Liputan6.com, Jakarta - Venesia baru saja menyelesaikan program percontohannya dengan membebankan pajak turis sebesar 5 euro (sekitar Rp88 ribuan) bagi wisatawan harian yang datang pada periode sibuk. Percobaan yang dimulai pada April 2024 itu dilakukan untuk menekan jumlah kunjungan wisata yang berdampak negatif bagi masyarakat lokal.
Namun, sejumlah aktivis menilai retribusi masuk tersebut gagal. Pada Sabtu, 13 Juli 2023, puluah aktivis berkumpul di luar stasiun kereta Santa Lucia yang menghadap ke kanal yang padat untuk memprotes pajak turis dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak menghalangi pengunjung untuk datang pada hari-hari padat seperti yang diharapkan.
Baca Juga
"Tiket tersebut merupakan sebuah kegagalan, seperti yang ditunjukkan oleh data kota," kata Giovanni Andrea Martini, anggota dewan kota dari pihak oposisi, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (16/7/2024).
Advertisement
Selama 11 hari pertama masa uji coba, rata-rata tercatat 75.000 wisatawan di kota tersebut. Martini mengatakan jumlah tersebut meningkat 10.000 orang setiap hari dibandingkan tiga hari libur indikatif pada 2023, mengutip angka yang diberikan oleh kota tersebut berdasarkan data ponsel yang melacak kedatangan di kota tersebut.
Simone Venturini, anggota dewan kota yang bertanggung jawab atas pariwisata dan kohesi sosial, mengatakan penilaian awal terhadap program tersebut positif. Namun, ia mengakui jumlah wisatawan masih terlalu banyak dan mengonfirmasi bahwa sistem tersebut akan diperbarui pada 2025.
"Pada beberapa akhir pekan, jumlah orang yang datang lebih sedikit dibandingkan waktu yang sama tahun lalu… namun tidak ada yang menyangka bahwa para pelancong sepanjang hari akan menghilang secara ajaib," katanya kepada Reuters.
Â
Â
Pajak Turis Venesia Bakal Dinaikkan Lagi pada 2025
Venturini meyakini bahwa sistem pajak turis bakal efektif mengendalikan jumlah kunjungan wisata berlebih bila jumlah hari ditambah dan harganya dinaikkan. Juru bicara kota menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan menggandakan biaya masuk Venesia menjadi 10 euro pada 2025.
Sementara, The Associated Press (AP) melaporkan hampir 438 ribu wisatawan telah membayar pajak turis dalam 2,5 bulan terakhir. Pendapatan pun meningkat sekitar 2,19 juta euro (hampir Rp39 miliar), berdasarkan data yang disediakan pemerintah kota. Para pejabat mengatakan uang tersebut akan digunakan untuk layanan penting di Venesia, termasuk pembuangan dan pemeliharaan sampah.
Pajak tersebut tidak berlaku bagi orang yang menginap di hotel di Venesia, yang sudah dikenakan pajak penginapan. Pengecualian juga berlaku antara lain untuk anak-anak di bawah 14 tahun, penduduk setempat, pelajar, pekerja, dan orang-orang yang mengunjungi kerabat.
Namun, usulan penaikan pajak turis tetap tak memuaskan oposisi. "Ingin menaikkan [biaya masuk] menjadi 10 euro, sama sekali tidak ada gunanya. Itu menjadikan Venesia sebagai museum," kata Martini.Â
Advertisement
Kegelisahan Warga Venesia soal Pengawasan dan Privasi Data yang Berkurang
Martini mendesak agar pemerintah membuat kebijakan yang mendorong pemukiman kembali pusat bersejarah Venesia, termasuk membatasi sewa jangka pendek. Pasalnya, kota kanal itu telah kehilangan penduduknya selama beberapa dekade.Â
Ada pula kekhawatiran soal sistem pengawasan elektronik dan video yang diperkenalkan kota tersebut pada 2020 untuk memantau data ponsel orang-orang yang tiba di kota tersebut, yang merupakan tulang punggung sistem untuk mengendalikan pariwisata. Para demonstran memperingatkan soal penyalahgunaan data probadi dan berkurangnya privasi data.
"Tiket akses menjadi pengalih isu bagi media, yang hanya membicarakan tentang 5 euro, yang akan menjadi 10 euro tahun depan," kata Giovanni Di Vito, seorang penduduk Venesia yang aktif dalam kampanye menentang pajak turis. "Tetapi tidak ada yang fokus pada sistem pengawasan dan pengendalian warga."
Martini justru menganjurkan sistem pemesanan gratis untuk slot pengunjung guna mencegah keluarga berpenghasilan rendah ditagih pajak, tetapi mampu melacak calon wisatawan yang datang. "Kita harus bisa memperingatkan masyarakat bahwa jika mereka datang pada hari-hari tertentu, mereka tidak akan mendapatkan waktu yang baik," katanya.
Demo Anti-Turis Pecah di Barcelona
Tak hanya Venesia yang gerah dengan imbas pariwisata massal, tapi juga Barcelona di Spanyol. Ratusan demonstran berbondong-bondong memenuhi area populer untuk turis pada Sabtu, 6 Juli 2024.
Mengutip laman CNN, Selasa, 9 Juli 2024, mereka meneriakkan kata-kata 'turis pulanglah' dan menyemprot mereka dengan pistol air. Sebagian dari mereka membawa poster dengan kalimat bertuliskan 'Barcelona tidak untuk dijual'.
Ribuan demonstran mengambil alih jalanan kota dalam demonstrasi menentang pariwisata massal di Spanyol. Demonstrasi itu diikuti oleh oleh lebih dari 100 organisasi lokal, dipimpin oleh Assemblea de Barris pel Decreixement TurÃstic (Majelis Lingkungan untuk Pertumbuhan Pariwisata). Demonstrasi serupa juga berlangsung di Pulau Kenari dan Mallorca baru-baru ini, mengeluhkan dampaknya pada biaya hidup dan kualitas hidup warga lokal.
Menurut angka resmi, hampir 26 juta pengunjung menginap semalam di wilayah Barcelona pada 2023, menghabiskan 12,75 miliar euro (hampir Rp225 triliun). Namun, Assemblea de Barris pel Decreixement TurÃstic mengatakan bahwa para pengunjung ini menaikkan harga dan memberikan tekanan pada layanan publik, sementara keuntungan dari industri pariwisata didistribusikan secara tidak adil dan meningkatkan kesenjangan sosial.
Advertisement