6 Fakta Menarik Gunung Gegerpulus di Bandung yang Terkenal dengan Wisata Curug Sawer

Liputan6.com, Jakarta Gunung Gegerpulus berlokasi di sebelah barat daya pusat Kota Bandung, dengan jarak sekitar 17 kilometer. Waktu tempuhnya cukup singkat, sekitar satu jam atau satu setengah jam saja dengan kendaraan roda dua atau empat.

Area Gunung Gegerpulus terletak di dua desa, yakni Desa Cililin dan Desa Batulayang. Kedua desa ini termasuk wilayah Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

Bagian gunung yang termasuk wilayah Desa Batulayang, tepatnya Kampung Cikakak dan Pasirnangka merupakan lereng dan kaki gunung sebelah selatan. Adapun yang termasuk Desa Cililin, tepatnya Kampung Jati Radio, Kampung Kaum, dan Pasirmeong, adalah kaki dan lereng sebelah utara.

Mengutip dari laman Bandung Bergerak, Rabu, 5 Februari 2025, puncak Gunung Gegerpulus berada di perbatasan kedua desa tersebut. Ketinggian puncaknya adalah 897 meter di atas permukaan laut (mdpl), berdasarkan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI).

Masih banyak hal mengenai Gunung Gegerpulus selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Gegerpulus yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Akses Menuju Lokasi 

Untuk sampai ke Gunung Gegerpulus dari Kota Bandung, arahkan kendaraan ka arah barat menuju Cipatik, lalu melaju ke arah Alun-alun Cililin. Dari alun-alun, sudah terlihat dengan jelas penampakan Gunung Gegerpulus.

Sebagai rekomendasi tambahan, ada baiknya kita mengunjungi Gunung Gegerpulus sekaligus menyambangi wisata air terjun di Curug Sawer. Petunjuk arah ke Gunung Gegerpulus bisa juga didapatkan secara daring dengan kata kunci "Curug Sawer Cililin" atau "Gunung Gegerpulus Cililin" di mesin pencari. 

Terdapat beberapa perkampungan di kaki Gunung Gegerpulus. Salah satunya kampung Jati Radio yang mulanya, nama kampung ini adalah Kampung Jati.

Lantaran keberadaan sebuah bangunan bekas operasional radio zaman dahulu, kampung ini pun dikenal dengan sebutan Kampung Jati Radio. Usia bangunan bekas stasiun radio yang terletak di dekat Markas Koramil Cililin sudah lebih dari seratus tahun.

Ketika diresmikan pada 1914, stasiun ini hanya sanggup melayani keperluan telepon saja. Baru pada tahun 1924, bisa dilakukan penyiaran radio. Nama gedungnya juga berubah dari Telefoenken menjadi NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij) atau Maskapai Siaran Radio Hindia-Belanda.

Sekarang bangunan ini sudah termasuk ke dalam kategori Bangunan Cagar Budaya sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Papan informasi mengenai hal ini pun sudah terpasang di dekat pintu depan gedung.

Bagian dalam gedung bekas stasiun radio NIROM sudah dicat ulang, dan kini lebih terlihat terawat. Tiang-tiang penyangga berukuran besar, serta kayu-kayu di bagian atap tampak bersih dan rapi.

Di Gunung Gegerpulus, terdapat wisata air terjun Curug Sawer. Air terjunnya memiliki ketinggian yang tidak terlalu menjulang. Letak gerbang wisatanya sekitar 150 meter dari bangunan bekas radio, sedangkan curugnya berjarak sekitar 300 meter dari gerbang.

Berjalan kaki dari gerbang menuju Curug Sawer sangatlah menyenangkan. Kerimbunan pohon yang meneduhi jalan, pemandangan hutan pinus, serta aliran sungai seakan menemani kaki melangkah.

Menjelang memasuki jalan setapak menuju air terjun, terdapat plang penunjuk arah yang dipasang pada sebatang pohon, berbentuk tanda panah, dengan tulisan “Curug Sawer”. Disebutkan bahwa pada musim hujan, biasanya air di curug akan melimpah dan berwarna kecoklatan. Namun, jika kita datang ketika hari tidak hujan, kondisi air curug relatif tenang dan jernih.

4. Setelah ke Curug Sawer Bisa Langsung ke Puncak

Pendakian menuju puncak Gunung Gegerpulus bisa dilakukan dari kawasan wisata Curug Sawer. Jadi, pendaki tidak perlu berpindah tempat parkir. Tetapi, Anda bisa juga memulai pendakian dari Kampung Jati Radio atau Kampung Pasirmeong.

Jalur pendakian dapat dikatakan 80 persennya berupa perkebunan. Di perjalanan akan ditemui kebun pisang, sayuran, dan lainnya. Beberapa kali juga pendakian akan melintasi rumpun bambu.

Di puncak Gunung Gegerpulus, terdapat sebuah menara. Menara ini milik PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang berfungsi sebagai repeater atau penguat sinyal. Menurut Abah Eman, seorang warga yang ditemui, menara ini dibuat bersamaan dengan pembangunan Bendungan Saguling, yaitu sekitar tahun 1984 atau 1985. Di salah satu tiang beton menaranya, ada tulisan angka 1984-8.

Sekitar 100 meter ke arah selatan dari menara, ada makam atau petilasan. Warga mempercayainya sebagai makam atau petilasan Eyang Geger Malela, seorang karuhun atau tokoh yang berperan menyebarkan ajaran agama dan cara bermasyarakat yang baik. Terdapat pula sebuah patok beton setinggi 60 sentimeter di dekat makam sebagai penanda titik puncak Gunung Gegerpulus.

6. Pemandangan dari Atas Puncak

Dari kerimbunan puncak, kita bisa melihat dengan jelas permukaan air Danau Saguling dan beberapa tempat keramaian, misalnya Alun-alun Cililin dan Pasar Cililin. Jika cuaca sedang cerah dan langit berwarna biru, pemandangan yang terlihat akan sangat memikat dan segala lelah selama perjalanan terbayarkan.