2 Anggota TNI Tertembak Saat Patroli di Puncak Jaya Papua

2 Anggota Pos Pengamanan Yonif 751/Vira Jaya Sakti tertembak kelompok sipil bersenjata di sekitar Gurage, Puncak Jaya, Papua.

oleh Katharina Janur diperbarui 25 Apr 2014, 16:04 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2014, 16:04 WIB
TNI_20140425
Foto Ilustrasi (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jayapura - 2 Anggota Pos Pengamanan Batalyon Infanteri 751/Vira Jaya Sakti, Sersan Dua Polang Harahap dan Sersan Dua Rahman Hakim tertembak oleh kelompok sipil bersenjata di sekitar Gurage, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, sekitar pukul 13.45 WIT.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Arh Rikas Hidayatullah, mengatakan, korban atas nama Polang tertembak pada bagian pelipis mata dan Rahman tertembak pada bagian bahu bagian kanan.

"Saat ini kedua korban sedang dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia. Kami juga melakukan pengejaran di sekitar lokasi ke arah tembakan berasal," jelasnya di Jayapura, Papua, Jumat (25/4/2014).

Penembakan terjadi di saat anggota TNI sedang melaksanakan patroli rutin di sekitar pos. Tiba-tiba mereka dihadang dan ditembak sekelompok orang yang muncul dari semak belukar. Anggota TNI berupaya membalas, sehingga sempat terjadi baku tembak selama beberapa waktu.

"Pos TNI Gurage diserang sekelompok orang dengan tembakan itu. Kami belum mendapatkan informasi, apakah dari kelompok mereka ada yang tertembak atau tidak. Kami minta anggota kami untuk meningkatkan kewaspadaan," jelas Rikas.

Baku tembak antara kelompok sipil bersenjata dengan aparat keamanan juga terjadi di perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Sabtu 5 April lalu. Baku tembak terjadi antara sekitar 40 orang kelompok sipil bersenjata laras panjang dan berpakaian loreng.

Akibat penembakan tersebut Kapolres Jayapura AKBP Alfred Papare dan satu anggota Kodim 1701/Jayapura, Tukino terkena serpihan kaca.

Tak hanya itu, 6 wartawan yang kesehariannya bertugas di Jayapura, juga dievakuasi ke Koramil Muara Tami, pascabaku tembak aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata.

Wartawan yang hendak meliput pencoblosan di Vanimo, Papua Nugini, terpaksa tertahan di Koramil Muara Tami karena situasi tidak memungkinkan untuk dilakukan penyeberangan ke wilayah negara tetangga itu.

Menurut wartawan yang ikut dalam rombongan peliputan tersebut, sejak pagi di pagar perbatasan Papua dan Papua Nugini di daerah Wutung sudah terjadi pemalangan dan pembakaran.

Bendera Merah Putih di sekitar menara perbatasan Papua dan Papua Nugini diturunkan dan digantikan dengan bendera Bintang Kejora dan bendera PBB.  (Yus Ariyanto)


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya