Liputan6.com, Jakarta - Persoalan percepatan Munas Golkar untuk memilih ketua umum baru masih menyisakan pro dan kontra. Kubu Aburizal Bakrie atau Ical menginginkan Munas dilakukan pada 2015, tapi politisi senior Golkar menginginkan sesuai AD/ART yaitu Oktober 2014.
Ketua Pusat Koordinator Eksponen Ormas Tri Karya Golkar (EO-TKG) Zainal Bintang mengatakan, pihaknya akan mengirim surat terakhir ke DPP Golkar sebagai peringatan.
"Pertemuan ini, hari ini kita memenuhi janji surat terakhir ke DPP untuk bentuk panitia Munas pada 15 September," ujar Zainal kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Bila surat terakhir dan pembentukan panitia Munas tidak digubris oleh DPP Golkar, Zainal mengancam akan melakukan gerakan politik. Gerakan itu ialah memberikan mosi tak percaya kepada Ical.
"Artinya dia (Ical) tidak punya itikad baik. Sesuai AD/ART, jabatan ketum dia sampai 8 Oktober, selebihnya tidak legitimate," imbuh dia.
Zainal menambahkan, setelah 8 Oktober, Ical tak punya kekuasaan apa-apa di Golkar. Karena itu, pendiri Golkar Suhardiman akan mengisi jabatan Ketua Umum Golkar sementara.
Ia juga melanjutkan, penundaan Munas disebabkan ada informasi Ical berada di luar negeri, tepatnya di Amerika Serikat hingga Desember.
"Pendiri Golkar masih hidup, Pak Suhardiman. Bukan merebut jabatan ya, tapi mengisi kekosongan kekuasaan di Golkar sampai dibentuk dan diselenggarakan Munas yang sesuai aturan," tandas Zainal.
Baca juga:
Agung Laksono Tersentuh Cambuk Muhaimin PKB untuk Golkar
Advertisement
Priyo Budi Klaim Dapat Restu Ical Jadi Kandidat Ketum Golkar
Pengamat: Ical Digulingkan, Golkar 1.000% Pindah ke Jokowi-JK
(Sss)