Liputan6.com, Jakarta - Acara perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok berubah jadi petaka. Bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di kawasan Subang, Jawa Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024. Ada 11 korban meninggal dunia dan beberapa lainnya masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka berat maupun luka ringan.
Salah satu korban kecelakaan bus yang dinyatakan meninggal dunia adalah Ade Nabilla Anggraini, siswi SMK Lingga Kencana yang turut serta dalam acara perpisahan tersebut. Tak hanya membawa kabar duka, kepergian Ade Nabilla untuk selama-lamanya menuai sorotan warganet setelah firasatnya jadi viral di berbagai akun media sosial.
Advertisement
Di akun Instagram-nya, ia terlihat tidak terlalu banyak berbagi unggahan. Namun, unggahan terakhirnya pada 13 Januari 2024 seperti meninggalkan sebuah pesan terakhir. Di sana, Nabila mengingatkan bahwa kematian itu nyata.
Advertisement
Unggahan itu disertai bunga ragam warna dan foto Nabila yang memakai hijab hitam. Ia menulis keterangan, "Hidup ini adalah tanggung jawab, bukan pelarian. Berlari sekencang apapun, menghindar sejauh apapun, yang namanya hidup tetaplah hidup. Dan ia akan selalu penuh dengan tanggung jawab (bagi yang menyadari, dan kuharap kita semua menjadi sadar akan esensi hidup itu). Dalam berjuang menggaungkan kebenaran, rasanya jalan itu panjang sekali, bukan?"
"Namun, aku pernah membaca serangkaian wacana yg cukup menyentil hatiku. Tanggung jawab berjuang dalam jalan kebenaran itu sebenarnya singkat. Kamu hanya perlu berjuang sampai mati. Jika kamu mati besok, tanggung jawabmu selesai sampai besok saja. Sudah sesingkat itu. Kita tak pernah tau kapan atma ini akan diambil Si Pencipta sekaligus Si Pemberi tanggung jawab. Kehidupan ini penuh ketidakpastian. "
Kehidupan Setelah Kematian
"Kamu bisa saja mati saat tertidur, kamu bisa saja mati saat sedang makan makanan favoritmu, kamu juga bisa mati saat sedang tidak melakukan apa-apa. Hidup begitu singkat, tidak ada yg bisa menjamin kamu akan tetap hidup satu menit kedepan. Selagi diberi masa, maka berjuanglah sekuat tenaga dalam jalan yg benar."
"Tidak ada waktu untuk berlari meninggalkan apa yg sudah diamanahi. Aku mempercayai kehidupan setelah kematian. Hidup adalah tanggung jawab yg akan dipertanggungjawabkan di kehidupan setelah kematian itu. Aku melangitkan doa, semoga apa yg kita usahakan dan perjuangkan bisa cukup dipersembahkan sampai mendapat balasan yg pantas dan paling membahagiakan juga."
"Akhir kata seorang muslim seharusnya menyadari bahwa tujuan hidupnya adalah untuk menghamba kpd Allah dan juga totalitas dalam menjalankan misi sebagai khalifah fil ard, semoga kita bisa menjadi orang2; yg sukses dalam pembelajaran kehidupan yg sementara ini aamiin," tutupnya.
Unggahan terakhir yang seolah jadi firasat kepergian Nabila pun sontak menuai beragam reaksi warganet di media sosial. Tak sedikit yang dibuat terkejut dengan unggahan terakhir Nabila.
Advertisement
Alasan Bikin Acara Perpisahan di Bandung
"Dari postingan sudah kaya ada penanda yaa," komentar seorang warganet."nabilaaa ya Allah kamu anak baik Nabila bahagia di surga ya," kata warganet yang lain. "Sholehah ,mudah mudahan apa yang di sampaikan semoga menjadi amal ibadah di sisinya," tulis warganet lain.
"Caption nya cukup bijak dan baik yg dibuat oleh anak seusia almh ini untuk pengingat kita yg hidup. Ternyata ini maksudnya upload 😢," ujar yang lain.
Sementara itu, Bagian Informasi Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) SMK Lingga Kencana, Dian Nurfarida, mengungkap terpilihnya kawasan Bandung jadi lokasi perpisahan murid kelas tiga merupakan kesepakatan dalam forum rapat.
"Kenapa pilih ke Bandung, karena tempat itu sudah disepakati sebelumnya, antara wali murid dan orangtua. Kami sudah rapat beberapa kali untuk menentukan tempat. Jadi tempat itu tidak sekonyong-konyong atau tiba-tiba ditentukan," terang Dian di SMK Lingga Kencana Depok, Minggu, 12 Mei 2024, mengutip kanal News Liputan6.com.
Kesepakatan Orangtua Murid dan Guru
Dian menjelaskan, sebelumnya sudah dibentuk pihak panitia dari guru untuk mengurus acara perpisahan tersebut. Bahkan, panitia acara juga telah melakukan survei lokasi. Pemesanan PO bus melalui agen travel, kata Dian, juga sudah disepakati dalam rapat.
"Jadi sebenarnya yang kami lakukan itu adalah kesepakatan dengan orangtua murid dan guru," ujarnya. Kegiatan perpisahan itu, menurut Dian, tidak rutin dilakukan setiap tahun di luar kota. Bahkan, pihak siswa juga tidak punya kewajiban untuk turut serta.
Diketahui, kegiatan itu diikuti 157 orang yang terdiri murid dan guru dengan menaiki tiga unit bus sewaan. Namun nahas, acara yang semestinya penuh riang gembira malah berbuah petaka, karena salah satu rombongan bus terlibat kecelakaan.
Dian menyebut, kecelakaan itu menyebabkan 32 orang terluka, entah luka berat maupun ringan. Lalu, 10 orang dinyatakan meninggal, salah satunya guru, dan seorang pengendara motor. Para korban jiwa sudah dimakamkan. Enam jenazah di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, lalu selebihnya di domisili masing-masing.
Advertisement