Liputan6.com, Jakarta - Seorang pilot diseret keluar dari pesawat dan ditangkap atas dugaan mencoba terbang dalam keadaan mabuk beberapa saat sebelum lepas landas. Pilot Southwest Airlines, David Allsop, ditangkap di Bandara Savannah/Hilton Head di Georgia, Amerika Serikat (AS), dan didakwa mengemudi dalam keadaan mabuk.
Dalam kronologinya, melansir news.com.au, Jumat (17/1/2025), polisi naik ke pesawat, menarik Allsop dari kokpit, dan menggiringnya keluar di hadapan para penumpang yang tercengang. Karena itu, penumpang pesawat mengalami penundaan penerbangan selama berjam-jam.
Advertisement
Baca Juga
Penerbangan dari Savannah ke Chicago, Illinois, yang seharusnya lepas landas pukul 06.05 pagi, baru mengudara pukul 11.00, waktu setempat. Southwest Airlines mengatakan pada Fox News bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut dan mengonfirmasi bahwa Allsop telah "diberhentikan dari tugasnya."
Advertisement
Maskapai itu menyebut, "Kami mengetahui adanya situasi yang melibatkan seorang karyawan pada penerbangan 3772 dari Savannah." Profil publik Allsop di LinkedIn menyatakan bahwa ia telah jadi pilot Southwest sejak 2006, dan sebelumnya ia menghabiskan sembilan tahun menerbangkan skuadron di angkatan udara AS.
Hukum AS melarang pilot dengan kadar alkohol dalam darah di atas 0,04, yang lebih rendah dari batas 0,08 untuk kendaraan bermotor, menerbangkan pesawat. Pelanggaran hukum dapat mengakibatkan pencabutan lisensi pilot.
Tidak jelas apa yang menyebabkan timbulnya kecurigaan bahwa Allsop mabuk saat ia datang untuk bekerja. Southwest juga meminta maaf dan mengatakan penumpang di pesawat yang dibatalkan itu ditampung di penerbangan lain.
Kejadian Sebelumnya
"Pelanggan ditampung di penerbangan lain, dan kami mohon maaf atas terganggunya rencana perjalanan mereka," kata seorang juru bicara maskapai. "Tidak ada yang lebih penting bagi Southwest selain keselamatan karyawan dan pelanggan kami." Investigasi polisi masih berlangsung.
Pada 2023, seorang pilot Delta Airlines mempertaruhkan nyawa ratusan orang ketika ia ditemukan memiliki kadar alkohol dua setengah kali lebih tinggi dari batas sebelum ia dijadwalkan terbang melintasi Atlantik. Lawrence Russell Jr dijadwalkan menerbangkan Boeing 767 dari Edinburgh ke New York ketika ia kedapatan memiliki alkohol dalam tubuhnya.
Petugas keamanan di Bandara Edinburgh menggeledah koper Russell Jr dan menemukan bahwa ia memiliki dua botol Jägermeister di tasnya. Kecurigaan muncul ketika salah satu botol terlihat dan ternyata hanya "setengah penuh," dengan Russell mengakui bahwa ia telah menghabiskan sisanya.
Polisi dipanggil dan Russell gagal dalam tes napas. Ia kemudian menjalani tes darah di Kantor Polisi Livingston yang menunjukkan bahwa Russell memiliki tidak kurang dari 49 mg alkohol dalam 100 mg darah.
Advertisement
Pilot Meninggal dalam Penerbangan
Kadar ini jauh melebihi batas legal 20mg/100ml yang ditetapkan hukum Inggris. Dia dijatuhi hukuman 10 bulan penjara setelah mengaku bersalah karena melapor tugas sebagai pilot dalam keadaan mabuk.
Masih terkait peristiwa penerbangan yang melibatkan pilot, seorang pilot Turkish Airlines meninggal setelah jatuh sakit saat menerbangkan pesawat dari Seattle di pantai barat laut AS ke Istanbul, Turki, tahun lalu. Juru bicara maskapai penerbangan itu menyampaikan di X bahwa Kapten Ilcehin Pehlivan (59) hilang kesadaran di tengah penerbangan yang memaksa pilot kedua dan co-pilot mengambil alih kendali.
"Saat pertolongan pertama pada kapten kami di pesawat tidak berhasil, awak kokpit memutuskan mendarat darurat, namun ia (pilot) meninggal sebelum mendarat," jelas Yahya Ustun, juru bicara maskapai, dikutip dari BBC, Kamis, 10 Oktober 2024.
Pesawat Airbus A350 bernomor TK204 lepas landas dari Seattle sekitar pukul 19.00 waktu Pasifik pada Selasa malam, 8 Oktober 2024. Pilot tersebut terlihat mulai mengalami masalah kesehatan di wilayah Nunavut, Kanada, sebelum rekan-rekannya mengambil alih dan mengarahkan pesawat mendarat darurat di Bandara John F. Kennedy, New York, sekitar delapan jam setelah meninggalkan Seattle.
Insiden Serupa
Insiden serupa pernah terjadi dalam penerbangan LATAM Airlines dari Miami, Florida, ke Santiago, Chile, pada Senin, 14 Agustus 2023.
"LATAM Airlines Group S.A. menginformasikan bahwa pada 14 Agustus 2023, penerbangan LA505 (Miami - Santiago) dialihkan ke Bandara Internasional Tocumen di Panama karena keadaan darurat medis salah satu dari tiga anggota kru yang bertugas," kata maskapai itu pada CNN dalam sebuah pernyataan terkait kronologi insiden tewasnya pilot, Kamis, 17 Agustus 2024.
"Sayangnya, setelah mendarat darurat dan menerima bantuan medis lebih lanjut, pilot meninggal dunia," sambung pernyataan itu.
Pihak maskapai menyebut, pilot yang tewas sudah bekerja di LATAM Airlines selama 25 tahun. Perusahaan menyampaikan duka cita mendalam dan berterima kasih atas pengabdian, dedikasi, profesionalisme, dan antusiasmenya. Mengutip ABC News, LATAM Airlines mengatakan telah melakukan semua langkah yang diperlukan untuk melindungi nyawa pilot.
"Di LATAM Airlines, kami sangat sedih dengan apa yang telah terjadi dan kami menyampaikan belasungkawa yang tulus pada keluarga karyawan kami," kata maskapai itu.
Advertisement