Liputan6.com, Jakarta - Rektor baru Universitas Diponegoro (Undip) M Nasir, yang baru akan dilantik pada 18 Desember 2014 mendatang terpilih menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) pada Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Rektor Undip periode 2014-2018 itu adalah mantan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Ia memang banyak memiliki gagasan di bidang riset, terutama di kampus yang akan ia pimpin.
Nasir menyatakan, usai dilantik menjadi Rektor Undip ia akan mengembangkan Undip menuju universitas riset, di antaranya dengan meningkatkan budaya akademik, baik dosen maupun mahasiswa
"Juga mewujudkan good university governance, di mana Undip menjadi salah satu di antara beberapa PTN yang dipersiapkan menjadi PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum). Sedangkan pengembangan kemahasiswaan salah satunya ada komunitas-komunitas penelitian mahasiswa," ujar Nasir.
"Jabatan merupakan amanah tetapi yang terpenting adalah bagaimana upaya kita untuk meningkatkan riset dan pengembangan institusi untuk bisa divisitasi dunia," sambung Nasir.
Pria kelahiran Ngawi, 27 Juni 1960 ini juga dikenal sebagai pakar anggaran. Maka itu ia akan menyajikan paradigma pengelolaan kampus yang bertumpu terhadap pilar kemandirian, akuntabilitas, dan jaminan mutu. Ia menggagas pengelolaan aset terpadu berupa rumah sakit, pusat pelatihan, hingga laboratorium.
Rektor yang dikenal mampu bergaul dengan berbagai lapisan dan struktur organisasi itu pernah meraih gelar di 3 perguruan tinggi bergengsi. Yakni S-1 Undip, S-2 Universitas Gadjah Mada (UGM), dan S-3 University of Sciene Penang Malaysia.
Nasir dikenal dekat dengan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Menakertrans Muhaimin Iskandar. Maka, rekam jejak bapak 4 anak itu di bidang keagamaan juga tak bisa diabaikan. Terutama dalam wadah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Tengah. (Ado)
Menristek M Nasir, Rektor Undip Penggagas Komunitas Penelitian
Pria kelahiran Ngawi, 27 Juni 1960 ini dikenal sebagai pakar anggaran.
diperbarui 26 Okt 2014, 18:12 WIBDiterbitkan 26 Okt 2014, 18:12 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 26 Januari 2025
Penerbangan Maskapai Berbiaya Murah Diperketat Usai Kecelakaan Jeju Air
Poster dan Trailer Film 'Rahasia Rasa' Dirilis, Tayang 20 Februari 2025
Pulangkan Paulus Tannos, KPK Masih Berupaya Penuhi Syarat Ekstradisi
Cerita Imansyah, Pegiat Literasi Asal Cirebon Bangun Rumah Sajak di Bandung
Janda Ditinggal Suami Tak Menikah Lagi Apa Tetap Dapat Pahala Pernikahan? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah
Ketua MPR: Perkembangan IKN Bagus, On The Track
Pesona Lampion Imlek 2025 di Kali Pepe, Destinasi Hiburan dan Wajah Toleransi Masyarakat Solo
Golongan Orang yang Doanya Tidak Akan Pernah Dikabulkan Allah, Ini Penyebabnya Kata UAH
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Tidak Terkalahkan, Jakarta Popsivo Polwan Juara Putaran Pertama
3 Klub Eropa Paling Boros di Bursa Transfer Januari 2025: Manchester United Tak Termasuk
Umbul Mantram, Tradisi Imlek di Solo yang Lahir dari Akulturasi Budaya