Pemerataan Venue Acara Berstandar Internasional, Benarkah Kunci Sukses Event?

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mempermudah izin penyelenggaraan event melalui digitalisasi, namun bagaimana dengan pemerataan venue acara berstandar internasional?

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 04 Agu 2024, 08:41 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi konser, musik
Ilustrasi konser, musik. (Photo by Thibault Trillet: https://www.pexels.com/photo/group-of-people-inside-disco-house-167491/)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mempermudah izin penyelenggaraan event melalui digitalisasi. Dengan itu, promotor maupun penyelenggara konser maupun event dapat lebih mudah mengurus perizinan yang biasanya menjadi kendala.

Namun bagaimana dengan pemerataan venue acara berstandar internasional? Promotor dan CEO RND Group, Reynol Bolung mengatakan bahwa penyelenggaraan konser pada dasarnya adalah kegiatan komersil.

"Bicara tentang pemerataan standar venue mostly memang masih di kota-kota besar," ungkap Reynold kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat, 2 Agustus 2024.

Ia menyambung bahwa sebenarnya di daerah pun terdapat "pasar" atau peminat untuk penyelenggaraan konser ada, tapi juga tergantung pada daya beli masyarakatnya untuk membeli tiket. Namun menurutnya, jika pihak pemerintah daerah menyadari tentang potensi adanya pasar di daerahnya tentu akan mempertimbangkan membangun sarana yang lebih baik.

"Nggak usah sekelas internasional misal di stadion daerah itu ada banyak asal sesuai kriteria," tukasnya.

Tapi sebagai promotor, Reynol melihat ada faktor lain yang membuat sebuah event terselenggara. "Misal sponsor belum interest, ini jadi pertimbangan promotor," katanya lagi.

Tak heran jika dalam stastistiknya terlihat bahwa penyelenggaraan event seperti konser atau acara musik masih seputar Jabodetabek saja. Ada pula konser diselenggarakan di daerah Jawa seperti Bandung dan Semarang, tapi tidak sebesar Jakarta.

"Untuk wilayah Sulawesi lapangan dan area sebetulnya banyak yang bisa dijadikan venue dengan syarat lapangan harus besar sesuai kapasitas dan menggunakan paving block agar saat hujan tidak becek," ungkap Reynol. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Venue Bukan Satu-satunya Faktor Kesuksesan Acara

Ilustrasi konser, musik
Ilustrasi konser, musik. (Photo by Hanny Naibaho on Unsplash)

Reynol menambahkan bahwa banyak aspek yang saling berkaitan saat sebuah konser bisa terselenggara. Promotor tak hanya mengandalkan minat masyarakat, tapi juga sponsor acara karena sebagai pebisnis ia pun akan mempertimbangkan keuntungan.

Dan kesuksesan sebuah konser maupun acara tidak selalu bergantung pada venue yang berstandar internasional. Menurutnya ketika venue yang digunakan bagus, maka itu juga akan memengaruhi harga tiketnya dan belum tentu sesuai dengan daya beli publik, misalnya jika ini diselenggarakan di daerah.

"Sekarang tidak perlu gedung arena besar, dengan lapangan dan stadion pun bisa dipakai sebagai venue," terang Reynold.

Lebih dari itu, ada faktor komersial yang lebih menjadi pertimbangan promotor yaitu adanya sponsorship, daya beli masyarakatnya dan ketersediaan vendor yang menyediakan sound system. Utamanya, banyak penyelenggaraan konser tiba-tiba batal, dikarenakan faktor sponsor yang tidak terpenuhi.

Ia juga mengemukakan bahwa saat promotor menyelenggarakan konser di sebuah daerah, itu berarti harus ada biaya tambahan seperti tiket pesawat kelas bisnis maupun hotel standar bintang 4 untuk artis sebagai pengisi acaranya. Biaya-biaya tersebut akan berpengaruh dengan keuntungan yang didapatkan promotor.  

 


Venue Standar Internasional

Ilustrasi konser, fans, penggemar
Ilustrasi konser, fans, penggemar. (Photo by Joey Thompson on Unsplash)

Reynold menyambung tentang kesuksesan sebuah acara dari faktor antusiasme masyarakat untuk menonton konser tersebut. Hal ini kemudian berpengaruh pada penjualan tiket yang cepet terjual.

Harga tiket biasanya juga akan memengaruhi minat publik untuk membelinya, sementara saat sebuah acara digelar di sebuah venue kelas internasional tentu biayanya akan lebih besar. Ia pun mengungkap data bahwa kebanyakan peminat konser dan acara musik berada di rentang usia antara 18-26 tahun, termasuk dalam kelompok dengan pekerjaan dan penghasilan yang belum stabil.

Sementara itu, venue tak selalu berkaitan dengan penyelenggaraan konser. Event seperti pameran juga membutuhkan venue sebagai tempat acara. Selama ini Jakarta Convention Centre (JCC) maupun Istora Senayan Jakarta dan ICE BSD di Tangerang menjadi tempat langganan penyelenggaraan event.

Chairman Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI), Hosea Andreas Runkat mengatakan, ketersediaan venue berstandar internasional masih terpusatnya di Jawa dan Bali. "Di Indonesia Timur masih kurang dan malah nggak ada ada, beberapa tapi hanya gedung-gedung kecil," sebut Hosea saat wawancara melalui sambungan telepon dengan Liputan6.com, Kamis, 1 Agustus 2024. 


Penyelenggara Pameran Tak Dianjurkan Pakai Venue Outdoor

Indofest 2024
Pengunjung melihat-lihat pameran Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (5/7/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut Hosea, jika pemerintah pusat memang ingin mengembangkan lagi penyelenggaraan pameran dan event di daerah, berbagai infrastruktur harus dipersiapkan. Bukan hanya venue kelas internasional, tapi juga ketersediaan hotel dan bandara sebagai penujang.

"Sebaiknya venue difasilitasi oleh pemerintah seperti di luar negeri karena kalo pengusaha buat pasti akan berpikir dua kali karena kalo kita (pengusaha) pasti berpikir untung rugi," cetusnya. 

Ia juga mengatakan bahwa standar venue juga harus didukung dengan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan itu sebuah venue berkelas internasional juga harus mengedepankan aspek savety atau keamanan bagi pengunjung.  

Hosea menambahkan bahwa penyelenggaraan pameran di luar Pulau Jakarta maupun Jawa biasanya juga mengandalkan lapangan outdoor atau biasanya disebut "Pasar Malam". Tapi pihak ASPERAPI selalu menyarankan agar penyelenggaraan event akan lebih baik dan jika di dalam ruangan, namun venue tersebut sebaiknya tidak menyatu dengan properti lain.

"Kalo saya menyarankan jangan main di outdoor karena secara kualitas tidak akan berkembang, kecuali festival," ungkapnya lagi.

Ada beberapa pilihan untuk indoor jika tidak di venue besar seperti JCC maupun ICE BSD, misalnya hotel. Tapi pihaknya pun tidak menyarankan penyelenggaraan pameran di hotel, karena hotel memang tidak diperuntukkan sebagai venue pameran. Seperti halnya dengan mal, maka ruangannya pun terbatas.

"Intinya mal dibuat bukan untuk pameran karena space kosong dikeluarkan yang masalah loading agak dipinggirkan oleh mal," tandasnya.

Infografis 10 Venue Konser Musik Berstandar Internasional di Indonesia
Infografis 10 Venue Konser Musik Berstandar Internasional di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya