Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang menunjukkan sejumlah awak pesawat Swiss Airline yang asyik berfoto di sayap pesawat viral di media sosial. Dalam video tersebut, mereka terlihat bergantian keluar dari pintu darurat menuju sayap pesawat Boeing 777 untuk berfoto.
Dalam video viral yang mulai beredar awal Agustus 2023, seorang pramugari wanita terlihat menari dan berpose untuk difoto di sayap pesawat. Seorang pria yang kabarnya adalah kepala kabin senior, kemudian bergabung dengan pramugari dan mulai berpose layaknya binaragawan.
Baca Juga
Pramugari kemudian terlihat meninggalkan pesawat melalui pintu darurat di atas sayap. Dalam video tersebut, dua petugas darat juga terlihat berpose di depan mesin pesawat, sementara awak darat lainnya mengambil foto mereka. Video tersebut tampaknya diambil di terminal bandara yang kemudian beredar viral di media sosial.
Advertisement
Dilansir dari laman The Star, Minggu, 3 September 2023, diketahui kejadian itu terjadi sebuah bandara di Buenos Aires, Argentina. Kini, setidaknya dua awak Swiss International Air Lines tersebut mengalami masalah dan sedang diselidiki, menurut laporan media.
Insiden itu terjadi tepat sebelum penerbangan berangkat pada Jumat, 16 Agustus 2023, kata outlet berita Amerika Insider. Tidak ada penumpang di dalam pesawat ketika kru beraksi di sayap pesawat, kata laporan berita tersebut. Perwakilan maskapai penerbangan Swiss Airlines mengecam keras kelakuan awak kabin tersebut dan mengatakan bahwa perilaku mereka tidak akan ditoleransi.
Tanggapan Swiss Airline
"Apa yang tampak lucu dalam video itu sebenarnya mengancam nyawa," kata juru bicara Swiss International Air Lines Michael Pelzer dalam sebuah pernyataan kepada Insider.
"Sayap Boeing 777 berada pada ketinggian sekitar 5m. Apalagi setelah mendarat, meski dalam suhu tinggi, sayapnya mungkin tertutup es. Jatuh dari ketinggian tersebut ke permukaan yang keras dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk," ujarnya.
Maskapai ini telah mengontak pramugari yang bersangkutan, kata Pelzer. Ia juga mengatakan bahwa awak pesawat sebaiknya menginjakkan kaki di sayap pesawat hanya jika terjadi keadaan darurat yang parah, seperti evakuasi, lapor New York Post.
Martin Knuchel, wakil presiden maskapai dan kepala awak kabin, mengkritik perilaku awak kabin itu. Namun dalam laporan Daily Mail, Knuchel mengatakan bahwa maskapai tersebut tidak akan langsung memecat awaknya.
"Hai teman-teman, aku akan jujur. Saya marah dan kecewa," katanya. "Bagaimana jika penumpang tidak lagi mempercayai kami saat melihat video ini? Ini harus dihentikan, tidak boleh ada lagi video seperti ini," ujarnya.
Advertisement
Tanggapan Anggota Kru lainnya
Dalam laporan New York Post, beberapa anggota kru lain yang tidak disebutkan namanya menyatakan ketidaksetujuan atas perilaku tersebut.
"Saya pikir… Apakah itu nyata?" kata seorang awak kapal berusia 33 tahun. "Selain fakta bahwa hal ini tentu saja sangat berbahaya, hal ini juga tidak profesional."
Insiden ini terjadi tak lama setelah kasus penumpang berperilaku tidak pantas dalam penerbangan, dan menambah tantangan yang dihadapi pramugari. Pada Juli 2023, seorang pramugari bernama Tiffany Gomas dipaksa turun dari penerbangan American Airlines dari Dallas ke Orlando setelah dia menuduh penumpang lain mencuri AirPods miliknya.
Sebuah video yang menampilkan seorang eksekutif pemasaran berusia 38 tahun itu mulai beredar online, setelah dia menuduh penumpang lain di pesawat itu tidak 'nyata'. Namun, dia telah meminta maaf atas perilakunya.
Ini juga bukan pertama kalinya seseorang terlihat berdiri di sayap pesawat dengan tidak tepat. Pada 2020, Ukraine International Airlines melarang seorang wanita melakukan penerbangan berikutnya setelah dia membuka pintu darurat pesawat dan naik ke sayapnya. Setelah pesawat mendarat di Kiev, Ukraina, wanita tersebut melangkah ke sayap, mengeluh bahwa dia merasa 'kepanasan'.
Zona Bebas Anak
Sementara, Corendon Airlines, sebuah maskapai penerbangan asal Turki, mengumumkan zona penerbangan bebas anak di salah satu rutenya. Zona yang disebut 'Khusus Dewasa' akan dapat diakses oleh penumpang berusia di atas 16 tahun.
Mengutip dari Euronews, Selasa, 29 Agustus 2023, Corendon menjadi maskapai Eropa pertama yang menawarkan layanan ini, mengikuti jejak beberapa maskapai internasional seperti AirAsia. Maskapai penerbangan asal Turki ini memperkenalkan zona "Khusus Dewasa" pada penerbangan Amsterdam dan pulau Curaçao di Karibia. Perusahaan akan mulai menawarkan layanan ini pada November 2023.
Area bebas anak akan berlokasi di bagian depan pesawat dan akan memiliki 93 kursi. Zona tersebut akan dipisahkan dari bagian pesawat lainnya oleh dinding dan tirai. Penumpang harus membayar ekstra 45 euro atau setara Rp750 ribu untuk kursi penumpang di area Khusus Dewasa per sekali jalan.
Pendiri Corendon, Atilay Uslu mengatakan zona bebas anak bertujuan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang mencari kedamaian ekstra selama penerbangan mereka. Uslu mengatakan hal ini juga berarti orangtua yang bepergian dengan anak-anak tidak akan terlalu khawatir jika mengganggu penumpang lain.
"Mereka bisa menikmati perkelahian tanpa khawatir jika anak-anaknya mengeluarkan suara," ujarnya.
Advertisement