Liputan6.com, Jakarta - Musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 begitu dinantikan banyak pihak lantaran pergerakan wisatawan bisa menggeliatkan perekonomian. Namun, cuaca buruk mengintai sejumlah daerah yang mengancam mengganggu pergerakan, termasuk di Labuan Bajo. Untuk itu, para pemangku kepentingan setempat menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.Â
"Diperlukan antisipasi/mitigasi sejak dini terhadap kebencanaan yang ditimbulkan oleh cuaca agar terciptanya rasa aman dari pengunjung yang datang ke Labuan Bajo," kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina saat Rapat koordinasi Lintas Sektor Dalam Rangka Menyambut Perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di kantor BPOLBF, Labuan Bajo, NTT, Jumat, 8 Desember 2023, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Baca Juga
Salah satu yang disepakati adalah mengedukasi wisatawan tentang kemungkinan tidak berlayar apabila cuaca buruk. "Namun sudah disiapkan program di darat untuk mengantisipasi hal tersebut," kata Shana.
Advertisement
Untuk itu, lanjut Shana, asosiasi kapal wisata telah bersiap secara khusus dan terus memantau perkembangan cuaca bersama BMKG dan syahbandar. Mereka sepakat memprioritaskan pelayaran yang aman dan nyaman untuk seluruh wisatawan.
Perwakilan BMKG Manggarai Barat Prabu M menjelaskan bahwa 20 Desember 2023 sudah memasuki curah hujan tinggi, terutama di wilayah pesisir. BMKG menggunakan citra satelit yang penerapannya dinilai kurang optimal untuk mendeteksi cuaca di Labuan Bajo.
"Ke depannya akan dipasang radar cuaca di Alor, Sumba, dan Labuan Bajo. Dalam mendeteksi hujan dan banjir informasinya bisa di dapatkan 2--3 hari sebelum kejadian dan 2--3 jam informasi terkait hujan lebat disertai petir," jelas Prabu.
Masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait informasi gelombang, arus, dan cuaca melalui kanal maritim.bmkg.go.id/inawis. Salah satunya dapat melihat gelombang satu minggu ke depan.
Â
Pengamanan Bandara Komodo Diperketat
Sementara itu, Kepala Bandara Komodo, Ceppy Triono mengatakan Bandara Komodo baru diperiksa oleh Dinas Perhubungan Jakarta dan hasilnya bandara ini sudah memenuhi syarat penerbangan. Karena sudah memasuki perubahan cuaca, bandara Komodo akan terus meningkatkan SOP terkait kelayakan dalam penerbangan.
"Selain perubahan cuaca, yang mesti diperhatikan juga terkait ternak yang berkeliaran di sekitaran bandara. Setiap akhir tahun, Bandara Komodo dan tempat-tempat sekitar akan dijaga ketat, sehingga akan dibangun posko penjagaan Nataru," jelas Ceppy.
Kepala Pos Badan SAR Nasional (Basarnas) Labuan Bajo, Eddy S. menambahkan, pada prinsipnya mereka siap melaksanakan agenda akhir tahun. Ia menyatakan anggota dan peralatannya sudah siap 85 persen. Mereka akan melaksanakan siaga Nataru mulai 19 Desember 2023 sampai dengan 3 Januari 2024.
Shana menambahkan bahwa pihaknya memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo pada 2023 mencapai 800 ribu orang. "Targetnya di tahun depan mencapai satu juta kunjungan," katanya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis Peta Jalur Mudik Rawan Bencana jelang musim libur Natal dan Tahun Baru 2024. Peta tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat yang akan melakukan perjalanan untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana di wilayah yang dilalui. Informasi itu bisa diakses lewat laman p.bnpb.go.id/petamudiknataru2023 .
Advertisement
Pemda Diminta Antisipasi Bencana
"Peta rawan bencana banjir, rawan cuaca ekstrem, dan rawan longsor akan dibagikan ke masyarakat, ke pemda, sehingga para pelaku perjalanan liburan akan paham (tingkat rawan bencananya) ketika sampai di daerah masing-masing," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat menghadiri Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Persiapan Menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Jakarta, Senin (11/12/2023), dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle.
Ia menyatakan tim pemantau BNPB akan turun ke daerah untuk membantu pemerintah daerah serta kementerian/lembaga menyukseskan musim libur Natal dan Tahun Baru tersebut. Pihaknya juga mengimbau seluruh pemda untuk mengantisipasi potensi bencana sesuai dengan karakteristik wilayahnya masing-masing.
"Mendorong pemda untuk antisipasi sesuai dengan klasifikasi karakteristik bencana daerahnya," katanya.
Secara umum, ia mengklasifikasikan kawasannya berdasarkan karakteristik tersebut. Untuk kawasan perkotaan, langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan memastikan sistem drainase yang efektif dan bersih dari sampah. Pemerintah juga didorong memanfaatkan sistem monitoring cuaca atau sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi hujan lebat.
Sementara, langkah antisipasi untuk daerah yang berada di kawasan perbukitan adalah dengan mewaspadai retakan tanah kering yang rentan longsor saat hujan turun. Suharyanto juga merekomendasikan penerapan teknik konservasi tanah dan air, pemeliharaan jalur hijau untuk mengurangi erosi dan longsor, serta merancang sistem drainase yang sesuai dengan topografi perbukitan.
Keluarkan Surat Edaran ke Pemda
Untuk kawasan pegunungan, masyarakat dan pemda diminta mewaspadai risiko banjir lahar dingin saat hujan intensitas tinggi. Selain itu, mereka diminta membersihkan pohon tumbang yang jatuh ke badan sungai di hulu agar tidak menjadi bendung alam. Berikutnya Kawasan Pesisir, pemda agar mewaspadai potensi banjir rob, selalu memantau prediksi cuaca dan tinggi gelombang, serta memperbaiki dan merawat pelindung pantai untuk melindungi dari abrasi, banjir rob, dan gelombang tinggi.
Suharyanto mengungkapkan BNPB memprediksi bencana hidrometeorologi basah akan terjadi hingga Februari 2024. Untuk itu, ia mengedarkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2023 tentang Imbauan Dalam Rangka Antisipasi Kejadian Bencana Pada Masa Libur Natal 2023 dan Tahun Baru Tahun 2024 kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
"Kami mendorong pemda untuk menetapkan status siaga darurat. Jadi sebelum terjadi bencana, pemda bisa siap siaga dan agar dari pusat dapat memberikan bantuan sumber daya ke daerah," ucapnya.
Surat Edaran tersebut ditujukan untuk wilayah yang dilalui jalur mudik dengan wilayah tingkat kerawanan bencana, seperti Provinsi Lampung, Bali dan provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa. Dalam rangka siaga darurat bencana libur natal dan tahun baru, daerah diimbau untuk membuat pos komando, mempersiapkan rencana operasi, dan menggelar peralatan.
Â
Advertisement