Liputan6.com, Jakarta - Federasi Mikronesia merupakan negara di Samudra Pasifik bagian barat. Sama halnya dengan negara Kiribati dan Negara Fiji, Mikronesia juga merupakan salah satu negara benua di Oseania.
Mengutip dari laman Britannica, Rabu, 26 Juli 2023, wilayahnya terdiri dari lebih dari 600 pulau dan pulau kecil di kepulauan Kepulauan Caroline dan dibagi secara kasar sepanjang garis budaya dan bahasa menjadi negara bagian dari barat ke timur yaitu Yap, Chuuk, Pohnpei, dan Kosrae. Ibu kota Mikronesia adalah Palikir, di pulau Pohnpei dengan kota terbesar bernama Weno terletak di Atol Chuuk.
Sejarah menyebut Mikronesia telah dikuasai oleh beberapa negara mulai dari bangsa Spanyol, Jerman dan juga Jepang. Sejak 1979 Federasi Mikronesia sudah membentuk pemerintahan sendiri dan pada 3 November 1986 telah diakui sebagai negara yang berdaulat.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Mikronesia selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Mikronesia yang dirangkum Liputan6.com pada Rabu (26/7/2023).
1. Memiliki 607 Pulau
Di utara Mikronesia berbatasan dengan Guam dan Kepulauan Mariana, sementara di sisi timur laut berbatasan dengan Kepulauan Hawaii. Lalu di sisi Timur negara ini berbatasan dengan Nauru dan Kepulauan Marshall, di selatan berbatasan dengan Australia bagian timur dan barat daya dengan pulau Papua milik Indonesia, di barat berbatasan dengan Palau dan negara Filipina.
Jika ditotal secara keseluruhan, Federasi Mikronesia memiliki jumlah pulau sekitar 607 dengan total luas sekitar 702 km persegi yang membujur dengan jarak hampir 2.900 km, melintasi Kepulauan Caroline, tepat di bagian utara dari garis khatulistiwa.
2. Dulu Bagian Amerika Serikat
Dahulu Federasi Mikronesia termasuk salah satu bagian dari Wilayah Perwakilan Kepulauan Pasifik (TTPI), yaitu wilayah administrasi PBB di bawah Amerika Serikat. Pada 10 Mei 1979 Mikronesia membentuk pemerintahan konstitusi dan jadi negara berdaulat pada 3 November 1986.
Federasi Mikronesia tak punya kekuatan militer. Meskipun demikian negara ini tak khawatir dengan ancaman dari negara lain karena Mikronesia telah melakukan perjanjian dengan Amerika Serikat dan apabila negara ini diserang, maka harus berhadapan dengan tentara Amerika.
3. Etnis di Mikronesia
Jumlah penduduk yang berada di Federasi Mikronesia tidak lebih dari 100.000 jiwa. Mayoritas penduduk merupakan keturunan bangsa Polynesia yang dicirikan memiliki kulit berwarna coklat dan bertubuh gemuk. Seiring berjalannya waktu bangsa tersebut berkembang menjadi penduduk asli Mikronesia bernama etnik Mikronesia.
Meski begitu, pada Federasi Mikronisa juga banyak ditemukan beberapa etnik tertentu. Kebanyakan penduduk minoritas ini berasal dari kawasan di wilayah Samudera Pasifik dan Asia seperti Chuukese, Pohnpeian, maupun Yapese.
Sebagian besar minoritas di Mikronesia memiliki keturunan Jepang yang tentunya merupakan hasil persilangan antara bangsa Jepang dengan Mikronesia saat Jepang menjajah Mikronesia. Sejak 1990-an, negara ini sudah banyak dikunjungi para espatriat yang berasal dari Australia, Amerika, Eropa, Republik Rakyat Tiongkok, hingga Filipina.Â
Advertisement
4. Pernah Dipimpin Presiden Keturunan Indonesia
Peter Martin Christian, yang menjabat sebagai presiden sejak tahun 2015 ternyata masih memiliki darah Indonesia. Dia merupakan keturunan Maluku generasi ketiga di Mikronesia.
Peter Martin menjabat sejak 11 Mei 2015 hingga 11 Mei 2019. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai senator di Kongres Federasi Mikronesia sebagai perwakilan Pohnpei pada 2007 dan menjabat Ketua Komite Transportasi dan Komunikasi.
5. Wisata di Mikronesia
Chuuk merupakan tempat terbaik untuk menyelam. Di atol tersebut terdapat lebih dari 50 bangkai kapal yang tenggelam setelah Operasi Hailstone masa Perang Dunia II. Sisa-sisa kapal tersebut menjadi rumah bagi ribuan ikan dan trumbu karang yang tentunya memberikan pesona tersendiri saat menyelam.
Pulau Yap di Mikronesia juga disebut unik, karena masih menggunakan uang batu yang dimanfaatkan masyarakat sebagai transaksi. Uang batu ini memiliki sejarah, karena itu bagi penduduk setempat uang tersebut sangat berharga dan dipertahankannya sebagai budaya tukar barang. Di pulau Yap turis juga bisa menyelam sepanjang November hingga Mei. Selama bulan-bulan ini, penyelaman manta dilakukan di Selat Mi'il dan penyelaman karang.
6. Kuliner di Mikronesia
Mengutip dari laman TasteAtlas, Rabu (26/7/2023), Kon adalah salah satu hidangan tradisional Mikronesia yang menggabungkan talas atau sukun yang dimasak dan hangat yang ditumbuk kuat-kuat menjadi pasta kental. Hidangan diakhiri dengan penambahan santan, yang dicampur dengan buah untuk mendapatkan konsistensi yang lebih ringan dan lebih lembut.
Kón adalah hidangan budaya yang signifikan untuk wilayah tersebut dan sering disiapkan selama upacara dan pada berbagai acara khusus. Secara tradisional dikaitkan dengan wilayah Chuuk dan sering diberikan sebagai persembahan perdamaian di antara keluarga.
Selain itu Utoar atau Uter yang juga dikenal sebagai bola talas dimakan di seluruh Mikronesia dan muncul dalam berbagai variasi dengan nama lokal yang berbeda. Biasanya makanan ini terdiri dari akar talas yang direbus dan dihaluskan yang dicampur dengan parutan kelapa dan dibentuk menjadi bola-bola berukuran kecil atau besar. Makanan penutup tradisional Mikronesia ini biasanya mengandung gula dan dapat bervariasi dari lunak hingga keras dalam hal tekstur.
Advertisement