Liputan6.com, Jakarta - Setiap wilayah di Indonesia tentu memiliki makanan khas, begitu pula di Gunungkidul. Salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta ini menyimpan kekayaan gastronomi yang sayang untuk dilewatkan.
Wisata kuliner Gunungkidul menawarkan sajian yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga unik. Sebut saja tiwul, makanan berbahan dasar ketela pohon ini punya sejarah panjang di baliknya.
Selain itu, ada punya beberapa makanan khas Gunungkidul lain yang wajib Anda coba. Apa saja? Yuk, simak rangkuman selengkapnya seperti dikutip Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis, 28 Desember 2023.
Advertisement
1. Tiwul
Warga Kabupaten Gunungkidul biasa mengonsumsi makanan pokok pengganti nasi, seperti tiwul. Dikutip dari gunungkidulkab.go.id, Kamis, 28 Desember 2023, tiwul terbuat dari ketela pohon yang dikupas, lalu dikeringkan dengan cara dijemur, yang setelah kering disebut gaplek.
Gaplek lantas diolah menjadi makanan yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Ketela pohon atau singkong merupakan tanaman yang banyak ditanam petani-petani di Gunungkidul.
Sejarawan Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman, menyebut panganan tersebut eksis di Indonesia sejak 1930-an. Tapi, sejarah singkong sebagai bahan utama tiwul di Indonesia sudah ada sejak lama. Bibitnya dibawa pengembara Spanyol dan Portugis, kemudian dibudidayakan masyarakat Indonesia.
Singkong tumbuh subur di daerah kering, termasuk di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta. Singkong dipilih karena lebih mudah ditanam serta tidak memerlukan perawatan khusus, seperti padi.
Rasa tiwul yang kasang atau kering lalu diakali dengan beragam bahan, seperti gula merah, kelapa parut, dan taburan gula. Ada pula yang mencampurkannya dengan nasi untuk mencegah kembung setelah mengonsumsi tiwul. Nasi tiwul ini juga dapat ditambahkan sebagai makanan pendamping agar rasa kasangnya semakin pudar.
"Biasanya masyarakat Jawa menambahkan tempe, tahu, dan ikan pada campuran nasi dan tiwul," ungkap Fadly pada Tim Lifestyle Liputan6.com, 16 Agustus 2019.
2. Walang Goreng
Dikutip dari rilis Dinas Pariwisata Gunungkidul, olahan belalang goreng yang dinamakan walang goreng juga populer. Makanan khas ini menjadi wujud kreativitas warga untuk mengolah serangga tinggi protein yang kerap dianggap hama oleh para petani.
Teksturnya renyah dan tersedia dalam beberapa varian rasa, yaitu gurih, manis, dan pedas. Wisatawan akan mudah menemukan camilan khas ini karena dijajakan di berbagai tempat, mulai dari rumah produksi, warung pinggir jalan, hingga toko oleh-oleh. Harganya relatif bersahabat, baik untuk dimakan langsung atau dijadikan buah tangan bagi keluarga di rumah.
3. Kicikan
Dikutip dari gunungkidulkab.go.id, salah satu hidangan istimewa dan khas yang dimiliki Gunungkidul adalah masakan kicikan yang terbuat dari daging dan jerohan sapi atau kambing. Kicikan dimasak dengan bumbu racikan masyarakat Gunungkidul dengan sensasi rasa gurih berpadu manis.
Sampai saat ini, kicikan masih digemari masyarakat Gunungkidul yang tinggal ataupun yang sudah merantau. Jika ingin mencicipi sensasi masakan kicikan, Anda dapat datang ke pasar tradisional karangmojo yang hanya berjualan pada hari tertentu, yaitu pasaran "pahing" dalam kalender Jawa. Keunikan lain yang membuat masakan ini spesial, hidangan disajikan dengan nasi hangat berpadu pedasnya sambal bawang dan dibungkus menggunakan daun jati.
Advertisement
4. Lombok Ijo
Kuliner khas selanjutnya yang sudah sangat popular adalah sayur Lombok Ijo. Sesuai namanya, sayur ini didominasi lombok ijo yang dicampur tempe yang diiris, lalu dimasak dengan santan dan bumbu-bumbu lain. Sekilas mirip sayur lodeh di warung sunda.
Dihidangkan lengkap dengan nasi merah, gudeg daun papaya, trancam, tahu tempe bacem, dan empal goreng, hidangan ini jadi sajian sempurna untuk memanjakan perut. Sajian lengkap menu makan khas Gunungkidul ini bisa ditemukan di berbagi rumah makan di wilayah tersebut.
5. Pathilo
Gunungkidul terkenal sebagai penghasil tanaman singkong dalam bahasa Jawa "telo" dengan kualitas yang bagus. Rata-rata masyarakat Gunungkidul menanam singkong di ladang atau di kebun rumah mereka.
Dengan banyaknya singkong yang dihasilkan dengan kualitas yang bagus, masyarakat mengolahnyajadi hidangan dan camilan yang lezat. Salah satu camilan yang dihasilkan adalah pathilo.
Nama Ppathilo diambil dari bahasa Jawa, yaitu pathi (sari) dan telo (singkong). Rasa gurih dan renyah pada pathilo menjadikan camilan ini cocok untuk teman minum teh atau pengganti krupuk sebagai pelengkap hidangan makan.
6. Bakmi Jawa Piyaman
Makanan berikutnya yang wajib dicoba saat berkunjung ke Gunungkidul adalah Bakmi Jawa Piyaman. Piyaman merupakan nama desa di Gunungkidul yang mayoritas penduduknya berjualan Bakmi Jawa. Karena itu pula, warga menjuluki daerah itu sebagai Kampung Bakmi Jawa.
Nama bakmi jawa dipakai untuk membedakannya dengan bakmi Tiongkok. Perbedaannya pada penggunaan kemiri sebagai salah satu bumbu masak. Kemiri digoreng kemudian diulek untuk menambah cita rasa gurih. Dengan rasa yang menggoyang lidah, makanan yang satu ini tentu sayang dilewatkan oleh wisatawan.
Selain wisata kuliner, pariwisata di Kabupaten Gunungkidul cukup potensial dan beragam, baik wisata alam berupa pantai, goa, bukit, air terjun, pegunungan, tempat bersejarah serta wisata budaya maupun wisata religi. Obyek wisata pantai merupakan obyek wisata unggulan Kabupaten Gunungkidul yang terbentang 72 km di wilayah selatan mulai dari ujung barat ke ujung timur dan salah satunya adalah kawasan yang terdiri tujuh pantai yang letaknya saling berdekatan. Ketujuh pantai itu adalah pantai Baron, pantai Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Slili, Sundak dan Pantai Ngandong.
Advertisement