Terima Paket Diduga Bom, Tarso Dilarang Masuk Markas Gusdurian

Muhaimin, satpam yang bekerja di bekas kantor PKB itu menuturkan, larangan Tarso masuk ke markas Gus Dur hanya sementara.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 11 Apr 2014, 11:21 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2014, 11:21 WIB
Ciri-ciri Paket Diduga Berisi Bom di Kantor Gusdurian
Paket itu pertama kali diterima oleh petugas satpam gedung bekas mantan Presiden Abdurrahman Wahid.

Liputan6.com, Jakarta - Tarso Ngudi Nugroho menerima paket mencurigakan pada Kamis. Paket tersebut dikirim ke alamat bekas Kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Kalibata. Atas kejadian tersebut, Tarso sementara ini dilarang masuk ke markas yang berdampingan dengan Taman Makam Kalibata itu.

"Untuk sementara ini, nggak boleh masuk dulu. Kalau gini kan sudah mencoreng teman-teman juga," ujar Muhaimin, satpam yang bekerja di bekas Kantor PKB saat ditemui Liputan6.com di Kalibata, Jakarta, Jumat (11/4/2014).

Muhaimin mengaku, terakhir bertemu Tarso Kamis malam di kantor polisi. Kini ia tak tahu keberadaan Tarso. Namun, bila Tarso menampakkan diri di Markas Gus Dur, ia tak akan mengizinkan masuk. "Saya larang masuk," katanya.

Pria yang sudah menjaga markas Gus Dur sejak 1999 itu menjelaskan, kini situasi di markas Gus Dur sudah tenang dan berjalan seperti biasa. Tapi pengawasan ditingkatkan. Misalnya, pintu gerbang yang biasanya terbuka, sekarang digembok.

Pribadi Tarso tak diketahui secara jelas oleh Muhaimin. Ia hanya seorang Gus Durian yang gemar berkumpul. "Tarso itu bukan orang sini. Dia juga bukan karyawan sini. Dia cuma suka main, kumpul-kumpul, dan kenal orang di sini," ujar Muhaimin.

Muhaimin mengatakan, paket mencurigakan sudah ia terima sejak Selasa 8 April lalu. Saat itu bertepatan dengan konferensi pers yang dilakukan keluarga mendiang mantan presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Mereka melaporkan PKB yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Cak Imin dinilai melanggar instruksi Gus Dur semasa menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB. Karena menggunakan foto Gus Dur tanpa izin keluarga.

Paket yang ditujukan kepada Tarso itu berlapis koran yang direkat menggunakan lakban. Tampak juga potongan plastik yang membungkus sebagian bungkusan itu. Selain itu, ada 25 paku dan bubuk mesiu.

Seorang warga sekitar yang berada di lokasi menuturkan, paket itu berisi mercon, kabel, dan surat ancaman bertuliskan 'Jangan kau rusak PKB hanya karena kalian tidak mendapatkan posisi'. Paket itu ternyata sudah berada di lokasi sejak 2 hari yang lalu.

Peristiwa ini memaksa petugas Gegana Polda Metro Jaya mengamankan paket itu. Belum diketahui siapa pelaku utama kejadian ini. Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus ini.

(Shinta Sinaga)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya