Lady Olivia Rayakan Ulang Tahun Bertema Gadis Kretek di Era Modern di Gedung Bersejarah

Tugu Kunstkring Paleis menampilkan berbagai karya seni kreatif antara tahun 1934 dan 1939 serta mahakarya kelas dunia dari Vincent van Gogh, dan seniman-seniman terkenal lainnya. Tak heran acara ulang tahun Lady Olivia juga dihadiri oleh para pemilik galeri dan kolektor seni.

oleh Henry diperbarui 30 Agu 2024, 08:06 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2024, 15:02 WIB
Gadis Kretek di Era Modern Jadi Tema Ulang Tahun Lady Olivia
Gadis Kretek di Era Modern Jadi Tema Ulang Tahun Lady Olivia.  foto: dok. Tugu Kunstkring Paleis 

Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai cara untuk merayakan ulang tahun yang unik dan berkesan. Hal itu juga dilakukan seorang wanita bernama Lady Olivia Putihrai. Ia merayakan ulang tahunnya pada Sabtu, 24 Agustus 2024 dengan tema, "Gadis Kretek di Era Modern," di Tugu Kunstkring Paleis di Jakarta Pusat.

Sebutan gadis kretek mungkin mengacu pada serial bertajuk serupa yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan tayang di Netflix.  Namun Lady ternyata punya alasan personal memilih tema tersebut. Acara ini juga menjadi pertemuan eksklusif yang dihadiri oleh para tamu VIP dan VVIP yang merayakan momen istimewa bersama Lady Olivia.

Pemilihan Tugu Kunstkring Paleis sebagai tempat menggelar acara ulang tahun Lady Olivia karena sejarahnya yang erat dengan seni. Gedung bersejarah ini awalnya menjadi rumah bagi Fine Arts Circle of the Dutch East Indies dan dibuka pada 17 April 1914.

Dalam keterangan tetrulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (29/8/2024), gedung vintage ini menampilkan berbagai karya seni kreatif antara tahun 1934 dan 1939 serta mahakarya kelas dunia dari Vincent van Gogh, Pablo Picasso, Paul Gauguin, Marc Chagall, dan seniman-seniman terkenal lainnya. Pada acara ulang tahun Lady Olivia ini, juga dihadiri oleh para pemilik galeri dan kolektor seni.

Sementara yang berulang tahun, Lady Olivia adalah tokoh terkemuka di industri arsitektur dan desain. Ia merupakan Kepala Departemen Pengembangan Bisnis di Tamara Group dan OP&PARTNERS. Dalam perayaan ulang tahunnya kali ini, Lady Olivia mengangkat tema kebaya, yang terinspirasi dari sejarah keluarganya.

 

 

Nenek Lady Olivia Penggemar Kretek

Gadis Kretek di Era Modern Jadi Tema Ulang Tahun Lady Olivia.
Gadis Kretek di Era Modern Jadi Tema Ulang Tahun Lady Olivia. foto: dok. Tugu Kunstkring Paleis

 

"Jadi dulu nenek saya kebetulan adalah pemilik sebuah pabrik rokok kretek dan cerutu Cap Bawang di Kertosono. Nenek saya termasuk penggemar rokok kretek pada waktu itu. Dari sini kami memulai bisnis kami, dan dari era inilah kami terinspirasi dengan tema kebayanya,” ungkap Lady.

Dari penjelasannya tersebut, maka terungkap alasan dirinya membuat tema gadis kretek. Sedangkan tema kebaya dipilih sebagai warisan budaya Indonesia yang mewakili para perempuan Indonesia.

Dalam rentang waktu 12 tahun, Lady sendiri telah menciptakan dan mengimplementasikan rencana strategis, membangun dan menjaga hubungan kuat dengan klien, serta mengidentifikasi dan mengejar peluang bisnis baru. Ia juga memimpin dan mengelola tim yang beragam dan berbakat/

Wanita lulusan Harvard Kenneth C. Griffin Graduate School of Arts and Sciences ini meraih gelar Master dalam Teori Arsitektur, Lady Olivia juga punya rekam jejak yang mengesankan. Pada 2010, ia mewakili Indonesia sebagai diplomat muda di London dan mengkurasi paviliun Indonesia pertama di London Festival of Architecture.

Lady Olivia Dirikan Yayasan

Gadis Kretek di Era Modern Jadi Tema Ulang Tahun Lady Olivia.
Gadis Kretek di Era Modern Jadi Tema Ulang Tahun Lady Olivia. foto: dok. Tugu Kunstkring Paleis

Saat ini, ia juga menjabat sebagai komisaris di Tamara Group, salah satu pengembang dan pengelola industri real estat terbesar di Indonesia. Lady juga dikenal sebagai pendiri Yayasan Arsitek Pemuda dan Perempuan Indonesia (YAPPI).

YAPPI merupakan wadah yang mendukung arsitek, pemuda, dan perempuan Indonesia di sektor pengembangan desain, riset, dan teknologi yang berhubungan dengan pelestarian kebudayaan Indonesia seperti Batik. Yayasan ini juga mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif di kancah internasional melalui acara seperti London Festival of Architecture (LFA) ta mendukung kesetaraan gender.

Selain merayakan ulang tahunnya, Lady juga mengaakan acara ini bertujuan untuk YAPPI.  "Melalui acara ulang tahun ini, kami berharap bisa menggalang dukungan untuk YAPPI. Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan desain, riset, dan teknologi yang berhubungan dengan pelestarian budaya Indonesia, serta mempromosikan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan," kata Lady Olivia.

Terakhir, Lady Olivia menyampaikan harapannya melalui acara dan momen ini. "Saya berharap dengan adanya acara ini, saya dan tim bisa turut mendukung Indonesia menuju tahun 2045, saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya, menuju Indonesia Emas," pungkasnya. 

Serial Gadis Kretek

8 Gaya Artis Pakai Kebaya Janggan yang Kembali Tren Berkat Serial Gadis Kretek, dari Dian Sastro-Adinia Wirasti
Salah satu poster film Gadis Kretek memperlihatkan Dian Sastro yang dibalut kebaya Janggan warna hitam dengan detail emboss yang dipermanis dengan bros. [Foto: Instagram/therealdisastr]

 

Sementara itu, serial Gadis Kretek yang disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfanyah. diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ratih Kumala yang telah terbit sejak 2012. danm endapatkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa  Gadis Kretek menjadi serial orisinal Netflix pertama di Indonesia dan tayang secara perdana pada 2 November 2023.

Inti ceritanya tentang cinta dan penemuan jati diri seorang perajin berbakat dan perjalanan industri rokok kretek Indonesia pada era 60an. Dian Sastrowardoyo berperan sebagai Dasiyah. Ia dikenal sebagai seorang perempuan yang sangat berbakat dalam menangani masalah kretek.

Adapun Ario Bayu berperan sebagai karakter bernama Soeraja yang ternyata mengagumi sosok Dasiyah. Keduanya terlibat dalam sebuah hubungan rumit dengan penuh misteri di dalamnya. Sebagai anak sulung, Dasiyah belum mempunyai jodoh. Namun, saat itu ada sosok di balik kesuksesan bisnis kretek ayahnya.

Sebagai perempuan, ia ternyata sangat berbakat alami menentukan tembakau terbaik dan mempunyai ambisi dalam membuat kretek terbaik. Namun, saat itu ambisinya tersebut dipandang sebelah mata khususnya oleh para laki-laki hanya karena dirinya perempuan. Padahal, ayahnya sendiri sangat menyukai lintingan rokok yang dibuat oleh Dasiyah.

 

Infografis Journal Kretek
Infografis Journal Sejarah Kretek di Indonesia. (Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya