Jokowi dan Mangkraknya Mimpi 24 Tahun di Tanah Banten

Presiden Jokowi berangkat ke Pandeglang, Banten, pagi ini.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 23 Feb 2015, 11:46 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2015, 11:46 WIB
Minta Masukan soal Hukuman Mati, Jokowi Sambangi Pimpinan Muhammadiyah
Kunjungan Jokowi ke PP Muhammadiyah itu untuk meminta masukan terkait hukuman mati yang akan dijatuhkan kepada 64 pengedar narkotika, Jakarta, Rabu (24/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Pandeglang - Presiden Jokowi berangkat ke Pandeglang, Banten, Senin (23/2/2015) pagi. Di sanalah mimpi yang telah mangkrak selama 24 tahun bakal diwujudkan. Apa itu?

"Saya mau tol jadi, barang-barang (pembangunan) di sini jadi semuanya. Kalau dua-duanya tidak berbarengan akan jadi mimpi selamanya," ucap Jokowi di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten.

Mimpi yang dimaksud yakni pembangunan di kawasan itu. Pemerintah akan segera membangun jalan tol sepanjang 80 kilometer yang menghubungkan Jakarta-Merak. Jalan tol itu diharapkan dapat menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

"Dua-duanya jalan bareng. Perkiraan saya, tolnya ini tiga tahun jadi, karena jaraknya 80 kilometer," tutur dia.

Jokowi pun memberi ultimatum kepada pengelola KEK Tanjung Lesung, Banten West Java (BWJ) yang masih satu grup dengan Jababeka agar proyek yang bernilai Rp 4,83 triliun tersebut tak terbengkalai. Karena telah mangkrak selama 24 tahun.

Akses tol sepanjang 80 kilometer yang akan dibangun tersebut diharapkan dapat menunjang investasi di KEK Tanjung Lesung yang berbasis pariwisata. Sehingga diharapkan dapat menambah pendapatan negara dan daerah setempat.

"Kalau jadi, akan semakin banyak peredaran uangnya di sini, income daerah semakin besar, lapangan pekerjaan juga semakin besar," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan, tak akan langsung mengamini permintaan para investor yang menginginkan insentif. Dia mengaku akan mengkaji terlebih dahulu sejauh mana KEK Tanjung Lesung mampu membangun daerah setempat dan menyumbang pendapatan nasional.

"Mengenai insentif yang diminta oleh investor, insentif fiskal dan non-fiskal, semuanya tidak mungkin diberi, tapi harus kita hitung," tandas Jokowi.

Bagaimana kelanjutan proyek ini ke depannya? Mari kita kawal bersama. (Ndy/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya