Korban Hilang Tsunami Aceh Kembali Bersua Orangtua Diklaim Bohong

Pasangan suami istri kembali bertemu dengan 2 anaknya yang mereka kira sudah tiada akibat tsunami Aceh. Tapi salah satu anak diklaim bohong.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 14 Des 2014, 07:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2014, 07:00 WIB
Raudatul dan Arif
Raudatul dan Arif (tengah) yang sebelumnya menghilang 10 tahun akhirnya bertemu keluarga mereka. (News.com.au)

Liputan6.com, Padang Lawas - Pertengahan Agustus 2014 lalu, Septi Rangkuti dan istrinya, Jamaliah sungguh berbahagia. pasangan suami istri itu kembali bertemu 2 anaknya yang mereka kira sudah tiada akibat tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Kedua anak itu, seorang gadis bernama Raudatul (14) dan pemuda bernama Arif (17) kini menjalani hidup bersama keluarganya seperti sedia kala, bersama 2 saudara kandung lainnya, Zaharie (19) dan Jumadil (7), di Padang Lawas, Sumatera Utara.

Raudatul sebelumnya ditemukan di Blang Pidie, sebelah barat daya Aceh. Sedangkan Arif diketahui hidup sebagai gelandangan. Ia sedang mengemis di jalan raya Pyakumbuh, Sumatera Barat saat teridentifikasi keberadaannya, tak lama setelah Raudatul ditemukan.

Namun reuni keluarga itu dinilai bohong. Ada seorang perempuan, Ida Maryam yang mengaku sebagai seorang yang mengenal sosok Raudatul yang sebenarnya.

Menurut Ida, Raudatul bukanlah anak yang hilang akibat tsunami, melainkan anak yatim piatu. Dia menjelaskan, Raudatul sebelumnya tinggal bersama neneknya di Pulau Banyak, Aceh Singkil.

"Dia (Raudatul) bukan korban tsunami. Dia adalah anak yatim piatu dari pasangan suami istri yang tinggal di Pulau Banyak. Dia kemudian tinggal bersama neneknya di Pulau Banyak sebelum akhirnya dibawa saudara saya ke  Aceh," ujar Ida, seperti dimuat News.com.au, Minggu (14/12/2014).

"Neneknya bilang ke kita bahwa dia bukan korban tsunami. Dia punya dua saudara kandung yang hidup bersama neneknya di Pulau Banyak. Saya heran kenapa orang-orang menyebutnya sebagai korban tsunami," imbuh dia.

Dituturkan Ida, pihak keluarga sudah dua kali mendatangi Jamaliah dan Septi untuk membawa Raudatul kembali ke rumah neneknya di Pulau Banyak. Namun pasangan suami istri itu menolak dan menegaskan bahwa Raudatul adalah anak mereka.

Untuk itu, Ida menantang Septi dan Jamaliah melakukan tes DNA demi membuktikan apakah benar Raudatul anak mereka. Jamaliah sebelumnya pernah menyatakan bersedia tes DNA jika ada yang memintanya. Namun kini si ibu tak punya uang untuk melakukan uji tersebut.

Tim News.com.au pun mencoba mendatangi kediaman Septi dan Jamaliah untuk mengonfirmasi klaim tersebut. Jamaliah pun menangis saat menceritakan pertemuan pertama kali dengan Raudatul setelah tak bertemu selama 10 tahun.

"Saya saat itu merasa sangat yakin bahwa dia itu anak saya. Setiap ibu pasti punya naluri soal putrinya. Feeling saya berkata itu putri saya. Kami pun berpelukan dan menangis," ujar Jamaliah.

Raudatul pun saat itu tampak sangat bahagia. "Ini mamak (ibu). Mamak Liah," ujar bocah perempuan itu yang langsung menceritakan bagaimana tsunami memisahkan ia dan Arif.

Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Ritcher (SR) dan smong atau tsunami yang melanda Aceh 10 tahun silam mengakibatkan ratusan ribu jiwa menjadi korban dan ribun lainnya hilang. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya