Liputan6.com, Surabaya - Lokalisasi Dolly dan Jarak di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang sudah dideklarasikan tutup pada Rabu malam lalu, pada Kamis malam masih tetap beroperasi seperti biasanya. Bagi mereka yang sehari-hari menggantungkan hidup di tempat ini, deklarasi penutupan tak ada artinya.
"Deklarasi itu tidak ada dasar hukum. Tapi kalau mengeluarkan SK, nanti saya akan pelajari untuk mengajukan gugatan hukum," kata Koordinator Barisan Bintang Merah, Saputro alias Pokemon di kawasan Dolly, Kamis malam 19 Juni 2014.
Menurut dia, pihaknya akan terus melawan sampai hak-hak kemanusiaan berupa hak ekonomi dan hak hidup sejahtera terpenuhi. Mereka juga sudah menyiapkan gugatan hukum bila deklarasi penutupan Dolly disertai dengan Surat Keputusan Walikota Surabaya.
Massa Barisan Bintang Muda ini mengancam akan tetap menutup akses masuk ke Dolly jika pihak Pemkot Surabaya tetap memaksakan diri menutup lokalisasi Dolly dan Jarak.
"Untuk sementara kami blokade di sekitar sini dulu, tapi kalau tetap ditutup, maka kami akan blokade semua akses masuk Surabaya," jelasnya.
Terkait pelaksanaan deklarasi penutupan di Islamic Centre, Ketua RT5 RW6 Kelurahan Putat Jaya, Supeno, mengatakan pihaknya akan segera mencari data sejumlah PSK dan mucikari yang terlibat deklarasi penutupan.
"Kami akan cari, siapa PSK dan mucikari yang ikut deklarasi, karena kemarin malam sudah dirapatkan dan sepakat seluruh warga tidak akan menghadiri undangan dan tetap bersikap menolak penutupan dan telah dibuktikan dengan tak satupun warga kami keluar dari lokasi ini," ucapnya.
Sementara di sekitar lokalisasi Dolly tampak sejumlah warga, PSK, dan mucikari tetap siaga dan terus memantau tamu asing yang datang ke wilayahnya karena khawatir masuknya gerakan dari kelompok tertentu yang datang tiba-tiba.
Tidak hanya itu, sebagai ungkapan rasa syukur atas kegigihan perlawanannya, warga akan mengadakan tasyakuran untuk menandai bahwa usaha lokalisasinya tetap dibuka seperti biasa.
Sementara itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini memastikan aktivitas prostitusi di Dolly dan Jarak tidak ada lagi. Pernyataan ini menyusul deklarasi penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu.
Menurut dia, jika tetap beroperasi maka Pemkot Surabaya akan bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Misalnya, kalau ada kasus trafficking, maka polisi harus bergerak menangkap para pelaku.
Risma telah meminta kepada petugas kepolisian agar menindak tegas bila masih ada yang tetap beroperasi. "Sebelum puasa dana kompensasi diberikan, setelah Lebaran nanti tidak ada aktivitas prostitusi sama sekali," katanya. (Ant)
Meski Telah Ditutup, Dolly dan Jarak Tetap Menggeliat
Sejumlah warga, PSK, dan mucikari tetap siaga dan terus memantau tamu asing yang datang ke wilayah Dolly dan Jarak.
Diperbarui 20 Jun 2014, 05:51 WIBDiterbitkan 20 Jun 2014, 05:51 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apple Angkut 600 Ton iPhone dari India untuk Hindari Tarif Trump
Kios Obat Keras Berkedok Jual Aksesoris Handphone di Bandung Digerebek, 2 Orang Ditangkap
Terapkan Frugal Living Sesuai Ekonomi Syariah: Hemat atau Pelit?
Cek Fakta: Tidak Benar Video yang Diklaim Seorang Pria Diterkam Harimau di Alas Baluran Situbondo
XRP to The Moon? Standard Chartered Prediksi Harga Bakal Naik 500%
Andre Onana Berulah Lagi, Manchester United Siapkan Kiper Belanda Sebagai Pengganti
Ketua Dewan Pers Apresiasi Kinerja Pengamanan Mudik Lebaran 2025
NewJeans Sapa Bunnies untuk Pertama Kalinya Setelah Hiatus, Nangis karena Surat Penggemar
Mengenal 11 Penyebab Kolesterol Tinggi, Ternyata Tak Cuma Dari Makanan
Mitigasi Dampak Tarif Resiprokal AS, OJK Dukung Langkah Strategis yang Diambil Pemerintah
IHSG Menguat Terbatas, Saham WIFI Melonjak 13,64%
Laris Manis Saat Libur Lebaran, Warung Legendaris di Pasar Beringharjo Ini Semakin Berkembang Diberdayakan BRI