Titik Bangkai AirAsia Ditandai Penyelam KRI Banda Aceh

Para penyelam sudah menandai titik yang diduga terdapat bangkai AirAsia QZ8501.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 05 Jan 2015, 21:10 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2015, 21:10 WIB
KRI Banda Aceh
Komandan KRI Banda Aceh Letkol Laut Arief Budiman (kanan), Komandan KRI Usman Harun (tengah), dan Kepala Kantor SAR Semarang (biru). (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Para penyelam gabungan telah diterjunkan di titik lokasi yang diduga terdapat bagian besar badan AirAsia QZ8501 kemarin. Namun mereka harus menghentikan kegiatan evakuasi dan pencarian karena kondisi cuaca menjadi kendala penyelaman.

Menurut Komandan KRI Banda Aceh, Letnan Kolonel Laut Arief Budiman, kondisi perairan cukup buruk sehingga membahayakan jiwa para penyelam. Karena itu, KRI Banda Aceh usai menurunkan penyelam, harus mencari bahan bakar dengan cepat.

"Perkembangan terakhir menurunkan tim penyelam. Kendala cuaca gelombang tinggi 3-4 meter kecepatan angin 20-24 knot, arus bawah laut 3-5 knot," kata Arief di KRI Banda Aceh, Senin (5/1/2014).

Arief menuturkan pula, para penyelam sudah menandai titik yang diduga terdapat bangkai AirAsia QZ8501. Penyelaman akan dilakukan sesegera mungkin jika kondisi sudah memungkinkan.

"Titik diduga adalah bangkai pesawat yang disampaikan Kabasarnas (Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo) kemarin, terakhir sudah ditandai para penyelam. Menunggu memungkinkan dilaksanakan penyelaman untuk memastikan apakah benar bangkai pesawat atau bukan. Belum dapat info baru hasilnya," imbuh Arief.

Jumlah tim penyelam, lanjut Arief, ada sebanyak 53 sampai 57 personel. Namun ada 17 tim penyelam yang saat ini berpindah ke Kapal Mahakarya Geo Survey (MGS).

"17 Orang kita tinggal di Geo Survey. Ada beberapa peralatan di sini (KRI Banda Aceh). Maka kita harus cepat," jelas Arief.

Sore tadi KRI Banda Aceh mengisi logistik dan bahan bakar di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Direncanakan paling lambat sekitar pukul 21.00 WIB, kapal bernomor 593 itu akan kembali bertolak ke lokasi evakuasi untuk melanjutkan tugasnya.

Sebelumnya, Arief menjelaskan, KRI Banda Aceh merupakan kapal terbesar yang dikerahkan dan memungkinkan beberapa helikopter mendarat di geladak kapal.

"Peran KRI Banda Aceh sangat penting karena korban yang berhasil dievakuasi menggunakan kapal lain akan ditempatkan di KRI Banda Aceh untuk diambil helikopter. Kita perlu gerak cepat, jenazah sudah hari ke-9. Sudah tidak mungkin dibawa kapal yang butuh waktu 5 jam. Unsur yang menemukan bawa ke kapal ini kemudian dibawa heli," pungkas Arief. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya