Ical dan Priyo Budi Diprediksi Bersaing Ketat di Munas Golkar

Hingga saat ini, Ical dan Priyo memiliki jumlah dukungan pemilik suara di tubuh Golkar dengan selisih yang sangat ketat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 21 Nov 2014, 14:30 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2014, 14:30 WIB
Profil Partai Golkar

Liputan6.com, Jakarta - Musyawarah Nasional (Munas) ke-IX Partai Golkar akan menjadi ajang kompetisi yang ketat antara Aburizal Bakrie atau Ical dengan kader muda partai itu Priyo Budi Santoso, untuk menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar. Hingga saat ini, keduanya memiliki jumlah dukungan pemilik suara dengan selisih yang sangat ketat.

Ketua Umum Satkar Ulama (organisasi sayap Partai Golkar) Ali Yahya mengatakan, sekalipun semua ketua DPD I Golkar menyatakan dukungan kepada Ical, peluang para penantangnya dinilai belum habis.

Hal ini karena pemilik suara riil dalam Munas IX bukan DPD I, tetapi DPD II Golkar yang jumlahnya sekitar 500 DPD II. Sementara DPD I jumlahnya hanya 34 suara. Selain itu, lanjutnya, dalam politik, semua hal bisa berubah dengan cepat.

"Kalau sekarang A, mungkin dalam waktu 10 hari ke depan sudah berubah menjadi B. Politik tidak seperti matematika yang 1 ditambah 1 hasilnya selalu 2," kata Ali Yahya, Jumat (21/11/2014).

Dengan adanya percepatan pelaksanaan munas, Ali Yahya mengakui waktu konsolidasi semakin sempit. Dengan begitu kemungkinan bisa saja akan mengerucutnya jumlah calon ketua umum. Jika sebelumnya ada lebih dari 7 bakal calon ketua umum, maka persaingan akan mengerucut ke calon yang saat ini sudah mendapatkan dukungan tertulis dari pemilik suara.

"Sekarang kan bisa dilihat kalau jumlah dukungan terbanyak di Pak Aburizal dan Priyo Budi Santoso," ungkap dia.

Sebelumnya, Ical maupun Priyo sudah menunjukkan surat dukungan yang berhasil mereka kumpulkan. Ical mengaku sudah mendapat surat resmi dukungan tidak kurang dari 460 suara.

Priyo Budi Santoso juga menunjukkan surat bertanda-tangan ketua dan sekretaris DPD II Golkar pendukungnya, yang berjumlah tidak kurang dari 380 suara. Calon lainnya Agung Laksono juga menyebut mendapat sekitar 285 dukungan suara, dan Agus Gumiwang mengklaim mendapat 175 suara.

Yang jelas, Priyo menegaskan tidak takut dengan adanya rencana percepatan  pelaksanaan Munas Golkar di Bandung. Ia optimistis bisa berkompetisi dengan Ical.

"Dukungan dari pemilik suara kepada saya sangat solid. Saya yakin para pemilik suara dalam munas akan menggunakan hati nuraninya dan berpikir rasional bagi kejayaan Partai Golkar di masa mendatang," ungkap dia.

Priyo yakin para pemilik suara di Munas ke-IX Golkar tidak ingin kegagalan-kegagalan Golkar dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014 terulang lagi.

"Terlebih tantangan Golkar semakin berat karena pileg dan pilpres akan dilakukan secara serentak di 2019. Karena itu dibutuhkan figur yang fresh, energik, dan menjual. Bukan figur yang justru membebani Partai Golkar," ungkap Priyo.

Calon Ketum Golkar lainnya, Agung Laksono menilai tempat penentuan percepatan Munas IX Golkar dan lokasi munas di Bandung sarat rekayasa. Untuk menghadapi praktik tidak fair dan untuk bisa berkompetisi dengan kandidat incumbent, menurutnya, para calon ketum lain akan bekerja sama.

"Kami bertujuh akan berkerja sama dan memunculkan 1 nama. Bisa saya, bisa Pak Priyo atau yang lainnya. Sekarang belum tahu," tegas Agung. (Ado/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya