Liputan6.com, Jakarta - Situs Gunung Nagara Padang berupa rangkaian batu unik yang secara alamiah oleh peristiwa vulkanologi ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu. Situs-situs batu ini kemudian diberi makna dan arti secara berurutan, dengan tema perjalanan hidup seorang manusia dari lahir sampai persiapan menghadapi kehidupan selanjutnya.
Mengutip dari laman Bandung Bergerak, Sabtu, 18 Januari 2025, tak begitu jelas sejak kapan situs ini mulai digunakan sebagai sarana pembelajaran dan kegiatan spiritual. Namun, jika dihubungkan dengan sejarah awal berdirinya Kampung Tutugan di kaki Gunung Padang, bisa jadi kegiatan spiritual di situs ini dimulai sejak 1877, bersamaan dengan hadirnya kampung tersebut.
Advertisement
Situs Gunung Nagara Padang berada di lereng Gunung Padang. Secara administratif, lokasi ini berada di perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Advertisement
Kaki gunung bagian selatannya berada di wilayah Legokkiara, Kampung Tutugan, Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey. Sementara itu, lereng gunung bagian timur termasuk Desa Buninagara, dan lereng bagian baratnya termasuk Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat.
Masih banyak hal mengenai Gunung Nagara Panjang. Berikut enam fakta menarik Gunung Nagara Padang yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com pada Minggu, 19 Januari 2025.
1. Diapit 2 Gunung
Lokasi situs Gunung Nagara Padang diapit oleh beberapa gunung kecil, yaitu Pasir Pamipiran dan Pasir Naringgul di arah timur, serta Pasir Badak di arah barat lautnya. Tak heran kalau lokasinya teduh, penuh dengan hutan dan pepohonan rindang.
2. Titik Awal Pendakian
Perjalanan untuk mencapai gerbang bisa dimulai dari Kampung Tutugan, Desa Rawabogo. Namun, bisa juga dari warung Amlong atau dari Kampung Cisalada, Desa Buninagara. Pengunjung tidak disarankan memggunakan kendaraan roda empat karena kondisi jalan masih berupa tanah merah dengan tanjakan lumayan terjal. Jika hujan turun, jalur ini menjadi terlalu licin.
Berjalan kaki menuju gerbang merupakan pilihan yang lebih cocok. Jarak tempuh sekitar 1,5 kilometer menyusuri perkebunan dan kerimbunan hutan pinus rasanya tidak terlalu melelahkan.
Terlebih jalannya cukup lebar dan dipayungi kerimbunan pepohonan. Anda akan menjumpai pohon kaliandra yang berbunga putih, pohon pinus dan cemara, serta pohon puspa dengan bunganya yang bertebaran di tanah.
3. Asak-usul Nama
Nama “Nagara Padang” terdiri dari kata “Nagara” yang berarti wilayah dan kata “Padang” memiliki makna tempat yang luas atau terang. Dengan demikian, secara utuh, Nagara Padang bisa diartikan sebagai suatu tempat atau gunung yang mampu memberikan pencerahan atau cahaya kepada yang mengunjunginya atau masyarakat di sekitarnya.
Advertisement
4. Ada Padepokan
Di Kampung Tutugan, Desa Rawabogo, dekat dari situs Gunung Nagara Padang, terdapat sebuah padepokan, dikenal dengan nama Padepokan Kasepuhan Ajar Padang, yang bergerak secara aktif melestarikan dan merawat lingkungan serta kebudayaan. Padepokan ini dipimpin Abah Undang, yang juga sesepuh masyarakat Kampung Tutugan. Abah adalah keturunan dari perintis Kampung Tutugan.
Padepokan Kasepuhan Ajar Padang juga menjadi penggerak dan pelaksana upacara adat “Miasih Ka Bumi”, yang dlakukan rutin satu tahun sekali di lokasi kaki gunung dan Situs Gunung Nagara Padang.
5. Terdapat 17 Situs Batu
Terdapat 17 situs batu yang terbagi menjadi tiga bagian yang mencerminkan tiga masa kehidupan manusia, yakni anak-anak, remaja atau pencarian jati diri, dan masa kebijaksanaan sebagai persiapan menghadapi kehidupan berikutnya. Pun ada tujuh lawang atau gerbang kehidupan yang dilewati di Situs Gunung Nagara Padang ini. Apabila Anda ingin menyusurinya, perjalanan dapat diawali dari mata air Cikahuripan. Tempat ini adalah simbol bahwa untuk memulai setiap perjalanan hidup, Anda harus membersihkan diri terlebih dahulu.
6. Puncak Manik Sebagai Titik Tertinggi
Puncak Manik merupakan tempat tertinggi dari semua situs di Gunung Nagara Padang. Lokasinya berupa lapangan cukup luas yang dibatasi oleh batu-batuan dengan ukuran besar. Di ujung lapangan, terdapat “areuy batas”, atau akar lilit yang menjuntai berbelit-belit. Katanya areuy atau akar lilit ini adalah batas dari rangkaian situsnya.
Sebagai rangkaian situs spiritual, tentu saja banyak mitos-mitos yang melengkapi keberadaan Gunung Nagara Padang. Hal ini tampaknya cukup membuat beberapa calon wisatawan berpikir dua kali sebelum berangkat ke sana. Ada kekhawatiran serta ketakutan menemui hal-hal yang tak lazim atau berbau mistis di sana.
Padahal bukan demikian, kegiatan wisata spiritual di tempat ini pada kenyataannya tetap bisa berjalan berdampingan dan selaras dengan kegiatan wisata populer yang dilakukan masyarakat umum. Saling menghormati dan bertegur sapa di antara wisatawan spiritual dan wisatawan biasa, terjadi di sini. Tak ada alasan untuk merasa sungkan atau rikuh untuk menikmati keindahan alam Gunung Nagara Padang Ciwidey ini.
Advertisement