Liputan6.com, Jakarta - Chelsea Islan jadi salah satu partisipan di ASEAN Blue Economy Innovation Project yang berlangsung di Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024. Aktris berusia 28 tahun ini menganggap keikutsertaannya sebagai "pengingat yang kuat akan peran kita semua dalam melindungi lautan."
Di kesempatan itu, Chelsea tampil memesona dengan kebaya janggan hitam berpadu rok lebar berwarna serasi yang ditata bersama kain batik yang otomatis terlihat mencolok. Melengkapi tampilannya, bintang sitcom Tetangga Masa Gitu itu menarta rambutnya dalam sanggul modern nan rapi.
Baca Juga
Ia juga memakai heels boots hitam yang memberi kesan tidak monoton. "Saya merasa sangat terhormat atas kesempatan untuk berkolaborasi dengan individu dan organisasi yang berpikiran visioner," Chelsea mengungkap.
Advertisement
"Acara ini menunjukkan pentingnya praktik berkelanjutan dan solusi inovatif dalam melestarikan lautan. Saya senang melihat dampak yang dapat kita hasilkan secara kolaboratif. Mari lindungi laut dan planet kita! 🌏," tandasnya.
Tidak hanya datang, di video yang dibagikan, Chelsea juga tampak naik panggung untuk membaca puisi, yang merupakan karya pemilik akun Instagram @aksara_r. Di klip, ia juga pamer instalasi karya seniman lokal yang dipajang di acara tersebut.
Itu, tidak lain tidak bukan, adalah karya Mulayana, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Mang Moel. Di akun Instagram-nya, Rabu, 15 Mei 2024, pencipta karakter ikonis The Mogus ini menulis, "Pameran karya walau sebentar di acara Asean Blue Economy Innovation Project Jakarta."
"Pameran karya terbaru dan lumayan lama Insya Allah bulan depannya di tempat baru juga yang masih rahasia 👀 . Wish me luck.. 🙏💪," tandas seniman lokal yang karyanya sudah mendunia itu.
Seputar ASEAN Blue Economy Innovation Project
Di momen itu, melansir laman UNDP, ASEAN Blue Economy Innovation Project diresmikan Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN, didampingi Duta Besar Jepang untuk ASEAN, dan perwakilan tetap UNDP di Indonesia. Upaya ini dirancang untuk mengundang wirausahawan dan inovator dari 10 negara anggota ASEAN dan Timor-Leste untuk mengatasi tantangan dan mendorong kemajuan di sektor biru, yang meliputi kelautan dan ekosistem air tawar.
Proyek ini mencakup tiga kegiatan utama: ASEAN Blue Innovation Challenge, Blue Incubation Programme, dan Blue Business Matchmaking. Melalui inisiatif ini, 60 inovator sukses akan menerima dukungan finansial, masing-masing hingga 40 ribu dolar AS (sekitar Rp637 juta).
Mereka juga akan mengikuti bimbingan selama fase inkubasi untuk menyempurnakan dan mengomersialkan solusi mereka dalam periode enam bulan. Selanjutnya, selama business matchmaking, tim pemenang akan berkesempatan mempresentasikan solusi inovatif mereka pada komunitas bisnis, pemodal, dan investor, guna mendapat akses terhadap investasi biru di wilayah tersebut.
"Proyek ini tidak hanya bermaksud meningkatkan output perekonomian sektor kelautan, namun juga meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Inisiatif ini merupakan bukti komitmen ASEAN dalam memanfaatkan ekonomi biru untuk pembangunan regional, kelestarian lingkungan, dan inklusi sosial-ekonomi," kata Sekretaris Jenderal ASEAN di Jakarta, H.E. Dr Kao Kim Hourn.
Advertisement
Pendaftaran Masih Dibuka
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN, H.E. Satvinder Singh berkata, "Sejak diadopsinya ASEAN Blue Economy Framework pada September 2023, kami terus mengambil langkah dalam upaya kolektif untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya laut dan air tawar secara berkelanjutan demi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran warga ASEAN."
ASEAN Blue Innovation Challenge membuka pendaftaran hingga 31 Mei 2024, menawarkan kesempatan pada wirausahawan dan inovator di ASEAN dan Timor-Leste untuk mengakses dukungan finansial dan inkubasi dari proyek di bidang perubahan iklim, polusi plastik laut, perikanan ramah lingkungan, dan pariwisata berkelanjutan. Pendaftaran bisa dilakukan melalui www.undp.org/indonesia/blueinnovation.
Gagasan lebih ramah lingkungan sendiri tidak asing bagi Chelsea. Tahun lalu, ia bercerta menjajaki bisnis berlian lab grown, Sol et Terre, bersama salah satu desainer perhiasan, Veronica Pranata, sejak Oktober 2023. Perusahaan ini fokus pada berlian yang dihasilkan dari laboratorium.
Chelsea mengungkap, ia merambah bisnis perhiasan karena ingin membuat sesuatu yang baru yang memang belum banyak diketahui di Indonesia. "Ketika membuat ini, kita percaya bisa jadi masa depan dan solusi untuk krisis iklim, untuk perubahan semua yang saat ini sedang terjadi yaitu polusi, pemanasan global," kata Chelsea di acara Money Buzz, 28 November 2023, rangkum kanal Bisnis Liputan6.com.
Komitmen Menjaga Lingkungan
Chelsea melanjutkan, "Ini adalah salah satu bentuk di mana kita bisa berkontribusi. Jadi sebagai anak muda, kita bisa berkomitmen untuk melestarikan lingkungan kita."
Ia menuturkan, berlian Lab Grown jadi salah satu alternatif berlian hasil tambang. Proses pertambangan berlian, sebut dia, berdampak buruk bagi ekosistem dan menghancurkan lingkungan. "Yang lebih parah adalah child labor ketika anak kecil dipaksa untuk bekerja di pertambangan, dan initerjadi di Rwanda, Afrika, India bahkan sampai detik ini masih terjadi," ujar Chelsea.
Chelsea menambahkan, anak-anak yang bekerja di pertambangan akan dipotong jarinya dan diberi hukuman jika ketahuan mencuri berlian hasil pertambangan. "Industri pertambangan harusnya tidak memperlakukan manusia seperti itu," ia menyambung. "Selain merusak dan (padahal) itu yang bisa jadi rumah untuk hewan dan (melanggengkan) keanekaragaman hayati."
Berlian Lab Grown dinilai hampir sama dengan berlian hasil pertambangan. Secara visual, Chelsea menyebut, berlian Lab Grown mirip dengan berlian hasil tambang, yang membedakan hanya asalnya.
Advertisement