Pemprov Bali Minta Wisatawan Mancanegara Suntik Vaksin Demam Berdarah Sebelum Kunjungi Pulau Dewata

Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di Pulau Dewata. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali meminta wisatawan asing untuk memvaksinasi demam berdarah.

oleh Putri Astrian Surahman diperbarui 24 Apr 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 16:00 WIB
Vaksin DBD
Vaksin DBD sudah hadir, jadi pastikan Sahabat Fimela untuk melakukan vaksinasi untuk mencegah DBD. (Foto: Freepik/freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus demam berdarah dengue (DBD) terus meningkat di Pulau Dewata. Sebelumnya, satu orang turis menderita DBD dan harus dirawat. Mengutip Times of India pada Rabu (24/4/2024), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, meminta wisatawan mancanegara untuk menyuntik vaksin demam berdarah. 

Penanggung Jawab Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bali, Gusti Ayu Raka Susanti, menekankan meski tidak wajib bagi wisatawan, mereka sangat dianjurkan memvaksinasi demam berdarah, terutama ketika mengunjungi daerah dengan kasus DBD yang meningkat. Vaksinasi itu, kata dia, merupakan bagian dari upaya pencegahan yang dapat melindungi individu dari infeksi.

Meningkatnya angka kasus demam berdarah secara nasional di Indonesia telah memicu kekhawatiran penyebaran penyakit tersebut di Bali. Dengan mendorong wisatawan untuk vaksinasi, Dinas Kesehatan Bali berharap kesejahteraan wisman tersebut bisa terjamin selama berwisata di Bali, terutama saat memasuki daerah endemis, dan meminimalkan risiko wabah demam berdarah di wilayah tersebut.

Meskipun Pemprov Bali tidak memiliki data pasti mengenai jumlah wisatawan yang terkena demam berdarah, provinsi ini mengalami peningkatan kasus yang signifikan. Sejak Januari hingga April 2024, Bali melaporkan total 4.177 kasus dan lima kematian akibat demam berdarah.

Raka mengatakan tren kasus DBD di Pulau Dewata rata-rata selalu sama, yaitu terbanyak terjadi di Denpasar, Gianyar, dan Badung, sebab tiga daerah tersebut memiliki penduduk maupun mobilisasi terpadat. Lonjakan kasus ini mendorong pihak berwenang untuk mengambil tindakan proaktif untuk mengatasi situasi ini dan memastikan kesehatan dan keselamatan penduduk dan pengunjung pulau tersebut.

Kasus DBD Menimpa Turis Australia

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Sebelumnya, dalam laporan yang dipublikasikan pada Sabtu, 13 April 2024, Daily Mail meminta wisatawan berhati-hati saat berwisata ke Bali karena peningkatan drastis kasus demam berdarah di wilayah tersebut.

"Seorang wanita asal Queensland yang kurang beruntung menyampaikan diagnosisnya saat diinfus di kamar rumah sakit Ubud di pulau populer di Indonesia," lapor publikasi tersebut.

Kisah liburan di Bali dibagikan melalui akun Facebook miliknya. Si turis menulis bahwa ia belum melihat satu pun nyamuk atau digigit nyamuk, namun dinyatakan positif mengidap demam berdarah.

Mengutip news.com.au, Rabu, 17 April 2024, turis Australia bernama Teejay Barratt itu memperingatkan bahwa penyakit yang ditularkan nyamuk kini "merajalela" di pulau tujuan liburan populer tersebut.

"Tolong semuanya berhati-hati dan tutupi (permukaan kulit Anda) dengan obat nyamuk," katanya. "Demam berdarah sedang merajalela saat ini. Teman-teman kami yang bepergian saat ini memiliki seorang putra berusia 15 tahun yang sakit parah di BIMC (Rumah Sakit), sedang berjuang melawan penyakit mengerikan ini." Ia bersyukur mendapat perawatan rumah sakit yang ditanggung asuransi. 

Kasus DBD di Indonesia Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat

Angka DBD Meningkat
Kenaikan kasus DBD disebabkan banyak faktor, diantaranya kebersihan lingkungan dan perubahan cuaca. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kasus demam berdarah di Indonesia pada awal 2024 ini meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kata Kementerian Kesehatan pada Minggu, 31 Maret 2024. Menurut kementerian, jumlah kasus telah mencapai 43.271 pada minggu ke-12 tahun 2024, di mana 343 orang meninggal.

Mengutip The Star pada Rabu, 24 April 2024, Ketua Bidang Pembinaan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane, mengatakan tren peningkatan kasus DBD saat ini sudah terjadi sejak November 2023 di beberapa daerah. 

"Tapi sepertinya kita tidak serius dalam mengendalikannya, sehingga luasnya semakin meluas dan kasusnya terus meningkat," ujarnya.

"Indikator utama pengendalian suatu wabah adalah kasus tidak bertambah dan tidak menyebar. Jika kasus dan kematian terus meningkat, berarti kita gagal melakukan pengendalian dengan korban yang cukup banyak," lanjutnya.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa negara telah memfasilitasi permintaan larvasida dan insektisida untuk kebutuhan pencegahan demam berdarah. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk melengkapi pencegahan DBD dengan cara pemberantasan sarang nyamuk, minimal dengan menguras genangan air.

Pencegahan DBD

Ilustrasi DBD (Istimewa)
Ilustrasi DBD (Istimewa)

Mengingat kasus DBD terus meningkat, maka perlu adanya tindakan waspada dan pencegahan DBD sedini mungkin bagi tiap individu. Mengutip Kanal Health Liputan6.com pada Rabu, 24 April 2024, paling tidak ada lima hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terkena DBD:

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus Serta Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik.

"Melakukan Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan kembali bahan bekas dengan pengecekan minimal seminggu sekali setiap Jumat. Lalu, selalu menjaga kebersihan dan kerapian rumah," kata Ngabila dalam pesan tertulis.

Bisa juga memelihara tanaman pengusir nyamuk seperti sereh, lavender serta memelihara ikan pemakan jentik seperti cupang.

2. Perilaku hidup bersih dan sehat

Jangan ada baju menggantung yang bisa menjadi sumber sarang nyamuk.

3. Perhatikan Jam Aktif Nyamuk Penyebab DBD

Nyamuk Aedes aegypty penyebab DBD aktif jam 8-10 pagi dan 16-18, maka akan lebih baik menyemprot nyamuk atau menggunakan lotion anti-nyamuk di waktu tersebut.

4. Aktifkan PSN di 9 Tatanan

Pemberantasan sarang nyamuk perlu dilakukan di banyak tatanan, mulai dari kehidupan masyarakat sehat mandiri, tatanan pemukiman dan fasilitas umum, tatanan satuan pendidikan, tatanan satuan pasar, tatanan pariwisata, tatanan transportasi dan tertib lalu lintas jalan. Selain itu juga tatanan perkantoran dan perindustrian, tatanan perlindungan sosial, serta tatanan pencegahan dan penanggulangan bencana.

5. Vaksinasi DBD

Salah satu upaya mencegah sakit dan keparahan akibat DBD sudah ada vaksinasi untuk anak dan dewasa. Suntikan vaksin tersebut dapat mengurangi risiko rawat jalan dan rawat inap sampai 90 persen. Biaya vaksinasi DBD sekitar Rp700 ribu per dosis.

Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya