6 Fakta Menarik Gunung Butak di Malang yang Bersebelahan dengan Gunung Kawi

Gunung Butak merupakan gunung stratovolcano yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Belum ada catatan sejarah atas erupsi dari Gunung Butak sampai saat ini.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 08 Nov 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2023, 08:30 WIB
Gunung Butak di Malang dengan panorama alamnya
Gunung Butak di Malang dengan panorama alamnya. (Dok: Instagram @pesepeda__)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Butak merupakan gunung stratovolcano yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Gunung Butak bersebelahan dengan Gunung Kawi.

Gunung Butak memiliki ketinggiannya di bawah 3.000 mdpl, sehingga gunung ini kurang populer dibandingkan puncak-puncak lain yang lebih tinggi di kawasan ini. Di dekat puncak terdapat padang rumput yang indah bernama Cemoro Kandang yang sangat cocok untuk berkemah dan pemandangan di puncaknya sangat spektakuler. 

Tidak diketemukan catatan sejarah atas erupsi dari Gunung Butak sampai saat ini. Masih banyak hal mengenai Gunung Butak selain lokasi maupun ketinggiannya, berikut enam fakta menarik Gunung Butak yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa, 7 Novemeber 2023.

1. Pemandangan Semeru hingga Welirang dari Gunung Butak

Mengutip dari laman Gunung Bagging, pemandangan saat cuaca bagus sangat indah dari sini ketika berjalan di bawah pohon tinggi dan melihat Semeru dan Arjuno-Welirang di kejauhan. Saat jalan setapak mengitari gunung, Anda juga akan melihat puncak di sebelah kanan (barat laut barat laut) yang berada dalam rentang yang sama dengan Butak yaitu Gunung Kawi.

Gunung Kawi di sebelah Gunung Butak memiliki dua puncak dengan ketinggian lebih dari 2.600 mdpl. Dalam kondisi cerah, di sebelah kiri Kawi terdapat Gunung Liman dan Gunung Lawu di kejauhan, dan puncak Gunung Kelud yang berapi-api berbentuk piramida di latar depan.

Sementara jika melihat ke utara, pendaki mungkin akan melihat kawasan hutan luas yang disebut Anjasmoro yang terletak di sebelah barat Arjuno-Welirang dan memiliki puncak berbentuk tidak biasa. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Melewati 6 Pos Pendakian

Seorang pendaki sedang berada di Gunung Butak
Seorang pendaki sedang berada di Gunung Butak. (Dok: Instagram @erfix)

Pada 2017, banyak hal telah berubah secara dramatis dengan meningkatnya jumlah orang yang mendaki gunung ini dan Gunung Panderman yang lebih kecil yang merupakan bagian dari jangkauan yang sama tetapi jauh lebih rendah yaitu hanya 2.045 mdpl.

Dari base camp, pendakian melewati ladang kubis dan pertanian lainnya menuju Pos 2 dengan ketinggian 1.573 mdpl membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Dari Pos 2 Anda melanjutkan perjalanan ke lembah di hutan terdegradasi atau sekunder sebelum bagian pendakian paling curam hingga Pos 4 dengan ketinggian 1.970 mdpl, yang memakan waktu sekitar 1 jam.

Setelah pendakian ini, jalur memiliki kemiringan yang sangat landai melalui Pos 5 dengan ketinggian 2.180 mdpl, yang berarti Anda dapat mendaki dengan kecepatan yang baik. Carilah tanaman physalis atau buah 'ciplukan' yang dapat dimakan yang tumbuh di sepanjang jalan setapak pada ketinggian sekitar 2.200--2.400 mdpl.

Setelah 3 jam berikutnya Anda akan sampai di Pos 6 dengan ketinggian 2.463 mdpl, lebih cepat jika jalurnya bersih. Rute menuju alun-alun, dikenal dengan nama Cemoro Kandang dengan ketinggian 2.670 mdpl dan area berkemah jauh lebih jelas dari sini, serta memakan waktu tidak lebih dari 2 jam.


3. Ada 2 Jalur Pendakian Favorit

Pemandangan Gunung Arjuno dari Gunung Butak
Pemandangan Gunung Arjuno dari Gunung Butak. (Dok: Instagram @yo.arifin)

Terdapat tiga titik awal utama menuju puncak Gunung Butak dan yang paling populer dan mudah dijangkau adalah desa Tuyomerto dekat Batu, Malang. Sementara jalur pendakiannya ada 2 jalur yang paling disukai pendaki yaitu Panderman dan Sirah Kencong.

Jalan setapak menuju Gunung Butak tidak lagi ditumbuhi tanaman dan terdapat rambu Panderman serta Gunung Butak sebagai petunjuk. Untuk mencapainya, dari daerah Batu Anda bisa naik ojek ke Kampung Tuyomerto 1.305 mdpl, yang memakan waktu sekitar 15 menit.

4. Bisa Naik dan Turun di Hari yang Sama

Seorang pemandu dapat mengantar Anda naik dan turun dalam satu hari yang panjang, namun harus mulai lebih pagi. Anda juga bisa mendaki di malam hari saat matahari terbit dan kemudian langsung kembali turun.

Hal ini berarti tidak perlu perlengkapan berkemah tetapi sekali lagi Anda tidak bisa menikmati suasana dengan baik kecuali Anda berkemah di sana. Dari bangunan kayu baru di atas Tuyomerto, dibutuhkan waktu sekitar 5 hingga 6 jam untuk mencapai kawasan perkemahan berumput luas yang dikenal sebagai Cemoro Kandang di ketinggian 2.670 mdpl dan pendakian memakan waktu hampir 10 km. gradien yang cukup sederhana.

Dibutuhkan sekitar 3,5 hingga 4,5 jam untuk turun dengan cara yang sama. Terdapat beberapa tempat di jalur ini yang memungkinkan untuk berkemah, namun tidak ada yang senyaman Cemoro Kandang.


5. Luangkan Waktu Berkemah di Cemoro Kandang

Savana di Gunung Butak, Malang Jawa Timur
Savana di Gunung Butak, Malang Jawa Timur. (Dok: Instagram @thisiseastjava)

Sesampainya di Cemoro Kandang di ketinggian 2.670 mdpl, carilah area datar yang cocok untuk mendirikan tenda. Sebaiknya jauh dari jalur utama untuk meminimalkan kebisingan dari pendaki lain di malam hari. Di sini terdapat sumber air minum yang sangat baik dari mata air dengan pipa, dan di balik mata air tersebut ada pemandangan indah ke puncak Gunung Semeru. 

6. Puncaknya dari Sisa Gunung Api Purba

Titik tertinggi Gunung Butak akan dicapai dengan pendakian selama 30 menit dari Cemoro Kandang, melalui punggung bukit yang mengelilingi alun-alun. Dalam kondisi baik Anda dapat melihat Arjuno, Semeru, Liman dan Lawu dari kejauhan.

Punggungan ini diperkirakan merupakan sisa-sisa dinding kawah gunung berapi purba, meskipun saat ini tidak ada aktivitas gunung berapi yang terlihat jelas di sini. Pada tahun-tahun sebelumnya tidak selalu mudah untuk menemukan jalan menuju puncak yang sebenarnya, tapi mulai 2017 terdapat papan penunjuk arah Gn Butak sekitar 250 meter di selatan mata air.

 

Infografis Skenario Mitigasi Letusan Gunung Merapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Skenario Mitigasi Letusan Gunung Merapi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya