Foto dan Pesan Singkat Provokatif Menyebar di Sorong

Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian meminta warga setempat tidak mempercayai isu provokatif tersebut, sebab tidak benar.

oleh Katharina Janur diperbarui 22 Apr 2014, 16:04 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2014, 16:04 WIB
bentrok

Liputan6.com, Jayapura - Pesan singkat pendek melalui telepon genggam dan BlackBerry Messanger yang diduga berisi isu provokatif, beredar di tengah warga Kota Sorong, Papua Barat. Isu provokatif tersebut juga dilengkapi sejumlah foto kekerasan, tentang korban bentrokan warga kedua kelompok yang terjadi Senin 21 April kemarin.

Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian meminta warga setempat tidak mempercayai isu provokatif tersebut karena isinya tidak benar. Data di lapangan yang diperoleh malah menyebutkan, situasi Kota Sorong sudah mulai kondusif. Kendati, ratusan polisi dan TNI masih bersiaga di sejumlah titik rawan antar kedua kelompok itu.

"Ada 1 warga kena tembak di bagian kaki. Ada dugaan korban tersebut melakukan pembakaran dan aparat sempat mengeluarkan gas air mata untuk menghalau massa. Namun tidak diindahkan, sehingga polisi terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah kakinya. Kemudian ada anggota TNI yang menjadi korban kerusuhan, serta Kapolres Sorong juga kena lemparan batu,” kata Tito di Jayapura, Papua, Selasa (22/4/2014).

Menurut Tito, hingga saat ini sejumlah pimpinan TNI, Polri, Muspida Sorong, bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Antar Suku di Sorong telah membuat pernyataan bersama. Pernyataan tersebut untuk perdamaian kedua pihak.

"Hari ini FKUB dan Forum Antar Suku juga masih melakukan imbaun kedua belah pihak, untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi," pungkas Tito.

Situasi di Sorong mencekam sejak Senin 21 April siang. Hal ini buntut adanya bentrokan 2 warga Jalan Ahmad Yani dan warga permukiman di Jalan Jeruk, Sorong.

Dandim Sorong Letkol Rahman Yadi mengatakan, pemicu bentrok diduga akibat pengaruh minuman keras. Sekitar pukul 05.30 WIT, pelaku -- yang hingga kini belum diketahui identitasnya itu -- memukul Haji Soleh Johar, yang kala itu baru pulang dari tempat ibadah.

Akibat pemukulan ini, massa pendukung Haji Soleh yang berjumlah sekitar 500 orang mencari pelaku, yang diduga bertempat tinggal di Kompleks Yohan. Namun massa dari Kompleks Yohan juga telah bersiap dengan senjata tajam.

"Danrem 171/PVT, Brigjen TNI Joko Subandrio juga sempat menenangkan massa. Namun tetap tak didengar. Bentrok pun tak dapat dihindarkan," kata Rahman ketika dihubungi Liputan6.com, Senin 21 April kemarin.

Akibat bentrokan ini, 2 sepeda motor dan 1 kendaraan dinas milik Polres Sorong dibakar. Sebuah rumah dekat SD YPK di Jalan Manggis juga ikut dibakar massa. Tak warga warga sipil, akibat bentrokan itu 1 anggota Kodim juga terkena panah di bagian paha kiri, dan kaki kanan. Begitu pun Kapolres Sorong, juga terkena lemparan batu. (Yus Ariyanto)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya