Liputan6.com, Jakarta - Jakarta adalah kota yang sibuk. Kota ini memang menjadi tumpuan, tak hanya bagi warga Jakarta tetapi juga warga yang tinggal di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (10/10/2014), tak ayal setiap hari lebih dari 700 ribu kendaraan dari Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi masuk ke ibukota. Kendaraan yang beredar di Jakarta sendiri ada lebih dari 11 juta kendaraan. 98 Persen di antaranya adalah kendaraan pribadi.
Banyaknya pengguna kendaraan pribadi di Jakarta membuat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di ibukota menjadi sangat boros, yakni 9 juta liter per hari.
Advertisement
Besarnya konsumsi BBM membuat negeri ini selalu kesulitan dalam menyediakan BBM bersubsidi. Untuk tahun ini saja konsumsi BBM bersubsidi diprediksi akan melampaui kuota hingga 1,62 juta kiloliter.
Mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi massal pun merupakan keniscayaan dalam menekan konsumsi BBM. Di Jakarta sendiri pembangunan moda transportasi massal terus menggeliat.
Yang sedang berlangsung adalah pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). MRT akan menambah pilihan warga Jabodetabek selain Commuter Line, bus Transjakarta, dan bus kota.
Sejauh ini, jumlah pengguna moda transportasi massal belum menunjukan angka yang menggembirakan. Berdasarkan data Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), pengguna moda transportasi massal baru 14 persen. Hal itu sangat jauh jika dibandingkan dengan pengguna kendaraan pribadi yang mencapai 86 persen.
Memang banyak alasan yang membuat warga enggan beralih ke moda transportasi massal. Alasan itu antara lain ketersediaan unit moda transportasi massal yang tidak sesuai kebutuhan, kurangnya rasa aman dan nyaman, serta tidak terintegrasinya antar moda transportasi massal.
Yanti Astriani adalah potret warga yang mengandalkan moda transportasi massal. Setiap hari warga Tangerang Selatan itu harus berganti kendaraan dan berdesakkan dengan penumpang lainnya untuk bisa sampai di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat.
Setelah menggunakan sepeda motor menuju stasiun, Yanti pun berdesakan dalam Commuter Lline hingga Tanah Abang. Kemudian beralih peron menuju Stasiun Jatinegara. Setelah itu, Yanti masih harus menumpang ojek untuk bisa sampai di kantornya.
Menekan konsumsi BBM merupakan salah satu tantangan yang dihadapi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pembangunan moda transportasi massal pun menjadi salah satu prioritas pemerintahan Jokowi-JK.
Pembangunan itu antara lain akan direalisasikan dengan cara mempercepat pembangunan MRT sehingga bisa digunakan tahun 2017, penggunaan jalur kereta double track, dan penambahan gerbong akan dimaksimalkan. Hal itu pun masih akan ditunjang dengan pembangunan tol laut untuk lalu lintas antarpulau.
Pembangunan moda transportasi massal di Jakarta memang harus ditopang perencanaan matang agar semua warga bisa merasakan manfaatnya dan yang pasti pengguna transportasi pribadi akan berkurang jika transportasi massalnya maksimal. (Ali)
Baca Juga:
Tanggapan Jokowi Soal Ancaman Hashim Akan Hambat Pemerintahannya