Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, Provinsi Jambi akan segera menyelenggarakan Festival Kota Minyak Bajubang di Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari pada 9 sampai dengan 11 November 2023.
Penyelenggaraan festival tersebut menjadi bagian dari rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 karena sejarah penting bagi perkembangan kebudayaan yang terjadi sejak pertama kali ditemukannya tambang minyak di Bajubang.
Menurut Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek Ahmad Mahendra, Kenduri Swarnabhumi 2023 adalah upaya memperkuat kapasitas pegiat dan komunitas budaya lokal, khususnya di Jambi dan Sumatera Barat.
Advertisement
"Penyelenggaraan kegiatan kebudayaan seperti Festival Kota Minyak Bajubang menjadi salah satu fokus persiapan rangkaian Kenduri Swarnabhumi tahun 2023," ujar Mahendra dalam keterangan tertulis, Jumat (13/10/2023).
Dia menjelaskan, Kenduri Swarnabhumi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hubungan kebudayaan dan pelestarian lingkungan sungai Batanghari dan sebaliknya yakni masa depan sungai terhadap kebudayaan yang lebih maju.
"Untuk itu, diperlukan pendampingan peningkatan kapasitas SDM untuk penyelenggaraan kegiatan kebudayaan, salah satunya penyelenggaraan workshop tata kelola Festival Kota Minyak Bujang," ucap Mahendra.
Ia berharap, dengan adanya peningkatan kapasitas ini dapat memberikan manfaat untuk komunitas dan pelaku budaya agar penyelenggarakan kegiatan kebudayaan ke depannya bisa lebih baik lagi, lebih tertata, bahkan dapat setara dengan penyelenggaraan event skala nasional.
Workshop Tata Kelola Festival
Sebelumnya, Kemendikbudristek bersama Pemkab Batanghari telah melaksanakan workshop tata kelola festival pada 9 sampai dengan 10 Oktober 2023.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Batanghari M Ridwan Noor mengatakan, melalui workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas anak-anak muda dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan budaya, komunitas-komunitas terlibat serta dinas yang mendukung pelaksanaan festival.
"Melalui workshop ini, ke depan kita dapat menyelenggarakan festival yang lebih baik lagi," ucap Ridwan saat membuka kegiatan worskop.
Dia menyampaikan, Bupati Batanghari berharap Festival Kota Minyak Bajubang dapat menjadi event tahunan dan menginginkan sanggar serta komunitas berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kebudayaan agar dapat terasa dampaknya dan memberikan kesejahteraan.
"Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung Festival Kota Minyak Bajubang, terutama dari Kemendikbudristek yang mempercayakan Kabupaten Batanghari menjadi lokasi penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi maupun Ekspedisi Batanghari," jelas Ridwan.
Advertisement
Bisa Perluas Jaringan
Sementara itu, Pamong Budaya Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Meta Ambar Pana menyebut, selain mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan kapasitas para peserta, dalam workshop tersebut sekaligus mendapatkan kesempatan dalam memperluas jejaring di antara para pelaku budaya.
Workhsop Tata Kelola Festival Kota Minyak Bajubang menghadirkan pemateri yaitu Panel Ahli Indonesiana Ade Tanesia Pandjaitan untuk materi tata kelola festival dan Rudi Heru Suteja untuk materi tata artistik dan produksi.
Sementara itu, para peserta workshop terdiri dari beberapa perwakilan komunitas yang dirangkul dalam satu tim kerja antara lain Batang Hari Heritage, Liuk Rengkuh, Bungo Serangkai, Selaras Sekato, dan Buana Patra.
Dalam worshop tersebut, para peserta sangat antusias mengikuti jalannya acara. Banyak ilmu dan wawasan bisa diambil dari materi yang diberikan sehingga diskusi berjalan intensif dari hari pertama hingga selesai kegiatan.
Festival Kota Minyak Bajubang diusulkan sebagai rangkaian Kenduri Swarnabhumi didasari oleh cerita sejarah yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan yang terjadi semenjak pertama kali ditemukannya tambang minyak di Kabupaten Batanghari yaitu di Bajubang. Kala itu Bajubang disebut sebagai 'desa metropolitan' selama hampir 90 tahun.
Berbagai fasilitas mewah dan lengkap seperti bioskop, rumah sakit, sekolah mulai dari SD hingga SMA, kolam renang dan fasilitas olah raga lain, hingga lapangan golf tersedia disini. Bahkan rumah sakit di Bajubang adalah rumah sakit terlengkap yang menjadi rujukan dari berbagai rumah sakit di Jambi kala itu dalam penanganan medis lanjutan.
Sejarah panjang Bajubang sebagai lokasi eksplorasi minyak bumi yang menjadi magnet perusahaan minyak Belanda dan Amerika menjadi menarik karena terjadi akulturasi budaya antara pendatang dan warga asli Bajubang sendiri.
Perkembangan pesat kala itu manjadikan Bajubang memiliki banyak bangunan berarsitektur Belanda yang dibuat untuk perkantoran, pemukiman, maupun fasilitas penunjang lainnya, bahkan menjadi pusat kebugaran terlengkap di Jambi.