KLHK dan BPBD Ungkap Alasan Kebakaran di Savana Gunung Bromo Sulit Padam, dari Lokasi sampai Risiko Tinggi

Kebakaran terjadi mulai 6 September 2023 yang berarti perlu waktu seminggu untuk bisa memadamkan api di kawasan Gunung Bromo. Mengapa butuh waktu cukup lama untuk memadamkan api?

oleh Henry diperbarui 14 Sep 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2023, 21:00 WIB
KLHK dan BPBD Ungkap Alasan Kebakaran di Savana Gunung Bromo Sulit Padam, dari Lokasi sampai Risiko Tinggi
KLHK dan BPBD Ungkap Alasan Kebakaran di Savana Gunung Bromo Sulit Padam, dari Lokasi sampai Risiko Tinggi. foto: Instagram @bpbd_jatim

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Bromo akhirnya sudah dinyatakan padam. Kabar itu datang dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Gatot Soebroto. Ia menyatakan, satuan tugas (satgas) darat diterjunkan kembali untuk pembasahan lahan.

Dikutip dari kanal Surabaya Liputan6.com, Kamis (14/9/2023), Gatot menyebut kebakaran di wilayah Gunung Bromo telah ditangani dengan unit heli water bombing. Adapun helikopter Puma sudah beroperasi sebanyak 29 kali, dan helikopter Bell sebanyak 12 kali dalam upaya melakukan water bombing guna memadamkan api.

"Alhamdulillah sudah padam dan sekarang teman-teman pasukan darat sedang melakukan pemadaman dan pembasahan untuk di Bromo," ujar Gatot. Kebakaran di Gunung Bromo akibat ulah wedding organizer yang menggunakan flare saat foto prewedding dan semakin meluas mencapai Malang.

Kebakaran terjadi mulai 6 September 2023 yang berarti perlu waktu seminggu untuk bisa memadamkan api di kawasan wisata alam di Jawa Timur tersebut. Setelah kejadian Bukit Teletubbies terbakar akibat foto prewedding menggunakan flare yang menyulut rumput kering di Savana.

Masyarakat mulai merasakan dampaknya dari mulai kebakaran meluas, bisnis pariwisata total miliaran rupiah tidak bisa beroperasi hingga flora dan fauna yang terancam punah. Salah satu momen tornado api Gunung Bromo dibagikan akun Instagram @mountnesia. Dalam unggahan tersebut, tampak api sudah sudah sangat membubung tinggi menutupi seluruh langit karena asap yang sangat tebal.

Masyarakat sekitar Bromo yang mencoba memadamkan api bahkan terlihat menggelengkan kepada sebagai gestur api tidak bisa dipadamkan secara manual. Berbagai usaha pun dilakukan untuk bisa memadamkan api, termasuk dengan menyewa helikopter untuk melakukan water bombing yang biayanya mencapai miliaran rupiah.

 

 

Sulitnya Mencapai Lokasi Kebakaran di Bromo

KLHK dan BPBD Ungkap Alasan Kebakaran di Savana Gunung Bromo Sulit Padam, dari Lokasi sampai Risiko Tinggi
KLHK dan BPBD Ungkap Alasan Kebakaran di Savana Gunung Bromo Sulit Padam, dari Lokasi sampai Risiko Tinggi.  foto: Instagram @bpbd_jatim

"Miliaran uang hangus? Tornado api muncul di kebakaran Gunung Bromo pada kemarin sore. Kebakaran akibat Prewed Flare Gunung Bromo itu masih berlangsung dan susah dipadamkan," tulis akun @mountnesia.

Lalu, apa yang membuat kobaran api di kawasan Gunung Bromo sangat sulit untuk dipadamkan? Berikut ini beberapa penyebab kebakaran di gunung seperti di Gunung Bromo sulit dipadamkan hingga butuh waktu lama untuk bisa memadamkannya, dilansir dari situs resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Probolinggo:

1. Hambatan Lokasi

Menurut Heri, seorang Personil TRC BPBD Kabupaten Probolinggo, pihaknya sudah melakukan tindakan darurat yaitu menyiramkan pasir di area belum terbakar, membuat sekat, hingga menyiramkan air di titik api.

Namun hambatan lain muncul saat proses pemadaman api karena lereng tebing yang terjal sehingga sulit dijangkau. Selain itu, mobil damkar mengalami kesulitan untuk menyemprotkan air pada titik api karena lokasi lereng bukit yang cukup tinggi.

 

2. Masalah Cuaca di Bromo

Petugas melakukan pemadaman api di Bukit Teletubbies yang kebakaran. (Foto: BBTN Bromo Tengger Semeru)
Petugas melakukan pemadaman api di Bukit Teletubbies yang kebakaran. (Foto: BBTN Bromo Tengger Semeru)

Kebakaran yang terjadi pada musim kemarau menyebabkan rumput kering dan mudah terbakar. Kebakaran ini diperparah dengan cuaca berangin, serta rumput ilalang yang kering membuat api menjalar dengan lebih cepat.

3. Pemadaman Manual Berisiko Tinggi

Sebagaimana pengalaman BNPB yang sudah beberapa kali menangani kasus kebakaran hutan, biasanya pertolongan pertama adalah melakukan pemadaman manual. Namun pemadaman manual umumnya hanya mengandalkan alat seadanya seperti dahan dipukul-pukul untuk mematikan api.

Tapi cara ini berbahaya karena jika api terlalu besar dan angin yang berhembus terlalu kencang, api justru bisa mengenai si pemadam. Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto menambakan, upaya pemadaman kebakaran dengan metode water bombing juga memiliki kendala, salah satunya angin yang kencang, yang dapat membahayakan, dan wilayah sabana yang sangat luas.

Ditambah lagi, pemadaman karhutla di kawasan gunung berjalan, satgas darat seringkali menemui titik api di lokasi yang terjal dan curam, sehingga sulit dijangkau. "Kami tetap melakukan pembatasan, sehingga api tidak sampai menyebar atau melompat ke lokasi yang baru. Alhamdulillah cara itu efektif sehingga kita sudah berhasil melakukan pemadaman darat," jelasnya.

 

Kawasan Bromo Ditutup Sementara

Petugan BPBD memadamkan api di Bukit Teletubbies Bromo. (Istimewa)
Petugan BPBD memadamkan api di Bukit Teletubbies Bromo. (Istimewa)

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga mengungkapkan pendapat hampir senada tentang penyebab sulitnya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Bromo. Menurut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Thomas Nifinluri, salah satu faktor kesulitannya adalah akses ke lokasi kebakaran yang berbukit, dan terjal.

Thomas menuturkan medan yang berat itu membuat gerakan tim pemadam kebakaran menjadi terbatas, ditambah angin bertiup kencang turut memicu api terus menyala membakar hutan dan lahan di Gunung Bromo. Bahkan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terpaksa harus menutup seluruh akses menuju kawasan wisata Gunung Bromo untuk memudahkan operasi pemadaman.

Penutupan kawasan wisata Bromo tertuang dalam Surat Pengumuman Nomor: PG.09/T.8/BIDTEK/9/2023 tentang Penutupan Kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

"Penutupan berlaku sejak Minggu, 10 September 2023, mulai pukul 19.00 WIB, sampai batas waktu yang belum ditentukan," terang Thomas, dikutip dari Antara, Senin, 11 September 2023.

Berdasarkan informasi dari BPBD setempat, luas hutan dan lahan yang terbakar di Gunung Bromo mencapai 274 hektare. Thomas mengatakan pemerintah akan melakukan perhitungan luas dengan penaksiran area kebakaran dengan menggunakan citra satelit.

 

Infografis Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia
Infografis Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya