Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan sidang paripurna Popong Otje Djundjunan kebingungan mencari palu yang tiba-tiba menghilang di tengah rusuh anggota DPR. Saat itu para anggota dewan tengah menentukan pimpinan DPR periode 2014-2019.
Kebingungan Popong tak berlangsung lama, karena palu tersebut akhirnya ditemukan kembali. Namun diduga ada motif tersembunyi di balik hilangnya palu Popong itu.
Apa motifnya?
"Motifnya supaya keputusan yang dibuat secara sepihak, supaya (menjadi) musyawarah," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (2/10/2014). Dia mengatakan, kehilangan palu ini merupakan yang pertama kali terjadi.
Pemilihan pemimpin DPR periode ini berbeda dengan sebelumnya. Kali ini, kursi pimpinan ditentukan dalam sistem paket, seperti tercantum pada Undang-undang MPR/DPR/DPD/DPRD (UU MD3). Namun paket pimpinan yang diajukan pada paripurna kemarin berasal dari Koalisi Merah Putih.
Sementara PDIP, PKB, Partai Hanura, dan Partai Nasdem tak bisa mengajukan paket pimpinan lantaran jumlah minimal parpol sebanyak 5 tak terpenuhi.
Lalu siapa pelaku penghilang palu Popong?
"Itu mungkin pihak yang kalah, merasa ini satu-satunya pilihan," tutur dia.
Apalagi, Indria mengatakan, sidang paripurna yang berlangsung hingga dini hari tadi tak netral. Itu lantaran pemimpin sidang yang merupakan anggota tertua dan termuda DPR berasal dari partai KMP. Sehingga ide untuk menghilangkan palu pun terbersit.
"Mestinya kalau orang dari luar melihat pimpinan sidang harus netral dan tak memihak, kebetulan yang tertua dan termuda itu dari Koalisi Merah Putih (KMP), jadi mereka (pimpinan sidang) mau tak mau ikut partainya" tandas Indria.
Pimpinan anggota tertua DPR kemarin berasal dari Partai Golkar, Popong Otje Djundjunan. Sementara yang termuda berasal dari Partai Gerindra, Ade Rezki Pratama.
Sebelumnya, sejumlah anggota DPR menyambangi meja pimpinan sidang karena memprotes sejumlah hal. Di antaranya soal skors sidang, interupsi tak digubris, dan sejumlah permintaan apakah ingin melanjutkan sidang malam ini atau ditunda menjadi besok.
Ketika itu, pimpinan sidang Popong mencari palu yang ternyata menghilang.
"Mana paluna euweuh (di mana palunya tidak ada)," ujar politisi senior yang akrab disapa Ceu Popong itu dengan bahasa Sunda di Ruang Sidang DPR, Rabu (1/10/2014) menjelang tengah malam.
Siapa Penghilang Palu Ceu Popong Saat Paripurna DPR?
Pimpinan sidang paripurna Popong Otje Djundjunan kebingungan mencari palu yang tiba-tiba menghilang di tengah rusuh anggota DPR.
diperbarui 02 Okt 2014, 10:17 WIBDiterbitkan 02 Okt 2014, 10:17 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Habiburokhman DPR soal Isu Partai Cokelat di Pilkada 2024: Tidak Mungkin Polri Dukung Kubu Tertentu
Bek Andalan Liverpool Makin Frustrasi Jelang Laga Penting Lawan Manchester City
Top 3 Islami: Gus Baha Ungkap Cara Agar Senang dan Nyaman Beribadah, Kisah Santri Tak Sadari Kedatangan Nabi Khidir
Cara Mengobati Gondongan dengan Cepat: Panduan Lengkap Mengatasi Penyakit Menular Ini
Cara Masak Sayur Lodeh yang Lezat dan Bergizi, Mudah Dipraktikkan
Cuaca Hari Ini Sabtu 30 November 2024: Jabodetabek Berawan Pagi hingga Malam Hari
BYD Luncurkan Baterai Listrik Baru untuk Mesin KonstruksiĀ
Pengakuan Sopir Pikap Tabrak Bayi hingga Tewas di Jaksel: Lawan Arah Ikuti Google Maps
Membandingkan Return of Investment Bitcoin, Emas, dan IHSG
IHSG Akhir Tahun Berpeluang Tembus 7.300, Saham-Saham Ini Menarik Diburu
Daya Tarik Gubak Hills, Destinasi Menarik untuk Menikmati Pemandangan Kota di Lampung
3 Resep Nasi Goreng Bawang Putih yang Gurih untuk Lengkapi Kumpul Keluarga di Akhir Pekan