Liputan6.com, Jakarta - Adalah Siska Afrina dan Frengki Candra Kusuma, dua mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) korban erupsi Gunung Marapi yang seharusnya diwisuda pada Senin, 18 Desember 2023. Sebagai ganti, ibu keduanya hadir di acara tersebut, naik ke panggung, dan menerima ijazah yang semestinya mereka bawa pulang.
Di sebuah rekaman online, yang diambil dari tayangan siaran langsung platform sosial UNP dan dibagikan ulang akun Instagram @mood.jakarta, Senin, kedua ibu berjalan sambil membawa foto berbingkai putri dan putra mereka. Momen haru ini pun menarik perhatian warganet.
Baca Juga
"Innailaihi wa innailaihi rojiun allahumma ujurni fi musibati wa arlimni khairum min ha, nyeseknya sampai sini ngeliat seorang ibu nangis," kata salah satunya, sementara yang lain berkomentar, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya aamiin. Ibunya kuat banget. Semoga terus diberi ketegaran."
Advertisement
"Padahal enggak kenal langsung, tapi selalu sedih liat berita korban Marapi. Semoga semuanya bisa berisitirahat dengan damai. Semoga ada hikmah yang bisa diambil dari kejadian ini," sebut pengguna berbeda.
UNP pun turut berbagi unggahan di akun Instagram-nya, menulis, "Selamat wisuda alm. Siska Afrina, S.Pd dan alm. Frengki Candra Kusuma, S.Pd, serta mahasiswa UNP Reyhani Zahra Fadli dan Liarni. Mari kita doakan bersama agar almarhumah dan almarhum, serta korban erupsi Gunung Marapi diterima di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran. Aaamiin YRA 🤲🏻🤲🏻."
Korban Meninggal Bertambah
Sehari sebelumnya, kabar duka sudah lebih dulu datang dari salah satu korban erupsi Gunung Marapi, Zhafirah Zahrim Febrina. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Minggu, 17 Desember 2023, tepat dua minggu setelah kejadian.
Kepergian Ife, sapaan akrabnya, membuat korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi jadi 24 orang. Kabar duka ini salah satunya dibagikan akun Instagram Politeknik Negeri Padang, yang merupakan kampus Zhafirah.
"Innalillahiwainna ilaihirojiun Telah berpulang kerahmatullah Zhafirah Zahrim Febrina (Ife) Mahasiswa Politeknik Negeri Padang korban Erupsi Gunung Merapi sore ini sekira pukul 17.45 Wib di RSUP. M. Djamil Padang setelah menjalani perawatan akibat luka bakar yang menimpa beliau," tulis unggahan tersebut.
"Mari kita doakan, semoga Almarhumah diampuni dosanya, diterima seluruh amal ibadahnya, dan ditempatkan di Surganya Allah SWT. Aamiinn," lanjut pihaknya.
Di kolom komentar, warganet pun menyampaikan belasungkawa atas kepergian Zhafirah. "Aku gak kenal sama dia, tapi kali ini aku merasa kehilangan 🥀," komentar seorang warganet. "Padahal nungguin dia sembuh. Pengen denger ceritanya, tapi Allah lebih sayang dia😭," kata yang lain.
Advertisement
Gunung Marapi Erupsi
Gunung Marapi memuntahkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter pada Minggu sore, 3 Desember 2023. Saat kejadian, gunung yang berstatus Level II atau waspada itu sedang didaki 75 orang. Salah seorang korban meninggal dunia adalah Frengki Candra Kusuma yang viral lantaran jenazahnya beraroma harum.
Kabar tersebut diketahui dari kesaksian keluarga, teman, dan petugas yang membawanya ke ambulans. "Iya saya salah satu yang mencium wangi salah satu korban turun dari ambulans di RS. Saya pikir itu bau petugas-petugas RS," tulis pengguna TikTok bernama Eed Miangno pada 7 Desember 2023.
Di lini masa, ramai warganet bertanya-tanya tentang amalannya. Ada yang menyebut bahwa Frengki adalah penghafal Al-Qur]an dan pribadinya baik. Ia merupakan seorang guru PPL BK di SMPN 29 Padang. PPL adalah program prajabatan pendidikan guru untuk menyiapkan calon guru.
Ia bersama salah seorang korban meninggal lain, yaitu Siska Afrina, berasal dari kampus Universitas Negeri Padang (UNP). Potret keduanya terpampang di auditorium kampus saat kabar mereka jadi korban meninggal akibat erupsi Gunung Marapi dikonfirmasi.
Pendaki yang Selamat
Di sisi lain, sebanyak 25 pendaki asal Provinsi Riau dinyatakan selamat. Salah satunya Sri Wahyuni, perempuan 21 tahun asal Kota Pekanbaru yang sampai ke Puncak Merpati. Puncak Merpati selalu jadi tujuan pendaki Gunung Marapi.
Pendaki biasanya menikmati matahari terbit dan turun siang menjelang petang di lokasi ini. Sri sudah tiba di Pekanbaru usai turun menyelamatkan diri. Ia bercerita sampai ke puncak pada Minggu pagi, 3 Desember 2023, tepatnya pukul 07.50 WIB.
Beberapa jam menikmati keindahan pemandangan dari Puncak Merpati Gunung Marapi, Sri bersama sembilan pendaki lainn turun ke camp. "Sampai di camp pukul 13.35 WIB, nah erupsinya itu sekitar jam 14.45 WIB, posisinya kami saat itu masih berada di pos 5," kata Sri, dilansir dari laporan Tim News per 6 Desember 2023.
Tidak terpikir oleh Sri bahwa Gunung Marapi erupsi, apalagi tidak ada peringatan dari petugas. Beberapa menit dalam perjalanan turun gunung, Sri mendengar suara letusan keras. Ia dan temannya saling bertatapan menyiratkan pertanyaan apa yang terjadi.
Setelah hujan abu reda, Sri dan rekannya lari ke bawah tanpa berhenti. Ia akhirnya sampai ke pos 3 dan ketemu tiga kawan yang sudah turun lebih dulu.
Advertisement