Polisi Libatkan Psikolog dalam Penyidikan Wakapolsek Gunungpati

Pemeriksaan urine dilakukan untuk mengetahui keterpengaruhan alkohol maupun narkoba atas sikapnya tersebut.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 13 Mar 2015, 20:48 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2015, 20:48 WIB
Wakapolsek Gunungpati AKP Hadi
Wakapolsek Gunungpati AKP Hadi (istimewa)

Liputan6.com, Semarang - Pemeriksaan terhadap AKP Hadi, Wakapolsek Gunungpati Semarang yang mengamuk di Mapolsek akan melibatkan psikolog. Selain itu, AKP Hadi juga harus menjalani tes urine.

Menurut Kabid Propam Polda Jateng Kombes Pol Hendra Supriyatna, saat diperiksa di ruang Sub Bidang Pengamanan Internal Bidang Propam Polda Jawa Tengah, AKP Hadi sangat labil. Jawaban atas pertanyaan penyidik dijawab asal-asalan sehingga membuat penyidik emosi.

"Akan dites urine, kita juga datangkan psikolog untuk konseling, kenapa punya hobi minum dan melanggar (aturan). Kok sukanya begitu," kata Hendra, Jumat (13/3/2015).

Sedangkan pemeriksaan urine dilakukan untuk mengetahui keterpengaruhan alkohol maupun narkoba atas sikapnya tersebut. "Tes urine tidak selalu narkoba, bisa mirasnya," ucap Hendra.

AKP Hadi saat menjabat Wakapolsek Gunungpati mengamuk di Karaoke Cafe & Resto Kumala Asri dan Mapolsek Gunungpati pada 16 Februari lalu. Di karaoke, ia menyekap 2 SPG dan memukul pegawai karaoke. Sedangkan di Mapolsek, ia nyaris membunuh Kapolsek Gunungpati menggunakan parang.

Ia kemudian masuk dalam daftar pencarian orang di kepolisian. Setelah 23 hari berpindah-pindah tempat persembunyian di Semarang dan Solo, akhirnya Rabu lalu ia menyerahkan diri didampingi istri, anak, dan menantunya.

"Untuk menyerahkan diri itu dia muter-muter, tidak meminta pertimbangan atasan tapi orang lain. Keluarganya mengantar saja, jadi perisai," ujar Hendra.

Hingga saat ini AKP Hadi yang pernah menganiaya PSK karena menolak melayani dengan gratis tahun 2009 dan melepaskan perempuan yang terlibat narkoba di 2012 itu masih terus diperiksa. (Ado/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya