Ambang Batas Kenaikan Suhu 1,5 Derajat Celcius Nyaris Terlewati, Hidup Seluruh Penghuni Bumi Terancam

Kondisi planet Bumi kian mengkhawatirkan. Menurut para peneliti, Bumi sudah melampaui ambang batas pemanasan iklim yang disepakati secara internasional, dibandingkan dengan tingkat pemanasan pada masa pra-industri.

oleh Putu Elmira diperbarui 03 Nov 2023, 19:15 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2023, 17:02 WIB
Bantuan Darurat untuk Masyarakat Wilayah Tepi Sungai Solimoes Brasil
Kekeringan yang mencerminkan kondisi apa yang dinamakan pemanasan global. (AP Photo/Edmar Barros)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi planet Bumi kian mengkhawatirkan. Menurut para peneliti, Bumi sudah melampaui ambang batas pemanasan iklim yang disepakati secara internasional, dibandingkan dengan tingkat pemanasan pada masa pra-industri.

Dikutip dari ABC News, Rabu, 1 November 2023, hal ini dapat membawa konsekuensi bencana bagi seluruh dunia, menurut para peneliti. Sebuah studi yang diterbitkan pada Senin, 30 Oktober 2023, di Nature Climate Change menemukan bahwa pada awal 2029, jika gas rumah kaca terus dikeluarkan pada tingkat yang sama seperti saat ini, planet ini mungkin tidak dapat tetap berada di bawah ambang batas pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celsius.

Kerangka waktu ini memproyeksikan bahwa "anggaran karbon" atau carbon budget akan habis tiga tahun lebih awal dari perkiraan berakhirnya pada 2032. Anggaran karbon merupakan jumlah bersih karbon dioksida yang masih dapat dikeluarkan manusia tanpa melebihi 1,5 derajat.

Lantas, mengapa menjaga suhu Bumi di bawah 1,5 derajat Celcius sangatlah penting? Angka pasti pemanasan sebesar 1,5 derajat Celcius kurang penting dibandingkan dengan menjaga agar pemanasan global berada jauh di bawah angka tersebut. Namun, para peneliti mengatakan kemungkinan terjadinya hal tersebut semakin berkurang.

Membatasi pemanasan global hingga kurang dari 1,5 derajat Celcius sejak tingkat pra-industri digariskan ketika Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim menciptakan Perjanjian Paris, sebuah perjanjian internasional yang ditandatangani oleh sebagian besar negara di dunia pada 2015 dalam upaya global untuk memitigasi perubahan iklim.

Para peneliti studi Nature Climate Change menyatakan bahwa jika emisi karbon dioksida tetap pada tingkat saat ini, sisa anggaran karbon akan habis pada awal 2029. Pada 2021, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB menetapkan anggaran karbon sebesar 500 miliar metrik ton akan menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celcius hingga pertengahan 2032.


Dampak Pemanasan Global

ilustrasi pemanasan global (AP/J David)
ilustrasi pemanasan global (AP/J David)

Penilaian terbaru ini mendekatkan ambang batas tiga tahun. Meskipun model iklim tidak dapat memprediksi secara pasti kapan dampak perubahan iklim yang tidak dapat diubah akan terjadi, melampaui standar suhu 1,5 derajat akan meningkatkan risiko bencana terkait pemanasan, menurut para peneliti.

Laporan IPCC pada 2018 memperkirakan bahwa pemanasan global akan mengancam terumbu karang; mencairnya lapisan es Antartika, berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut; menyebabkan lautan menjadi lebih asam; dan berdampak negatif pada tanaman di beberapa bagian dunia.

Meskipun ada penilaian baru yang memperkirakan akan menghabiskan anggaran karbon pada 2029, planet ini sekarang hampir melampaui ambang batas pemanasan sebesar 1,5 derajat sehingga waktu pastinya tidaklah signifikan, kata Rob Jackson, seorang profesor Ilmu Sistem Bumi di Stanford University.

"Suhu dunia akan melebihi 1,5 (derajat) Celcius jauh sebelum anak-anak taman kanak-kanak saat ini menyelesaikan sekolah menengah atas," kata Jackson, yang tidak terlibat dalam studi Nature Climate Change, kepada ABC News.


Pemanasan Global Meningkat

Studi Sebut 37% Kematian Penduduk di Dunia Disebabkan oleh Pemanasan Global
Studi dari Nature Climate Change mengungkap bahwa pemanasan global menyumbang lebih dari sepertiga angka kematian penduduk di dunia setiap tahunnya. (Foto: Unsplash,com/Veeterzy).

Setiap sepersepuluh derajat memperburuk dampak perubahan iklim, kata Zeke Hausfather, ilmuwan iklim di Berkeley Earth, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di California yang berfokus pada analisis data suhu lahan untuk ilmu iklim, kepada ABC News. "Jadi, bahkan jika kita gagal mencapai target paling ambisius kita, yang tampaknya semakin besar kemungkinannya, hal ini hanya akan meningkatkan tekanan untuk mencegah kenaikan lebih lanjut," katanya.

Setelah pemanasan mencapai 1,5 derajat, hitungan mundur berikutnya adalah pemanasan mencapai 2 derajat Celcius, yang kemungkinan akan terjadi pada 2040-an, menurut penelitian tersebut. Kenaikan suhu setengah derajat saja akan menyebabkan gangguan iklim yang lebih parah, kata para ilmuwan.

Jika suhu global semakin memanas hingga mencapai 3 derajat, penelitian menunjukkan bahwa dampaknya adalah kondisi yang tidak dapat ditinggali di sebagian besar wilayah di dunia. Seberapa besar dampak buruk yang akan dialami planet ini dan penghuninya seiring dengan kenaikan suhu? Para peneliti iklim mengatakan dampak paling drastis akan terjadi pada cuaca ekstrem.

Kekeringan diperkirakan akan menjadi lebih buruk dan berlangsung lebih lama. Perairan laut yang lebih hangat berarti jumlah badai kuat diperkirakan akan meningkat, begitu pula kemungkinan badai tersebut akan segera bertambah kuat saat mendekati garis pantai.


Dampak Perubahan Iklim

Pemanasan Global Berdampak Pada Kelangsungan Sungai Nil
Ilustrasi Sungai Nil yang berada di Afrika. (Dok. Unsplash.com/Sharon Moy)
Ilustrasi Perubahan Iklim
Ilustrasi perubahan iklim. (dok. Unsplash.com/Lucas Marcomini/@lucasmarcomini)

Kebakaran hutan akan menjadi lebih hebat karena iklim yang lebih panas dan lanskap yang mengering. Lapisan es yang mencair akan membuat beberapa wilayah pesisir berpenduduk padat terendam air.

Beberapa dampak perubahan iklim akibat pemanasan suhu global sudah mulai terlihat, yakni dari kejadian cuaca ekstrem yang terjadi beberapa tahun terakhir. Siklus air global menjadi "semakin tidak menentu" akibat pemanasan suhu, menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia yang diterbitkan awal bulan ini.

Selain itu, permukaan air laut meningkat dan akan terus meningkat, terutama karena pencairan es yang cepat di kutub terus berlanjut. Meskipun waktu dan anggaran karbon mungkin semakin menipis, menurut para ilmuwan iklim, belum terlambat untuk secara drastis mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat pemanasan global.

Situasi ini bisa "berubah secara dramatis" dengan adanya pengurangan emisi gas rumah kaca, serta penerapan energi ramah lingkungan secara luas, kata Jackson. Untuk menjaga pemanasan global tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius, emisi saat ini harus dikurangi sebesar 45 persen pada 2030 dan mencapai net zero pada 2050, menurut PBB.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim
INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya