolan pembalak liar pimpinan Tubir (Yayan Ruhian).Â
Menyoroti Industri Kedai Kopi
Menyoroti industri kedai kopi, atau produk kopi, Indonesia ternyata merupakan salah satu pasar yang memungkinkan keuntungan besar, terutama di Asia. Hal itu disebabkan Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar kedua di Asia memungkinkan industri kedai kopi mendapatkan momentumnya di negeri sendiri.
Salah satu bisnis kopi terkenal di Indonesia yang bisa menjadi inspirasi adalah Kopikalyan. Kopikalyan saat ini mengoperasikan tiga kedainya di Jakarta, dan mendirikan gerai pertama dan satu-satunya di luar negeri yaitu di Tokyo, Jepang pada Desember 2020.
Uniknya, produk kopi Kopikalyan terbuat dari biji arabika yang bersumber sepenuhnya dari perkebunan kopi Indonesia. Selain produk kopi Barat seperti espresso dan cappuccino, Kopikalyan juga menjual campuran populer produk lokal seperti Es Kopi Susu. Tak hanya itu, mereka juga meluncurkan proyek Kopi Atlas, yang menawarkan delapan jenis kopi single-origin pilihan dari berbagai daerah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.
"Indonesia (menjadi pasar kopi) menarik karena sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kita dipisahkan oleh banyak lautan, sehingga rasa kopi dari satu daerah ke daerah lain bisa sangat berbeda," ujar pemilik dan founder Kopikalyan, Iman Kusumaputra, dikutip dari laman Nikkei Asia.
Selain itu ia menyebut Indonesia memiliki jumlah varian single-origin terbesar. "Bahkan satu pulau bisa menjadi rumah bagi beberapa single-origins yang berbeda," kata dia.
Advertisement