20 Jenis Kopi Indonesia Akan Dipamerkan di Amsterdam Coffee Festival 2024, Apa Saja?

Roemah Indonesia BV akan membawa 20 jenis kopi Indonesia ke Amsterdam Coffee Festival 2024 yang akan berlangsung pada bulan depan.

oleh Rusmia Nely diperbarui 22 Mar 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2024, 17:00 WIB
Roemah Indonesia BV akan Pamerkan Kopi Indonesia di Amsterdam
Roemah Indonesia BV akan membawa 20 jenis kopi Indonesia ke Amsterdam Coffee Festival 2024 yang akan berlangsung pada 4-6 April 2024. (dok. Roemah Indonesia BV)

Liputan6.com, Jakarta - Roemah Indonesia BV, mewakili Indonesia, akan memamerkan kopi Indonesia ke Amsterdam Coffee Festival 2024. Dalam pameran tahunan yang akan dilaksanakan pada 4--6 April 2024 itu, mereka akan membawa sekitar 20 jenis kopi lokal.

"Terutama arabica yang masih banyak diangkat, tetapi ada dua atau tiga koperasi petani yang memberikan robusta, yang di mana demand terhadap kopi ini di Eropa sedang tinggi sekali," tutur Dindin Mediana, Founder dari Roemah Kopi BV, dalam acara "Press Conference dan Talk Show menjelang acara Amsterdam Coffee Festival 2024", Rabu, 20 Maret 2024, di Jakarta.

Didin menjelaskan perbedaan festival kopi tersebut dibandingkan festival kopi sejenis di tempat lain. Menurutnya, Amsterdam Coffee Festival lebih mengutaman sisi komersialnya, sementara festival lain cenderung lebih mengangkat kompetisinya.

Dalam series itu, para produsen kopi dari berbagai negara akan dipertemukan dengan banyak roastery maupun restoran yang membutuhkan biji kopi langsung dari petani. Dindin berharap dengan diikutkannya hasil dari petani kopi Indonesia ke ajang tersebut, akan memberikan manfaat ekonomi untuk kesejahteraan mereka.

Pada tahun ini, pameran akan mengusung tema "Inovasi dan Keberlanjutan dalam Produksi Kopi". Tema tersebut menyoroti tantangan produsen kopi lokal yang berkutat pada praktik agrofrestry (wanatani) yang kini semakin menantang seiring terjadinya perubahan iklim dan masalah deforestasi.

Agroforestry sendiri merujuk pada penanaman tanaman pangan dan tanaman kehutanan dalam lahan yang sama sebagai bentuk keberlanjutan. Roemah Indonesia BV meyakini bahwa sistem penanaman yang memperhatikan alam dan keberlanjutan sudah jadi custom bagi para petani lokal Indonesia yang diadaptasi dalam bentuk kebiasaan atau budaya oleh para petani kopi lokal.

Indonesia Penuhi 4 Unsur Alam yang Dibutuhkan dalam Penanaman Kopi

Roemah Indonesia BV akan Pamerkan Kopi Indonesia di Amsterdam
Eko Purnomowidi, Co-founder Koperasi Petani Klasik Bean mengatakan bahwa Indonesia memiliki semua unsur alam yang mendukung pertumbuhan kopi berkualitas. (dok. Liputan6.com/Rusmia Nely)

Co-founder Koperasi Petani Klasik Bean, Eko Purnomowidi, dalam acara yang sama menuturkan bahwa alam Indonesia telah menyediakan seluruh unsur yang diperlukan untuk bertumbuhnya tanaman kopi. "Iya kalau petani dia bilang empat unsur alam," sebutnya.

Eko menyebutkan empat unsur alam tersebut dijadikan patokan oleh para petani dalam melihat bagus tidaknya kualitas kopi yang akan dihasilkan. "Unsur yang pertama itu air, sama seperti manusia kalau tidak diairi dia tidak bisa hidup," tutur Eko.

Unsur berikutnya adalah tanah yang subur dan bebas dari pestisida yang dapat membunuh mikroorganisme tanah. Eko menyoroti penggunaan pestisida kimiawi di lahan pertanian yang ia anggap akan membuat ketergantungan. Begitu pula dengan pupuk yang tepat agar tanaman kopi bisa menyerapnya dengan baik.

"Kan tanaman itu tidak bisa bergerak, kalau tidak ditaruh di tempat, dia menyerap makanan ya tidak bisa dimakan," ujarnya.

Selanjutnya, unsur ketiga adalah sinar matahari. Eko menjelaskan bahwa tanaman kopi memerlukan sinar matahari yang pas untuk bisa berkembang dengan baik. Ada pula angin yang selain berfungsi dalam proses penyerbukan, juga dalam proses hidrologi. Angin akan membawa uap air yang juga membantu pertumbuhan tanaman kopi, tutupnya.

Dukungan Pemerintah Meningkatkan Produksi Kopi Indonesia

Petani Kopi di Papua
Produksi kopi ini telah dilakukan secara turun temurun dari para orang tua terdahulu. Dari biji kopi inilah, masyarakat di sana bisa menopang kehidupan mereka dan membangun perekonomian agar lebih baik lagi. (Foto: Dok BRI)

Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro menyampaikan permasalahan yang dihadapi industri kopi lokal saat ini. Ia menyampaikan meski Indonesia memiliki lahan kopi terluas nomor dua di dunia, jumlah panennya hanya berada di nomor empat sedunia.

"Hal ini terjadi sebab produktivitas kopi kita ada di nomor 14 di dunia," sebutnya

Untuk itu, pemerintah bekerja sama dengan beberapa Kementerian dan Lembaga terkait guna meningkatkan produktivitas kopi Indonesia. Dwi menuturkan bahwa penanaman kopi Indonesia, selain harus berkelanjutan baik secara lingkungan maupun secara ekonomi.

"Saat ini kita sedang melakukan intensifikasi. Kalau di BUMN sendiri, karena banyak jenisnya, jadi masing-masing buat program yang membantu insetifikasi ini misal lewat pupuk, pinjaman kepada petani yang berbentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan beberapa program lainnya," tutur Dwi.

Tidak berhenti di program pengadaan, pemerintah juga memikirkan soal akses para petani kopi untuk bisa menikmati insentif ini. Ia juga membocorkan rencana dari pemerintah di tahun depan untuk membawa festival kopi dunia ke Indonesia.

"Tahun depan rencana kita bawa world of coffee event ke Indonesia," sebutnya.

2 Minuman dari Indonesia Masuk Daftar Kopi Terpopuler di Asia Versi TasteAtlas

kopi
Illustrasi kopi tubruk. (Foto: Unsplash/IRWAN)

Dikutip dari kanal Lifestyle Liputan6.com, TasteAtlas mengeluarkan 50 jajaran kopi terpopuler di Asia. Dua minuman kopi Indonesia masuk dalam 10 daftar teratas dari data yang dirilis pada akhir tahun 2023 ini. Keduanya adalah kopi tubruk yang berada di posisi ke-6 dan kopi luwak menyusul di posisi ke-7.

Kopi tubtuk yang kental dan kaya rasa adalah kopi terpopuler Indonesia, tulis TasteAtlas. Minuman ini melewati proses pembuatan yang singkat dengan mencampurkan air panas dean kopi bubuk halus atau sedang. Sedangkan kopi luwak yang disebut-sebut sebagai jenis kopi termahal di dunia ini berasal dari proses pemanenan yang unik.

Kopi jenis ini berasal dari biji kopi yang telah dicerna dan dikeluarkan oleh musang luwak, lalu dicuci, digiling, dan dipanggan. Dipercaya bahwa karena sudah melewati pencernaan musang, kadar astringency-nya berkurang yang membuat jenis kopi ini terasa lebih lembut dan tidak pahit. Selain kopi tubruk dan kopi luwa, terdapat pula kopi ginseng dann kopi joss khas penjual akringan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

 

Infografis 6 Jenis Minuman Kopi yang Populer
Infografis 6 Jenis Minuman Kopi yang Populer. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya