KJP Bakal Digunakan Secara Debet, Tak Bisa Diuangkan

Untuk menghindari penyalahgunaan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengkaji penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) secara non-tunai.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 16 Sep 2014, 13:38 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2014, 13:38 WIB
Survei ICW: Urus KJP, Oknum Sekolah Pungut Biaya Rp 50 ribu
KJP (Antaranews)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menghindari penyalahgunaan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengkaji penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) secara non-tunai. Siswa tidak dibolehkan menarik tunai melalui ATM, melainkan langsung menggunakannya membayar secara debet.

Menurut Kadisdik DKI Jakarta Lasro Marbun, sistem debet KJP nantinya menggunakan basis data dari sekolah melalui sistem IT. "Sehingga pembayaran tahun depan bisa pakai non-tunai atau menunggu persiapan setahun," ujar Lasro di Balaikota, Jakarta, Selasa (16/9/2014).

Dengan menggunakan sistem debet atau non-tunai, maka pengguna KJP dapat membeli buku atau peralatan sekolah di toko buku yang sudah ditentukan Pemprov DKI Jakarta. Seperti Gramedia atau pameran buku (book fair) yang digelar pemerintah Jakarta tiap tahunnya.

"Kalau belanja di luar sekolah selain itu, akan diblok,"ucap Lasro.

Lasro mengatakan, pihaknya juga akan mengadakan kerja sama dengan pihak swasta, seperti toko buku dan alat sekolah terkait penggunaan dana KJP. Ini untuk memudahkan pengontrolan terhadap penggunaan dana KJP.

Tak hanya itu, kerja sama dengan percetakan untuk penggunaan dana KJP juga akan dijalin. Namun, untuk menghindari adanya monopoli, maka pihak Dinas Pendidikan sedang mengkajinya.

"Bagaimana pengadaan buku-buku supaya bisa terkontrol pengeluarannya. Sehingga duit tidak selalu digunakan untuk keperluan lain," tandas Lasro. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya