Tim DVI Polda Jateng Sulit Kenali Korban Tewas Bus Sang Engon

Faktor kelalaian manusia diduga menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan maut bus Sang Engon.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Feb 2015, 14:11 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2015, 14:11 WIB
(Lip6 Siang) Korban-Kecelakaan
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Semarang - Setelah sekitar 6 jam, baru 2 dari 10 korban tewas kecelakaan rombongan pengajian bus maut Sang Engon atas nama Abdul Ghofur dan Salfiyah dibawa pihak keluarga ke kampung halamannya, Sabtu dini hari tadi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (21/2/2015), suami Salfiah, Hadi yang selamat dalam kecelakaan maut ini turut membawa pulang jenasah istrinya, begitu pula Rukimah adik almarhumah.

Dari 10 korban tewas di RS Bhayangkara baru 6 orang yang berhasil diidentifikasi. Oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Tengah (Jateng) korban tewas lainnya ada di Rumah Sakit Kariadi dan RS Elisabeth.

Proses identifikasi 18 jenasah korban kecelakaan maut bus pariwisata Sang Engon ini terbilang cukup sulit dilakukan. Sebab, korban tak bisa langsung dikenali dari identitasnya. Sementara data keluarga para korban belum seluruhnya masuk ke Posko Antemortem DVI Polda Jawa Tengah.

Faktor kelalaian manusia diduga menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan maut bus Sang Engon. Polisi Satlantas Polrestabes Semarang yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah memastikan bus kelebihan penumpang. Ada 73 penumpang dari kapasitas 52 kursi.

Bus Sang Engon yang mengangkut rombongan pengajian asal Bojonegoro, Jawa Timur ini nyaris tak berbentuk dan beberapa bagian bus terlepas. Kondisi bus menunjukkan betapa kencangnya laju bus sebelum oleng dan terbalik di jalur berlawanan di ruas Tol Lingkar Jangli, Jatingaleh, Semarang.  

Dari 68 penumpang, sebanyak 18 orang dinyatakan tewas akibat kecelakaan maut yang menimpa Bus Pariwisata Sang Engon. (Mar/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya