Mahasiswa ITB Naufal Hafidz yang Punya IPK 4,0 Ungkap Makanan yang Membuatnya Cerdas, Jawabannya Tak Terduga

Pengakuan mahasiswa ITB itu langsung viral dan menjadi bahan candaan warganet. Banyak yang berkomentar lucu dan ingin tahu di mana Naufal biasa membeli makanan favoritnya itu.

oleh Henry diperbarui 01 Jul 2024, 20:34 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 20:34 WIB
Mahasiswa ITB Naufal yang Raih Banyak Prestasi Ungkap Tips yang Membuatnya Cerdas, Warganet Auto Penasaran
Mahasiswa ITB Naufal yang Raih Banyak Prestasi Ungkap Tips yang Membuatnya Cerdas, Warganet Auto Penasaran.  foto: TikTok @clashofchampions2024

Liputan6.com, Jakarta - Nama Naufal Hafidz, mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah ramai dan viral di media sosial karena diketahui memiliki IPK sempurna, 4,0. Salah satu peserta Clash of Champions oleh Ruangguru ini mampu meraih prestasi meski kuliah di jurusan Teknik Sipil, yang kerap dinilai sebagai jurusan favorit di kalangan mahasiswa ITB.

Sejumlah akun di media sosial membagikan unggahan tentang Naufal seperti akun Instagram @folkshitt dan akun TikTok @clashofchampions2024 pada Senin (1/7/2024). Akun tersebut mengungkapkan tentang cara belajar yang efektif, hingga makanan favorit Naufal.

Peraih gelar 'Absolute Winner OSN Kebumian 2022' itu ternyata sangat menghindari sistem belajar SKS (Sistem Kebut Semalam). Menurutnya cara belajar dengan SKS justru kurang efektif, bahkan cenderung merusak otak.

Naufal mengaku rutin menghabiskan waktu minimal selama dua jam, untuk belajar setiap harinya. Ditanya soal makanan favorit, Naufal mengatakan ia sering makan pecel lele. "Makan pecel lele siihh, wkwkwk," ungkapnya.

Pengakuan Naufal ini pun langsung viral dan menjadi bahan candaan warganet. Banyak yang berkomentar lucu dan ingin tahu di mana Naufal biasa membeli pecel lele agar mereka bisa "tertular" kecerdasannya.

"Dia makan pecel lele sambil makan perpus kak😭🙏🏻," komentar seorang warganet.

"Pecel lele lebih bergizi sih ketimbang seblak. *CMIIW😂😂,” sahut warganet lain.

"Llah gua tiap malam pecel lele biasa aja, malah jadi ngantukan,” timpal yang lain.

"Makan pecel lelenya sambil nyemilin buku 500 halaman,” tulis warganet lain.

"Tapi thoriq 2 bulan udh haji,” kata warganet lainnya yang tanpa alasan jelas berkomentar soal Thariq Halilintar yang diungkap ibunya sudah dibawa naik haji sejak usia dua bulan.

"Tiap gw on IG selalu ada komen Thoriq, ada apalagi dah gw gatau,” ungkap warganet lainnya tentang komentar soal Thariq yang ternyata banyak muncul secara random di berbagai unggahan di media sosial.

 

Naufal Bersaing dengan 39 Mahasiswa Lainnya

Mengenal Peserta Clash of Champions, University War Versi Indonesia
Mengenal Peserta Clash of Champions, University War Versi Indonesia (Sumber: Instagram/ruangguru)

Naufal akan bertarung bersama 39 mahasiswa lainnya dari seluruh universitas di Indonesia dalam ajang Clash of Champions Ruangguru yang dimulai pada Sabtu, 29 Juni 2024. Clash of Champions menampilkan persaingan antar mahasiswa dalam berbagai uji kecerdasan.

Peserta akan menghadapi tantangan yang dirancang untuk menguji kemampuan akademik, strategi, dan kolaborasi tim mereka. Dilansir dari kanal Hot Liputan6.com, Minggu, 30 Juni 2024, acara ini tidak hanya menyoroti kecerdasan individual, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja sama di bawah tekanan.

Acara ini sudah tayang perdana pada Sabtu, 29 Juni 2024 pukul 18.30 WIB. Clash of Champions dapat disaksikan secara gratis melalui aplikasi Ruangguru, kanal YouTube Ruangguru, atau TikTok @ClashofChampions2024.

Ada 40 mahasiswa berprestasi yang berpartisipasi pada Clash of Champions terbagi menjadi 5 batch. Naufil sendiri termasuk dalam batch 3. Dari 40 peserta, selain Naufal hanya ada dua peserta lain yang juga mempunyai IPK 4,0. Mereka adalah Hanif, Jurusan Matematika UGM, Nathasa, Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah dan Ganang, Jurusan Kedokteran UGM.

Dambaan Setiap Mahasiswa

Kampus ITB
Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). (www.itb.ac.id)

Lulus dengan predikat cumlaude merupakan dambaan setiap mahasiswa. Seperti kisah salah satu mahasiswa S3 Program Studi Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Andiga Tarihoran, yang berhasil menyelesaikan studi S3 nya dengan predikat cumlaude dan mendapat IPK 4,00.

Sidang promosi program doktor yang dijalani oleh Andiga diadakan di Sekolah Bisnis IPB, Jumat, 22 September 2023. Ia mengusung judul penelitian Model Pengembangan Bisnis Ekspor Ikan Hias Air Tawar di Indonesia.

Menguytip kanal Regional Liputan6.com, 23 September 2023, ada tiga model pengembangan ekspor yang dihasilkan pada penelitian tersebut, dilihat dari tiga tingkat daya saing yaitu mikro (level organisasi), mezzo (level klaster) dan makro (level nasional).

Pada tingkat daya saing mikro, penelitian ini menghasilkan konsep Market-Based Dynamic Capabilities (MBDC) pada UMKM yang mempengaruhi kinerja dan ekspor. Organisasi UMKM yang memiliki kemampuan dinamis berbasis pasar terbukti signifikan memiliki kinerja lebih baik dibandingkan yang tidak. 

Karya Ilmiah Berkualitas

Disertasi
Andiga Tarihoran ketika memaparkan hasil disertasi kepada dewan penguji

Pada tingkat daya saing mezzo, penelitian ini menghasilkan konsep model kelembagaan kampung ekspor budidaya ikan hias, yang menjadikan koperasi multi pihak atau Badan Usaha Milik desa yang mampu melakukan ekspor sendiri sebagai pusat kelembagaan.

Kemudian pada tingkat daya saing makro, penelitian ini menghasilkan model strategi prioritas pengembangan ekspor ikan hias berkelanjutan, masing-masing untuk keberlangsungan ekonomi, sosial dan lingkungan.

Di samping itu, tiga karya ilmiah internasional berkualitas yang sudah dihasilkan Andiga ketika penulisan disertasi, yaitu karya ilmiah mendapatkan Best Paper Award pada seminar internasional Business Innovation and Engineering Conference (BIEC) 2022 dan dua karya ilmiah lain dimuat pada jurnal terindeks Scopus Q1 yaitu yang berjudul : Competitiveness of and Barriers to Indonesia’s Exports of Ornamental Fish dan Market-Based Dynamic Capabilities for MSMEs: Evidence from Indonesia's Ornamental Fish Industry.

"Memperoleh IPK 4 adalah sebuah prestasi, namun menghasilkan karya ilmiah berkualitas Internasional dengan meraih best paper dan dua karya ilmiah yang keduanya dimuat di Jurnal Scopus Q1 adalah prestasi tersendiri untuk saya," terang Andiga.

 

Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP
Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya