Demi Jakarta Damai, Demo Diminta Santun dan Solutif

Salah satu kasus kekerasan saat demo yang mencuat adalah aksi protes FPI kepada Ahok.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 23 Nov 2014, 12:28 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2014, 12:28 WIB
FPI Mengamuk, Polisi Dihujani Batu
Massa yang menolak Ahok sebagai gubernur DKI itu tiba-tiba melempar batu, pecahan beling, kotoran hewan, dan kotoran manusia, dan benda lainnya ke polisi yang berjaga, Jakarta, (3/10/14). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Para seniman dan tokoh agama menggelar aksi 'Jaga Jakarta Damai Setiap Hari' sebagai bentuk keprihatinan kepada Ibukota negara yang kian marak dengan kasus kekerasan. Aksi dilakukan saat car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Salah satu kasus kekerasan yang mencuat adalah aksi protes Front Pembela Islam (FPI) kepada Gubernur DKI yang baru dilantik Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Salah satu pemuka agama dari Ketua Remaja Masjid, Zuhdi Mamduhi, mengatakan persoalan penolakan terhadap Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta sah-sah saja. Namun, tetap harus dilakukan dengan santun.

"Menyampaikan aspirasi boleh, tidak ada larangan, tapi harus ada solusi. Penyampaian aspirasinya harus dengan santun dan solutif," ujar Zuhdi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (23/11/2014).

Dia menegaskan, melalui komunikasi yang dilakukan dengan cara yang tepat tentunya aspirasi tersebut dapat diterima dengan baik.

"Kita imbau agar penyampaian demo tetap dengan cara dan akhlak yang baik. Penolakan Ahok, sebenarnya beliau telah resmi jadi gubernur. Saya punya keyakinan, gubernur juga mau ketemu, bicara dengan pendemo, tapi caranya ya harus dengan cara yang tepat. Jangan rusuh," jelas Zuhdi.

Keresahan itu juga dirasakan oleh Komunitas Umat Hindu Jawa yang juga bergabung dalam aksi tersebut. Sebagai bentuk keprihatinan, dia membagikan bunga kamboja kepada warga Jakarta yang menikmati kegiatan car free day di Bundaran HI.
 
"Bunga itu sebagai lambang ketulusan, kita bergerak dari hati kita, seperti orang mencintai pasangannya diartikan dalam bentuk bunga, sebagai pengharum kita melakukan sesuatu harus tulus dan ikhlas," jelas Ketua Komunitas Umat Hindu Jawa, Eko.

Eko menerangkan aksi yang dilakukan Jakarta bisa menular ke daerah lain. "Ini salah satu bentuk komitmen masyarakat demi menguatkan dan menjaga keamanan di Indonesia khususnya di Ibukota," pungkas Eko. (Yus)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya